Mohon tunggu...
Kamaruddin
Kamaruddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengingat bersama dengan cara menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tingkatkan Perlindungan Anak dari Diare, Kemenkes Lakukan Kajian di Bireuen

22 Juli 2022   14:50 Diperbarui: 22 Juli 2022   14:55 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kabupaten Bireun terpilih menjadi satu dari tujuh kabupaten pilihan Kementerian Kesehatan yang menjadi lokasi kajian untuk menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) Pneumonia Diare. Enam kabupaten lainnya adalah Jayawijaya di Papua, Timor Tengah Selatan di NTT, Semarang di Jawa Tengah, Maluku Barat Daya di Maluku, Bone di Sulawesi Selatan, dan Ketapang di Kalimantan Barat.

Hasil pengumpulan data ini akan menjadi blue print untuk menanggulangi dan mencegah kematian anak berusia dibawah lima tahun akibat pneumonia atau dikenal dengan radang paru-paru dan diare, dua penyakit penyebab sakit dan kematian terbanyak pada anak.

RAN Pneumonia Diare ini disusun oleh Kementerian Kesehatan dan Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan dukungan UNICEF dan akan diimplementasikan di seluruh Indonesia.

"Hasil kajian ini akan memberikan gambaran situasi pneumonia dan diare, akses pelayanan kesehatan dan kaitan dengan program lain termasuk gizi, sanitasi, maupun imunisasi," ujar dr. Alfinella dari Kelompok Kerja Tuberkulosis dan Infeksi Saluran Napas Akut (TB ISPA) yang mewakili Kementerian Kesehatan.

Pemerintah Kabupaten Bireun terus melakukan berbagai upaya untuk menghadapi tantangan dalam memperbaiki situasi pneumonia dan diare.

"Kami berusaha meningkatkan kapasitas petugas kesehatan dalam mendiagnosa pneumonia dan diare dengan keterbatasan alat di lapangan," kata dr. Irwan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bireun.

Pemahaman dan kesadaran masyarakat akan sanitasi dan kebersihan juga perlu ditingkatkan, agar semakin banyak desa yang terbebas dari Buang Air Besar Sembarang (BABS).

"Karenanya, kami mengajak masyarakat berpartisipasi dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," tambah dr. Irwan.  

"Pneumonia dan diare mengancam keselamatan dan masa depan anak-anak. Dengan kerja sama erat kita bisa merancang strategi untuk mengendalikan penyakit-penyakit tersebut dan membantu anak-anak tumbuh sehat dan gembira," kata dr. Tira Aswitama dari UNICEF Aceh.

Bersama lembaga mitra seperti Flower Aceh, Yayasan Aceh Hijau, dan YADUA, UNICEF memberikan dukungan dalam bidang sanitasi dan promosi kebersihan di sekolah, pelatihan gizi remaja, imunisasi, dan pendampingan teknis peningkatan kualitas pelayanan kesehatan anak. Untuk tahun 2022-2023, UNICEF juga akan memfokuskan dukungan dalam penguatan pelayanan pneumonia, diare dan tuberkulosis melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Dalam kunjungan kali ini, tim pengkaji berada di Kabupaten Bireun pada 18-21 Juli 2022, dengan pendampingan dari Dinas Kesehatan Aceh beserta tim UNICEF dari Kantor Perwakilan Aceh dan Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun