Mohon tunggu...
Kamelia Rosani
Kamelia Rosani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Pengaruh Produk digital Bagi Masyarakat Konsumtif

22 Juli 2023   20:35 Diperbarui: 22 Juli 2023   20:48 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

 Teknologi informasi dan internet telah memungkinkan akses mudah dan cepat ke berbagai produk digital seperti aplikasi, permainan, konten digital, dan layanan berlangganan. Namun, kehadiran produk digital ini juga dapat memiliki dampak pada perilaku konsumtif masyarakat. Dalam artikel ini, saya akan membahas pengaruh produk digital terhadap perilaku konsumtif masyarakat.


Perilaku konsumtif merupakan perilaku suatu  kebiasaan seseorang secara terus-menerus membelanjakan uang dalam jumlah yang berlebihan dan tidak terkendali, bahkan ketika barang atau layanan yang dibeli tidak diperlukan secara langsung atau tidak memberikan manfaat jangka panjang. Perilaku konsumtif sering kali didorong oleh dorongan emosional, tekanan sosial, dan pemenuhan keinginan.


Salah satu pengaruh utama produk digital terhadap masyarakat konsumtif adalah adanya kemudahan aksesibilitas dan kenyamanan dalam berbelanja. Dengan adanya aplikasi dan platform e-commerce, masyarakat dapat dengan mudah membeli berbagai produk dan layanan secara online. Proses pembelian yang cepat dan praktis ini dapat memicu perilaku impulsif, di mana seseorang cenderung membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.


Selain itu, media sosial juga memiliki peran penting dalam meningkatkan perilaku konsumtif. Melalui platform media sosial, individu dapat terpapar dengan berbagai konten promosi, penawaran diskon, dan gaya hidup yang menggoda. Dorongan untuk memiliki barang-barang terbaru dan mengikuti tren yang sedang berkembang seringkali muncul karena pengaruh media sosial. 


Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua individu akan menjadi konsumtif akibat pengaruh produk digital. Ada juga masyarakat yang mampu menggunakan produk digital dengan bijaksana, memilih untuk fokus pada kebutuhan yang sebenarnya, dan menghindari godaan untuk membeli secara berlebihan.


Kemudahan Akses dan Pembelian: Produk digital, seperti aplikasi e-commerce dan platform belanja online, memberikan kemudahan aksesibilitas yang tinggi bagi konsumen. Masyarakat dapat dengan mudah mencari, membandingkan, dan membeli produk melalui perangkat digital. Hal ini dapat mendorong impulsifitas belanja dan meningkatkan pola konsumsi yang tidak terencana.


 Pemasaran yang Agresif: Perusahaan digital menggunakan berbagai strategi pemasaran yang agresif untuk menarik perhatian konsumen. Iklan berbasis internet, konten sponsor, dan promosi khusus seringkali muncul di berbagai platform digital. Hal ini dapat merangsang keinginan untuk membeli produk atau layanan yang sebenarnya tidak diperlukan.


Pada era digital sekarang, banyak produk yang mempunyai peran penting dikehidupan masyarakat. Teknologi informasi menjadikan akses menjadi fleksibel. Seperti Aplikasi, konten digital dll. Tetapi kehadiran produk tersebut berdampak pada perilaku konsumtif masyarakat.


Perilaku Imitasi: Produk digital, terutama media sosial, menciptakan lingkungan di mana masyarakat sering kali membandingkan diri mereka dengan orang lain. Pamer gaya hidup dan kepemilikan materi di media sosial dapat mendorong perilaku imitasi yang bertujuan untuk memperoleh pengakuan dan validasi sosial. Akibatnya, konsumen cenderung membeli barang-barang yang populer dalam upaya untuk meniru atau mencapai status yang diinginkan.


Selain itu, produk digital juga dapat memperkuat persepsi nilai barang atau layanan yang tinggi. Melalui penggunaan teknik pemasaran yang canggih, seperti gambar yang menarik, ulasan positif, dan endorsement oleh selebriti atau influencer, perusahaan dapat menciptakan citra produk yang menggoda dan dianggap bernilai tinggi oleh konsumen. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku konsumtif, di mana konsumen cenderung membeli produk dengan harga yang lebih tinggi atau berlangganan layanan yang mahal tanpa mempertimbangkan secara rasional nilai sebenarnya yang mereka dapatkan.


Selain dampak positif, produk digital juga memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumtif yang berlebihan melalui mekanisme penawaran diskon dan penjualan flash. Diskon besar-besaran dan penjualan terbatas waktu dapat memicu keinginan untuk membeli produk secara impulsif, seolah-olah ada kesempatan yang terbatas. Konsumen dapat merasa tertekan atau takut kehilangan kesempatan tersebut, yang mendorong mereka untuk melakukan pembelian yang tidak terencana.


Tidak hanya itu, produk digital juga sering kali menawarkan fitur "pembelian satu kali klik" atau opsi pembayaran yang mudah, seperti sistem pembayaran yang terintegrasi atau opsi cicilan. Hal ini mempermudah konsumen untuk membeli produk atau layanan tanpa harus memikirkan konsekuensi jangka panjang dari pembelian tersebut. Tanpa kendala fisik seperti antrian kasir atau pembayaran tunai, pembelian dapat dilakukan dengan cepat dan tanpa hambatan, yang dapat meningkatkan perilaku konsumtif.


Selain pengaruh produk digital terhadap perilaku konsumtif secara individual, produk digital juga dapat memberikan tekanan sosial untuk mengikuti tren dan gaya hidup tertentu. Melalui media sosial, individu sering kali terpapar dengan cerita sukses atau gaya hidup mewah dari orang lain, yang dapat menciptakan tekanan untuk memperoleh barang atau layanan yang sama guna mendapatkan validasi sosial. Hal ini dapat memicu perilaku konsumtif, di mana konsumen berusaha memenuhi harapan dan citra diri yang diproyeksikan melalui produk dan gaya hidup tertentu.


Untuk mengatasi dampak negatif dari produk digital terhadap perilaku konsumtif, penting bagi individu dan masyarakat untuk mengembangkan kesadaran diri yang lebih tinggi dan memiliki kebijaksanaan dalam menggunakan produk digital. Menumbuhkan pola pikir yang kritis dan bertanggung jawab dalam menghadapi tawaran produk digital dapat membantu mengurangi kecenderungan perilaku konsumtif. Selain itu, penting juga untuk mengajarkan pendidikan konsumen yang lebih baik, termasuk pemahaman tentang nilai sebenarnya dari produk dan layanan serta pengelolaan keuangan yang bijaksana.


Dalam kesimpulan, produk digital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumtif masyarakat. Kemudahan akses, pemasaran agresif, persepsi nilai yang tinggi, diskon besar-besaran, mekanisme penjualan flash, fitur pembelian satu kali klik, dan tekanan sosial dari media sosial semuanya berkontribusi terhadap perilaku konsumtif yang berlebihan. Meskipun demikian, tidak semua individu rentan terhadap pengaruh ini, dan banyak yang mampu menggunakan produk digital dengan bijaksana. Untuk mengatasi dampak negatifnya, kesadaran diri yang lebih tinggi, kritis, dan bertanggung jawab, serta pendidikan konsumen yang baik sangat penting.


Pentingnya pengembangan kesadaran diri yang lebih tinggi terletak pada kemampuan individu untuk memahami dan mengenali dorongan-dorongan emosional atau psikologis yang mendorong perilaku konsumtif. Dengan menyadari dan mengelola emosi dan tekanan sosial yang muncul saat berbelanja online, individu dapat mengambil keputusan yang lebih rasional dan menghindari pembelian impulsif yang tidak diperlukan.


Selain itu, penting juga untuk mengembangkan pola pikir yang kritis dan bertanggung jawab terhadap tawaran produk digital. Ini melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi nilai sebenarnya dari produk dan layanan yang ditawarkan, serta mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari pembelian tersebut. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti "Apakah saya benar-benar membutuhkan produk ini?" atau "Apakah harga yang saya bayar sebanding dengan manfaat yang akan saya dapatkan?" dapat membantu individu menghindari pembelian yang impulsif dan tidak rasional.
Selain kesadaran diri dan pola pikir yang kritis, pendidikan konsumen yang baik juga merupakan faktor penting dalam mengurangi perilaku konsumtif yang berlebihan. Pendidikan konsumen yang baik melibatkan pemahaman tentang nilai sebenarnya dari produk dan layanan, serta kemampuan untuk membuat keputusan pembelian yang bijaksana. Namun, di era digital saat ini, pengaruh produk digital terhadap masyarakat konsumtif menjadi semakin kompleks dan menantang.

Dulu, masyarakat konsumen hanya terbatas pada produk fisik yang dapat dilihat, diraba, dan diuji secara langsung sebelum melakukan pembelian. Namun, dengan pesatnya perkembangan teknologi, produk digital mengubah paradigma konsumsi masyarakat secara drastis. Produk digital menawarkan kenyamanan, kemudahan, dan aksesibilitas yang luar biasa bagi pengguna, namun juga menyembunyikan bahaya konsumtif yang mengintai di balik layar.

Salah satu pengaruh produk digital terhadap masyarakat konsumtif adalah daya tarik visual dan tampilan produk yang menarik. Saat ini, berbelanja tidak lagi memerlukan kunjungan ke toko fisik. Cukup dengan beberapa kali klik, masyarakat dapat menjelajahi berbagai macam produk digital dengan desain menarik, penawaran diskon yang menggoda, dan fitur yang canggih. Tampilan produk yang menarik ini mampu membangkitkan keinginan untuk segera memilikinya, bahkan jika sebenarnya produk tersebut bukan merupakan kebutuhan esensial.

Berpindah dari satu situs web ke situs web lainnya, masyarakat dapat dengan mudah dibuai oleh beragam produk yang diiklankan dengan sangat menggoda. Kemampuan produk digital untuk menyediakan rekomendasi berdasarkan preferensi dan riwayat penelusuran pengguna juga meningkatkan peluang pembelian impulsif. Sebagai contoh, saat seseorang menonton video atau membaca artikel, mereka sering disajikan dengan iklan produk terkait di sisi layar. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku konsumtif mereka dengan mendorong mereka untuk membeli sesuatu yang awalnya tidak mereka rencanakan.

Selanjutnya, praktik pemasaran digital seperti iklan berbayar dan endorsement oleh selebriti atau influencer juga memiliki dampak besar pada perilaku konsumtif. Iklan digital seringkali disajikan dengan cara yang mengesankan dan menggoda, yang dapat membuat masyarakat tergoda untuk mencoba produk tersebut. Ditambah lagi, saat selebriti atau influencer yang diidolakan mengiklankan produk, masyarakat merasa terikat secara emosional untuk mengikuti jejak mereka dengan membeli barang yang sama. Pada akhirnya, hal ini dapat mendorong kebiasaan konsumtif yang berlebihan, karena produk yang dibeli bukanlah kebutuhan nyata, melainkan lebih kepada ikut-ikutan tren semata.

Perilaku konsumtif yang dipicu oleh produk digital juga sering kali terkait dengan fenomena "FOMO" atau "Fear of Missing Out". Berkat media sosial dan platform digital lainnya, masyarakat dapat dengan mudah melihat apa yang dilakukan dan dimiliki oleh orang lain. Ketika melihat teman-teman atau kenalan yang memiliki produk atau pengalaman tertentu, masyarakat bisa merasa tertinggal atau kurang bahagia jika tidak memiliki hal yang sama. Inilah yang kemudian mendorong mereka untuk terus mencari kesempatan untuk berbelanja dan mengkonsumsi produk demi mencapai perasaan puas yang bersifat sementara.

Peran teknologi dalam membentuk perilaku konsumtif tidak dapat diabaikan. Fitur-fitur digital seperti "one-click ordering" dan penyimpanan data kartu kredit memudahkan masyarakat untuk melakukan pembelian dalam sekejap tanpa perlu berpikir panjang. Teknologi juga telah memungkinkan adanya platform e-commerce yang menawarkan berbagai jenis diskon, promosi, dan program loyalitas. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat dan menggeser fokus mereka dari kebutuhan nyata ke keinginan yang kadang-kadang tidak rasional.

Meskipun pengaruh produk digital terhadap masyarakat konsumtif tampak begitu kuat, bukan berarti tidak ada solusi. Pendidikan konsumen yang baik dalam era digital menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Pendidikan konsumen harus mengajarkan tentang penggunaan teknologi secara bijaksana, memahami peran iklan digital, dan mengenali strategi pemasaran yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku konsumtif. Masyarakat juga perlu didorong untuk mempertimbangkan secara kritis setiap pembelian yang akan mereka lakukan, memikirkan apakah produk tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya menjadi hasrat sesaat semata.

Tidak hanya pendidikan konsumen, tetapi peran pemerintah dan regulator juga sangat penting dalam mengurangi dampak negatif produk digital terhadap perilaku konsumtif masyarakat. Regulasi yang ketat terhadap iklan dan praktik pemasaran yang merugikan konsumen perlu diberlakukan. Selain itu, platform e-commerce juga harus bertanggung jawab dalam menyajikan iklan yang transparan dan jujur, serta memberikan akses mudah untuk mengelola preferensi dan data pribadi pengguna.

Penting untuk menyadari bahwa produk digital tidak sepenuhnya bersifat negatif. Masyarakat tetap dapat memanfaatkan teknologi untuk mencari informasi, belajar, berkomunikasi, dan meningkatkan efisiensi kehidupan mereka. Namun, kesadaran akan dampak negatifnya terhadap perilaku konsumtif harus selalu ada.

Secara kesimpulan, pengaruh produk digital terhadap masyarakat konsumtif dapat menjadi pendorong utama perilaku konsumtif yang berlebihan. Tampilan produk yang menarik, praktik pemasaran yang canggih, FOMO, dan kemudahan berbelanja online adalah beberapa faktor yang berkontribusi pada pola konsumsi yang tidak sehat. Oleh karena itu, pendidikan konsumen yang baik dan regulasi yang tepat perlu ditegakkan untuk membantu masyarakat dalam menghadapi godaan produk digital dengan bijaksana. Dengan kesadaran dan pemahaman yang tepat, masyarakat dapat menggunakan teknologi untuk keuntungan mereka tanpa mengorbankan kesejahteraan dan kemandirian finansial mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun