Identitas masa dan ruang mempunyai makna penting dalam permasalahan kebudayaan. Bagi sebuah negara modern seperti Indonesia, bukan hanya berwujud sebuah unit geopolitik semata, namun dalam kenyataannya senantiasa mengandung keragaman kelompok sosial dan sistem budaya yang tercermin pada keanekaragaman kebudayaan suku bangsa.
Melalui perjalanan sejarah, berbagai proses kehidupan manusia telah melahirkan ciri keanekaragaman bentuk budaya. Mencermati sejarah bangsa ini terlihat liku-liku proses yang dilalui menuju satu komunitas yang diidealkan.
Bermodal pada suasana awal hubungan antar kelompok etnis yang tersebar di seluruh kawasan nusantara ini, kendatipun dalam kenyataannya sering diwarnai ketegangan-ketegangan namun cukup kondusif bagi terbangunnya satu komunitas terbayang (Anderson, 1991).
Kenyataan ini juga diperkuat oleh aktivitas silang yang saling mendekatkan di antara berbagai kelompok etnis tersebut, berkat pengaruh persebaran budaya-budaya (agama) besar yang datang ke Indonesia.
Deskripsi untuk merumuskan identitas bangsa Indonesia yang tepat bukanlah pekerjaan mudah. Diakui realitas sosial bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaannya masing-masing. Sejauh ini masih terjadi perbedaan pemahaman dalam mengartikan konsep suku bangsa, sehingga berapakah tepatnya jumlah suku bangsa di Indonesia.
Ada yang mengatakan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 300 suku bangsa (Hildred Geerts, 1981; Poerwanto, 2003), bahkan ada yang menyebutkan jauh lebih banyak dari jumlah tersebut. Melalatoa (1997) mencatat tidak kurang dari 520 suku bangsa di Indonesia dengan berbagai kebudayaannya.
Identitas seseorang ditentukan oleh keanggotaannya di dalam berbagai kesatuan sosial. Seseorang adalah berasal dari suku Bugis dengan kebudayaan Bugisnya, sehingga dapat dikatakan ia mempunyai identitas Bugis, dan demikian seterusnya terhadap suku Dani, Amukme, Tugutil, Jawa, Bali, Manggarai dan lain-lain.
Nasikun (2001:4) dengan menyitir pandangan beberapa ahli ilmu kemasyarakatan bangsa asing yang menganggap semboyan “ Bhineka Tunggal Ika” sesungguhnya masih lebih merupakan suatu cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia daripada sebagai kenyataan yang benar-benar hidup di dalam masyarakat.
Oleh karena itulah memahami kebudayaan Indonesia dari berbagai segi penting artinya dalam rangka menemukan integrasi sebagai unsur penting dalam usaha persatuan bangsa. Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik (lokal) di Indonesia yang memiliki keragaman.
Pantaslah motto “Bhinneka Tunggal Ika” menjadi bingkai dalam memahami isi (nilai) kebudayaan ini. Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting dipupuk rasa persatuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan Indonesia untuk memahaminya lewat pendekatan kebudayaan se-Indonesia.
Remaja Indonesia adalah aset negara sebagai penerus bangsa untuk melanjutkan para pejuang yang telah memerdekakan bangsa indonesia dari para penjajah , maka dari itu sudah tugas penerus bangsa yaitu generasi muda harus dipersiapkan secara matang agar nantinya dapat menjadi pewaris bangsa untuk melanjutkan kemajuan sebuah negara.
Remaja Indonesia yang sekarang ini berlomba lomba dalam dunia pendidikan untuk mempersiapkan masa depannya. Namun kini para generasi muda indonesia kurang menyadari akan tugasnya tersebut kurangnya kesadaran akan hal itu tentunya ada faktor yang melatarbelakangi .
Salah satu contohnya yaitu kemajuan teknologi yang semakin pesat di era globalisasai saat ini .Semakin pesatnya media elektronik yang dengan mudah diakses memberi peluang kebudayaan barat dapat dengan gampangnya masuk ke Indonesia, sehingga mulai mengubah prilaku para muda mudi Indonesia .
Akibat masuknya kebudayaan barat, maka membawa pengaruh bagi Indonesia. Pengaruh itu terdiri dari sisi positif dan sisi negatif. Positifnya yaitu, kreativitas, hidup disiplin inovatif dan berdedikasi luas dan terarah ke kemajuan jaman dan lain-lain.Contoh negatifnya yaitu disalah gunakan untuk melihat video pornografi, membajak akun seseorang, membuat konten yang merugikan orang lain, meniru cara berpakaian yang tidak sesuai dengan tata cara masyarakat.
Dapat kita lihat pengaruh budaya asing sangat banyak pengaruhnya terhadap identitas nasional bangsa Indonesia, maka dari itu sebagai warga negara yang baik harus bijak dalam memilih dan memilah budaya asing mana yang baik dan dapat kita ikuti dan budaya asing mana yang harus kita hindari, karna jiika kita bias memilih mana yang baik mana yang buruk maka kebudayaan asing itulah dapat menurunkan identitas nasional bangsa kita.
Seperti yang kita tahu maka pentingnya filterisasi budaya asing dalam kehidupan sehari hari, karena jika tidak bisa memfilterisasi budaya asing itu dapat menciptakan kurangnya rasa kecintaan terhadap tanah air dan dapat menghilangkan ragam kebudayaan bangsa sendiri . Sebaliknya jika kita bias memfilterisasi budaya itu dengan baik maka kita akan selalu mencintai kebudayaan sendiri dan menjaga identitas nasional bangsa Indonesia tetap terpandang baik dimata semua orang .
Budaya juga menjadi sumber karakteristik bangsa Indonesia, Masyarakat Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak kebudayaan, serta memiliki wilayah yang sangat luas. Wilayah yang luas tersebut menyebabkan interaksi dan integrasi ekonomi sulit merata, sehingga terdapat tummpang tindih kesejahteraan masyarakat.
Ini sangat rentan sebagai awal rasa ketidakpuasan yang berpotensi menjadi konflik. Kondisi tersebut di atas dilengkapi pula dengan sistem pemerintahan yang kurang memperhatikan pembangunan kemanusiaan para era terdahulu, kebijakan Negara Indonesia didominasi oleh kepentingan ekonomi dan stabilitas nasional.
pengaruh budaya asing sangat banyak pengaruhnya terhadap identitas nasional bangsa Indonesia. Pengaruh itu terdiri dari sisi positif dan sisi negatif. Positifnya yaitu, kreativitas, hidup disiplin inovatif dan berdedikasi luas dan terarah ke kemajuan jaman dan lain-lain.
Contoh negatifnya yaitu disalah gunakan untuk melihat video pornografi, membajak akun seseorang, membuat konten yang merugikan orang lain, meniru cara berpakaian yang tidak sesuai dengan tata cara masyarakat.
Maka dari itu sebagai warga negara yang baik harus bijak dalam memilih dan memilah budaya asing mana yang baik dan dapat kita ikuti dan budaya asing mana yang harus kita hindari, karna jiika kita bias memilih mana yang baik mana yang buruk maka kebudayaan asing itulah dapat menurunkan identitas nasional bangsa kita.
DAFTAR PUSTAKA
Bulan, D. R. (2019). Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional bangsa Indonesia. JISIPOL| Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 3(2), 23-29.
Rafidah, D. D., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Filterisasi Budaya Asing untuk Menjaga Identitas Nasional Bangsa Indonesia. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 8294-8299.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H