Pada pukul 23.27 WIB, Ono Surono datang ke kantor KPU Jawa Barat bersama sejumlah kader partai. Ono hadir bersama politikus PDIP Abdy Yuhana untuk mendukung pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung oleh PDIP, Jeje Wiradinata dan Ronal Supradja. Abdy menyatakan bahwa meskipun PDIP memiliki banyak kader potensial, mereka mengikuti perintah DPP PDIP untuk mendukung pasangan yang dianggap berpengalaman. Ono Surono hanya memberikan sambutan singkat dan mengajak pasangan calon untuk tampil melalui panggilan video. Jeje Wiradinata mengakui bahwa dia terkejut dengan penunjukan tersebut, tetapi dia tetap siap untuk melakukan apa yang diberikan kepadanya. Di detik-detik terakhir, dokumen pendaftaran diserahkan dan diterima oleh Ummi Wahyuni, ketua KPU Jabar.
Sebelum penutupan pendaftaran, keputusan untuk mengusung Jeje Wiradinata dan Ronal Sunandar sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat dikonfirmasi oleh Hasto Kristiyanto, sekretaris jenderal PDI Perjuangan. Sebelum Kamis sore, PDIP sempat mempertimbangkan Ono Surono dan Jeje; namun, keputusannya berubah setelah mempertimbangkan komposisi pasangan calon lain yang ada. Hasto menekankan bahwa Ronal dipilih sebagai pendamping Jeje karena kemampuan komunikasinya yang baik dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah warga dengan cara yang mudah dipahami. Selain itu, Hasto mengatakan bahwa ada pertimbangan untuk memasukkan calon non-kader dari PDIP, seperti Susi Pudjiastuti dan Sandiaga Uno. Namun, akhirnya keputusan dibuat karena keinginan masyarakat Jawa Barat untuk calon dari kalangan mereka sendiri.
Di menit terakhir, pendaftaran pasangan Jeje-Ronal menunjukkan dinamika politik yang cepat dan tidak pasti dalam Pilgub Jawa Barat. Meskipun keadaan tidak ideal, PDIP telah memilih untuk mengusung pasangan ini. Ini adalah upaya partai untuk tetap relevan dan berpartisipasi aktif dalam kontestasi pemilihan. Tindakan pendaftaran di detik terakhir mungkin merupakan tindakan yang berbahaya, tetapi itu juga dapat menjadi cara untuk membuat pemilih terkejut. Meskipun terkejut, Jeje dan Ronal tetap positif dan siap menghadapi tantangan. Ini dapat membangun citra PDIP sebagai partai yang fleksibel dan fleksibel.
Tetapi masih ada masalah, terutama untuk mendapatkan dukungan pemilih di Jawa Barat, di mana PDIP belum memiliki sejarah yang baik. Jeje dan Ronal harus segera membuat rencana yang jelas dan menarik untuk menarik perhatian masyarakat, terutama untuk menyelesaikan masalah daerah yang relevan. Secara keseluruhan, tindakan PDIP ini menunjukkan komitmen untuk berjuang dalam pilkada dalam situasi yang sulit dan upaya untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap partai dengan memasukkan anggota baru dan berpengalaman.
Ono Surono tetap setia meskipun PDIP tidak mengusungnya sebagai calon gubernur. Ia menyatakan komitmennya untuk mendukung pasangan yang terpilih, Jeje Wiradinata dan Ronald Surapraja, dan meminta pendukungnya untuk menghormati keputusan partai. Ono juga berulang kali menekankan pentingnya persatuan dan dukungan dalam partai, menunjukkan bahwa baginya, kepentingan masyarakat dan partai selalu lebih penting daripada kepentingannya sendiri. Meskipun Ono Surono menyatakan kekecewaannya atas keputusan partai, dia juga mengatakan bahwa dia menyadari dinamika politik yang sedang berlangsung. Ia menyadari fakta bahwa keputusan politik seringkali dibuat berdasarkan pertimbangan strategis yang kompleks. Ono berharap dapat membantu dalam peran lain, seperti memimpin tim pemenangan atau mengajar calon muda PDIP. Namun, dia tidak terpilih sebagai calon. Ia percaya bahwa menunjukkan loyalitas kepada partai akan baik untuk masa depan dia dan partai itu sendiri. Ono Surono juga membahas harapan masa depan PDIP di Jawa Barat. Ia berpendapat bahwa partai harus terus menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat dan meningkatkan hubungan dengan berbagai bagian masyarakat. Dia percaya bahwa kemenangan PDIP dalam pemilihan mendatang bergantung pada siapa yang diusung sebagai calon dan bagaimana partai itu mendengarkan dan memenuhi keinginan rakyat.
Terakhir, Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2024 menampilkan dinamika politik yang menarik, terutama terkait pencalonan Ono Surono, yang sebelumnya dianggap sebagai kandidat yang kuat oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Meskipun Ono memiliki reputasi yang baik dan mendapatkan dukungan masyarakat yang kuat, PDIP pada akhirnya memilih pasangan Jeje Wiradinata dan Ronald Surapraja di menit-menit terakhir pendaftaran. Meskipun beberapa pendukung Ono tidak senang dengan keputusan ini, itu adalah bagian dari rencana partai yang mempertimbangkan kemungkinan kemenangan yang lebih besar dengan pasangan tersebut.
Untuk menjaga integritas pemilihan, KPU bertanggung jawab untuk memastikan proses pendaftaran dan verifikasi calon berlangsung sesuai prosedur. PDIP menunjukkan kemampuan untuk menyesuaikan kandidat dengan kebutuhan pemilih karena mereka ingin tetap relevan dalam persaingan. Langkah ini menunjukkan upaya partai untuk memperbaiki reputasinya dan menciptakan kejutan dalam kontestasi pemilihan, meskipun masih ada tantangan, terutama dalam mendapatkan dukungan di daerah di mana PDIP belum memiliki sejarah yang baik.
Pilgub Jawa Barat 2024 menjanjikan persaingan sengit karena banyak calon yang bersaing. Setiap calon harus membuat program yang menarik dan relevan untuk menarik pemilih. Empat pasangan calon, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, dan Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina, akan bersaing dalam pemilihan gubernur Jawa Barat 2024. Setelah spekulasi sebelumnya tentang pengusungan Anies Baswedan, PDIP muncul dengan pasangan Jeje-Ronal di menit-menit terakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H