Mohon tunggu...
kamelia nurul arifah
kamelia nurul arifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hemat.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Krisis Keuangan Global: Peran Ekonomi dan Keuangan Syariah

5 Juni 2024   19:46 Diperbarui: 5 Juni 2024   20:42 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Krisis keuangan global merupakan fenomena yang sudah tidak asing dalam Sejarah ekonomi dunia. Salah satu krisis terparah yang bisa kita lihat adalah Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008, Krisi ini dikenal sebagai "ibu dari semua krisis". Kita telah menyaksikan bagaimana ketidakstabilan keuangan dapat mengguncang perekonomian berbagai negara. Dalam konteks ini, ekonomi dan keuangan islam menawarkan alternatif yang menarik untuk mempertahankan stabilitas dan mencegah krisis di masa depan.

Mengapa krisis bisa terjadi?

Krisis keuangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakstabilan pasar, spekulasi berlebihan, atau ketidakseimbangan dalam system keuangan.  Krisi 2008, misalnya, krisis tersebut  berawal dari gelembung perumahan di AS dan praktik kredit subprime. Ketika gelembung ini meledak, berbagai negara ikut merasakan dampaknya, menunjukkan betapa rentannya sistem keuangan global kita.

Prinsip ekonomi Islam: Solusi berkelanjutan

Ekonomi islam memiliki prinsip-prinsip yang mendasar yang menawarkan Solusi untuk mengatasi dan mencegah terjadinya krisis. Salah satu prinsip utamanya adalah larangan riba (bunga). Dengan adanya larangan riba, ekonomi islam menghindari beban hutang yang berlebihan dan risiko gagal bayar yang sering menjadi pemicu krisis.

Selain itu, dengan prinsip keadilan dan keseimbangan dalam transaksi juga dapat mengurangi risiko spekulasi dan gelembung asset. Karena dalam ekonomi islam transaksi harus dilaksanakan dengan adil dan berdasrakan nilai yang sesungguhnya.

Produk keuangan syariah: Stabilitas yang lebih terjamin

Produk keuangan syariah sepert sukuk (obligasi syariah), murabahah (jual beli dengan keuntungan margin yang telah disepakati) dan atau musyarakah (bentuk pembiayaan dalam keuangan syariah yang didasarkan pada konsep kerjasama atau kemitraan) menawarkan alternatif yang lebih stabil dibandingkan dengan produk keuangan konvensional. Sukuk misalnya, karena berdasarkan kepemilikan asset nyata (seperti Gedung atau infrastruktur) risikonya lebih rendah daripada obligasi konvensional yang bergantung pada bunga dan perubahan pasar. Dengan kata lain sukuk lebih stabil karena nilainya berdasarkan pada nilai fisik, sehingga tidak terlalu terpengaruh oleh naik turunnya suku bunga dan fluktuasi pasar yang tidak menentu

Bank syariah: pendekatan yang lebih bijaksana

Bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang menghindari transaksi berbasis bunga dan spekulatif. Karena lebih berfokus pada pendanaan proyek produktif dan pembiayaan mikro membuat bank syariah lebih tahan terhadap guncangan ekonomi. Selain itu, pendekatan berbasis bagi hasil (mudarabah dan musharakah) mendorong pengambilan keputusan yang lebih bijaksana dan pengelolaan risiko yang lebih baik.

Literasi keuangan dan beragamnya ekonomi

Pentingnya literasi keuangan dalam ekonomi Islam tidak bisa diremehkan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip keuangan Islam, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab. Selain itu, ekonomi Islam mendorong berbagai strategi untuk mengurangi risiko dalam melakukan kegiatan ekonomi, yang mengurangi ketergantungan pada sektor keuangan semata dan meningkatkan ketahanan terhadap guncangan eksternal.

Dalam menghadapi krisis keuangan global, ekonomi dan keuangan Islam menawarkan pendekatan yang lebih stabil dan berkelanjutan. Dengan prinsip-prinsip yang mengutamakan keadilan, keseimbangan, dan pembagian risiko, ekonomi Islam dapat berperan penting dalam menciptakan sistem keuangan yang lebih adil dan stabil. Sebagai alternatif yang menarik, ekonomi dan keuangan Islam patut dipertimbangkan dalam upaya kita untuk mencegah krisis di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun