"Tiap Warkop kita target minimal 10, tapi ada juga dalam sehari hanya dua galon. Mereka mengambil lebih dari 10 biasanya jika air keran macet," ungkap Syukri.
Syukri membandrol satu galon air seharga Rp4 ribu. Ada beberapa kategori yang tidak dikenakan biaya antar, mereka pelanggan pertama Family R.O, masyarakat kurang mampu dan warga desa setempat.
Tidak hanya itu, penjualan di depot air milik Syukri juga tergantung semangat pekerja. Semakin semangat pekerja, maka semakin meningkat penjualan, karena mereka dibayar per galon dan akan mendapatkan bonus juga. Kalau semangat berkurang, tentu mempengaruhi juga penjualan. "Mau gaji berapa tentukan sendiri," ujarnya.
Sebelumnya, Syukri sempat juga mencoba peluang air galon yang dimasak. Resiko yang besar membuatnya berhenti. Syukri tipikal pebisnis yang _low risk, low return_. "Lebih baik kecil resiko, kecil keuntungan daripada besar keuntungan besar pula resiko," tegasnya.
Setelah dua tahun bisnis depot air. Syukri sudah memiliki dua becak, satu mobil pick up. Semakin memudahkannya untuk mengantar air galon. Becak digunakan untuk pengantaran dengan kapasitas tidak terlalu banyak, sementara pick up untuk mengantisipasi apabila ada pesanan yang membludak.
"Say berencana untuk terus scale up bisnis ini menjadi air mineral gelas. Tapi untuk sekarang belum siap," tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H