Dari banyak menu yang tersaji, ada beberapa menu yang tidak tersajikan tanpa campur tangan Bang Din. Seperti gulai ikan gabus dan kari kambing. Kedua masakan khas Aceh ini setiap hari menanti sentuhan dingin tangan Bang Din.
***
Siang itu, Minggu, 15 Mei 2022, langit di perbatasan Banda Aceh dan Aceh Besar sangat cerah, bersih tanpa ada banyak awan. Matahari bersinar terang menyinari perjalanan saya, Bilal dan Saiful yang sedang berburu warung makan untuk santap siang.
Saiful memiliki tanggung jawab penuh pada kursi kemudi, di sampingnya ada Bilal. Sementara saya, duduk di kursi tengah sendiri. Setelah berunding, kami bertiga sepakat makan siang di 'Warung Bang Din' yang berada di Jalan Soekarno - Hatta, Gampong Lampeuneurut, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar.
Setiba di lokasi, di depan Warung Bang Din sejumlah sepeda motor, becak, hingga mobil sudah terparkir acak. Potongan kayu untuk memasak ditumpuk berdekatan dengan tiang plang nama bertuliskan 'Warung Bang Din Masakan Khas Aceh Sie Manok - Eungkot Paya'.
Warung Bang Din memiliki dua pintu dan dua lantai. Lantai pertama sebagai tempat usaha. Sementara lantai dua dijadikan tempat tidur dan tempat tinggal. Seperti rumah makan pada umumnya, muka depan Warung Bang Din terdapat beberapa mangkuk dan piring yang disusun rapi.Â
Bagian kanan warung terdapat tungku dapur tradisional, lengkap dengan kari kambing dalam wajan. Warung Bang Din tampak sederhana. Dinding bagian dalam warung di cat model half painted, setengah ke bawah warna biru, setengah ke atas warna kuning tua. Lima kipas angin gantung berputar, sedikit mengobati panasnya cuaca hari itu.
Belasan meja dan kursi disusun teratur, sebagian meja digabung. Sangat nyaman untuk pengunjung yang membawa keluarga. Warung yang berseberangan dengan Kantor Lembaga Wali Nanggroe Aceh ini tak pernah sepi pembeli. Seperti namanya, Warung Bang Din menyajikan beragam sajian kuliner khas Aceh, didominasi khas Aceh Besar.
Tak perlu menunggu lama, tiga gelas air putih hangat disajikan. Bukan sembarangan air putih ! aroma dan rasa pandan membius, menambah selera makan siang itu. Seorang pramusaji Warung Bang Din membawa piring dalam jumlah yang memenuhi kiri kanan tangan menghidangkan makanan.