"Sungai Lhok Gaca bersambung langsung dengan muara Pantai Leupung. Kami berdiri di pinggiran sungai, berdekatan dengan enam orang yang sedang antri menunggu giliran foto. Tepat di tengah sungai, satu perahu (Jalo - bahasa Aceh) kayu sedang mengapung-apung, mereka yang ingin swafoto duduk di atas perahu itu".
Minggu, 9 Oktober 2022, menjelang sore, cuaca di Banda Aceh dan Aceh Besar tergolong panas, tapi masih bisa ditolerir. Bermodalkan jejaring sosial dan bantuan google maps. Bersama Aidil, kami menyusuri jalan Banda Aceh -- Meulaboh menggunakan sepeda motor menuju ke Sungai Lhok Gaca, Leupung, Aceh Besar, dengan jarak 30 kilometer/per jam.
Kami penasaran, ingin menjejaki panorama keindahan Sungai Lhok Gaca Leupung, yang belakangan viral di jejaring sosial karena spot foto dengan latar belakang tekstur dinding tebing yang eksotis, memiliki daya tarik tersendiri. Spot foto yang tergolong baru ini, banyak digandrungi oleh mereka dari kalangan mahasiswi.
Lokasinya berada disebelah kanan jalan dari arah Banda Aceh dan sebelah kiri jalan dari arah Meulaboh. Untuk sampai kesana, kurang lebih 200 meter dari jalan utama. Memasuki lorong kecil, melewati semak belukar, dengan jalan bebatuan yang hanya berukuran 2 meter. Untuk itu, sangat layak disebut hidden gem !.
Pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda empat, tetapi lebih disarankan memilih kendaraan roda dua karena harus melewati lorong sempit. Kalaupun ingin menggunakan kendaraan roda empat terpaksa harus diparkir di lorong masuk, lalu berjalan kaki untuk menuju ke lokasi.
Sungai Lhok Gaca bersambung langsung dengan muara Pantai Leupung. Kami berdiri di pinggiran sungai, berdekatan dengan enam orang yang sedang antri menunggu giliran foto. Tepat di tengah sungai, satu perahu (Jalo - bahasa Aceh) kayu sedang mengapung-apung, mereka yang ingin swafoto duduk di atas perahu itu.
Tebing yang berdiri tegak, ditumbuhi pepohonan, seakan menjadi perpaduan klasik dengan perahu kayu, menciptakan kombinasi latar foto yang tiada duanya. Ditambah keelokan dan keasrian pemandangan sekitar yang dirindukan oleh mata yang mulai kusut.
Sedari tadi saya memperhatikan seorang lelaki yang mengenakan baju warna putih, dia sedang duduk sambil mengatur antrian, memastikan mana yang sudah, mana yang belum. Saya menghampirinya, dia Dek Gam, salah seorang warga setempat yang juga pramuwisata.
Dek Gam tidak sendirian, dia bersama lima orang teman. Mereka beregu, tiga di darat dan tiga lainnya berada di tengah sungai dengan kedalaman hanya selutut. Di sungai, satu orang bertugas sebagai fotografer, dua lagi bertugas menyeimbangkan perahu.
Saat sesi foto, kedua orang yang bertugas sebagai penyeimbang perahu itu, menyelam sejenak agar tidak tertangkap kamera. "Di dekat tebing yang dalam. Di tengah tidak dalam karena dulu pernah di buat jalan disitu untuk ambil-ambil pasir," kata Dek Gam.
Dek Gam mengatakan Sungai Lhok Gaca buka setiap hari, mulai pukul 09.00 --18.00 WIB dengan sekali naik perahu untuk foto sebesar Rp25 ribu per orang. Satu perahu maksimal dua orang.
"Jika ingin mendapatkan pemandangan alam yang bagus untuk mendukung hasil foto, sebaiknya datang pada sore hari,"Â saran Dek Gam.
Untuk pengambilan foto, kata Dek Gam, pihak mereka tidak menyediakan kamera. Melainkan hanya menerima jasa foto menggunakan hp atau kamera pribadi yang bersangkutan. "Karena ribet kalau pake kamera kami harus kirim kirim lagi, memakan waktu," ucap Dek Gam.
Sungai Lhok Gaca sudah mulai ramai dikunjungi dalam dua minggu ini, belum sampai satu bulan. Meski sudah ramai pengunjung, belum ada rencana untuk penambahan perahu.Â
"Hari biasa tidak terlalu ramai, hanya saat weekend. Pernah tembus 20 orang saat weekend. Seperti hari ini saja sudah 16 orang," ungkapnya.
Menurut Dek Gam, apabila ditambah perahu dan orang semakin banyak, dia khawatir keasrian Sungai Lhok Gaca tidak terjaga dengan baik. Â "Namun, jika memang ada penambahan ke depan, kita akan memastikan kebersihan alam tetap terjaga," tutur Dek Gam.
Multifungsi, selain dijadikan spot foto eksotis, Sungai Lhok Gaca juga dijadikan sebagai tempat pemancingan saat malam hari.
Meski tidak sempat berswafoto, saya dan Aidil merasa sangat berkesan berkunjung ke Sungai Lhok Gaca. Melihat pemandangan saja sudah cukup untuk membuat kami melupakan sejenak setumpuk beban yang sudah menggumpal di kepala.
"Aliran sungai dengan air yang jernih, di atas ada jembatan penyeberangan. Namun jangan berhenti sampai disini. Ini merupakan wisata alam yang sangat berpotensi apabila dikembangkan," ungkap Aidil yang takjub.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H