Mohon tunggu...
Kamaruddin
Kamaruddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Mengingat bersama dengan cara menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sehari Bersama Ibu: Cabut dari Berobat

4 November 2021   13:25 Diperbarui: 4 November 2021   15:58 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah sakit | Istimewa


Senin, 30 Maret 2020, Ibu hendak berobat ke Rumah Sakit Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh. Sekira pukul 07.00 WIB saya sudah berada di rumah sakit untuk mengambil nomor antrian. Meski sudah berusaha datang cepat, tetap saja dapat nomor antrian diatas angka 10.

Sudah sejak saya masih duduk di sekolah dasar atau sudah lebih satu dekade Ibu menderita sakit gigi, berbagai metode pengobatan sudah diupayakan, namun belum ada hasil.

Dengan pipi yang membengkak, Ibu bersama kakak tampak berjalan menuju ruang tunggu. Tidak lama menunggu, nomor antrian 15 pun mendapat giliran. Saya mendampingi Ibu masuk ke ruangan dokter gigi, kakak menunggu diluar. Dokter menyilakan kami duduk di kursi minimalis, tepat didepan mejanya.  Air mineral gelas, kertas dokumen, ATK dan alat pembantu kerjanya sebagai dokter gigi sudah disusun rapi di meja kerjanya.

"Ibu mengalami tumor gusi atau epulis, atau tumor jinak yang tumbuh pada jaringan lunak gusi (gingiva). Ini harus segera dioperasi, kalau bersedia dioperasi silahkan tanda tangan," ujar dokter gigi itu setelah melakukan pemeriksaan.

Tanpa mendengar arahan lain dari dokter, Ibu beranjak meninggalkan ruangan itu, saya mengikuti, tapi kehilangan jejak Ibu. Lalu, saya menemui kakak yang sedang menunggu di ruang tunggu.

"Mamak mana?," tanya Kakak yang heran melihat saya sendiri.

"Mamak mengalami tumor gusi, dokter menawarkan agar dioperasi, tapi setelah mendengar itu, mamak langsung keluar ruangan," jawab saya menjelaskan.

Ibu memang sangat takut dengan yang namanya operasi. Maklum, selama hidupnya, Ibu belum pernah sekalipun dioperasi.

Setelah satu jam keliling mencari Ibu, akhirnya kami bertemu di tempat parkir, Ibu tampak murung dan gelisah. Kami mengarahkan Ibu untuk menenangkan hati dan pikiran di kantin rumah sakit.

"Mamak gak mau dioperasi, gak apa-apa, biar saja sakit seumur hidup, asal jangan dioperasi," imbuh Ibu menjawab alasan meninggalkan ruangan dokter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun