Mohon tunggu...
Alifrulloh Harpandega
Alifrulloh Harpandega Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Di Antara Dua Perairan: Kembalinya Wacana Terusan Kra dan Analisis Persaingan Kepentingan Thailand-China dengan Indonesia-Singapura

24 Maret 2024   00:59 Diperbarui: 24 Maret 2024   01:30 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.thedefensepost.com 

Sebaliknya, Thailand-China melihat pembangunan Terusan Kra sebagai kesempatan untuk meningkatkan kekuatan dan keuntungan ekonomi mereka di sekitarnya. Mereka berharap proyek ini akan meningkatkan ekonomi Thailand dan membuka pintu ke pasar regional dan global. Namun, keuntungan keamanan dan lingkungan ini mungkin datang bersamaan dengan biaya tinggi. Indonesia-Singapura juga khawatir tentang konsekuensi lingkungan dan keamanan yang mungkin ditimbulkan oleh pembangunan Terusan Kra. Mereka terutama khawatir tentang peningkatan risiko kecelakaan kapal dan pencemaran lingkungan. Namun, kepentingan ekonomi dan politik Thailand-China mungkin membuat mereka mengabaikan masalah ini.

ResearchGate 
ResearchGate 

Rivalitas antara Thailand, China, dan Indonesia-Singapura untuk mengontrol, mengelola, dan menjaga Selat Malaka mencerminkan perubahan geopolitik yang kompleks di Asia Tenggara. Selat Malaka memiliki nilai strategis yang tinggi dalam hal perdagangan global dan keamanan regional karena merupakan jalur maritim utama yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Laut China Selatan. Melalui pembangunan Terusan Kra, Thailand dan China berusaha untuk memperluas dan mengontrol jalur perdagangan di Asia Tenggara. Mereka berharap dapat mengurangi ketergantungan mereka pada Selat Malaka, yang saat ini dikendalikan oleh Indonesia dan Singapura, dengan membangun jalur alternatif melalui Terusan Kra. Ini mengancam dominasi lalu lintas maritim dan perdagangan antara Indonesia dan Singapura.

Selain itu, pembangunan Terusan Kra dapat memicu tindakan diplomatik dan strategis dari negara-negara yang merasa kehadiran China menimbulkan ancaman. Negara-negara seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia telah menyatakan kekhawatiran mereka terhadap klaim teritorial yang semakin agresif yang dilakukan China di Laut China Selatan. Jika dianggap sebagai bagian dari rencana ekspansi maritim China, proyek Terusan Kra dapat menimbulkan konflik lebih lanjut antara China dan negara lain. Ini terutama benar jika pembangunan proyek dianggap sebagai upaya untuk menguasai lebih banyak wilayah laut.

Sebagai negara yang berada di sepanjang Selat Malaka, Indonesia dan Singapura sangat tertarik untuk mempertahankan kendali dan pengelolaan jalur maritim tersebut. Jika Terusan Kra menjadi jalur utama yang lebih diminati oleh kapal dagang, mereka mungkin khawatir akan kehilangan kontrol atas Selat Malaka. Hal ini dapat mengancam keamanan dan stabilitas wilayah serta memiliki efek ekonomi negatif pada pelabuhan mereka.

  • Persaingan Diluar Keempat Negara Tersebut

www.thedefensepost.com 
www.thedefensepost.com 

Pembangunan Terusan Kra dapat meningkatkan konflik antara China dan negara-negara di sekitar Laut China Selatan, termasuk India. Pertama-tama, pembangunan Terusan Kra dapat dianggap sebagai bagian dari rencana China untuk memperluas wilayah maritimnya, yang telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara tetangga. Melalui klaim teritorial yang disengketakan, pembangunan pulau buatan, dan penambahan kekuatan militer, China telah memperkuat kehadiran agresifnya di wilayah Laut China Selatan. Dalam konteks ini, pembangunan Terusan Kra dapat dianggap sebagai upaya tambahan untuk meningkatkan kontrol China atas jalur perdagangan di wilayah tersebut.

Selain itu, dalam perspektif India, pembangunan Terusan Kra dapat dilihat sebagai bagian dari dinamika geopolitik yang lebih luas di kawasan Asia. India sendiri telah meningkatkan kehadiran militernya di Samudra Hindia dan Laut China Selatan sebagai tanggapan terhadap kehadiran militer China yang semakin kuat di wilayah tersebut. Oleh karena itu, proyek Terusan Kra dapat meningkatkan ketegangan antara India dan China karena India mungkin melihatnya sebagai langkah tambahan untuk membantu China membangun lebih banyak militer di wilayah tersebut.

Proyek Terusan Kra dapat membuat Laut China Selatan terhubung dengan perairan Andaman, meningkatkan kepentingan strategis China di wilayah tersebut. Ini karena Laut China Selatan adalah jalur maritim yang penting bagi China karena merupakan jalur utama untuk perdagangan dan pasokan energi, dan perairan Andaman memberikan akses yang lebih cepat ke Samudra Hindia. Oleh karena itu, proyek Terusan Kra dapat meningkatkan kehadiran maritim China di wilayah tersebut, yang mungkin dilihat dari perspektif yang lebih luas. Keberadaan China yang semakin dominan di Laut China Selatan dan perairan Andaman dapat memicu kekhawatiran India terhadap keamanan nasionalnya. Sebagai respons terhadap ekspansi maritim China di Samudra Hindia, India telah meningkatkan kehadiran di sana. Dalam hal ini, terusan Kra yang menghubungkan Laut China Selatan dengan perairan Andaman dapat dianggap sebagai upaya tambahan China untuk memperluas pengaruhnya di dekat perairan India.

Ketegangan antara China dan India dapat meningkat karena klaim teritorial yang saling bertentangan di perbatasan mereka. Jika Terusan Kra menghubungkan Laut China Selatan dengan perairan Andaman dapat memperkuat posisi China dalam perselisihan teritorial dengan India, terutama jika China menggunakan Terusan Kra sebagai alat untuk mempertahankan klaimnya terhadap sebagian dari perairan Andaman. Akibatnya, Terusan Kra dapat menyebabkan ketegangan antara China dan India karena menghubungkan Laut China Selatan dengan perairan Andaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun