Mohon tunggu...
Kamal Suraba
Kamal Suraba Mohon Tunggu... -

Karyawan swasta dan tinggal di Sorowako.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ternyata Banyak Membaca Bisa Menangkal Penyakit Pikun

8 Mei 2014   17:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi yang belum pernah melihat orang tua yang sudah pikun, akan memandang remeh penyakit ini. Tapi bagi yang sudah pernah melihat, akan menyadari betapa menderitanya orang yang sudah pikun. Pikun itu apa sih? Pikun adalah kondisi dimana seseorang mengalami kehilangan fungsi otak seperti gangguan daya ingat, perilaku, sikap dan berkomunikasi yang akhirnya dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Ada berbagai cara untuk mencegah penyakit pikun ini, tapi yang akan saya jelaskan dalam tulisan ini adalah mencegah pikun dengan membaca. Ternyata menurut para ahli bahwa dengan banyak membaca maka kita akan terlepas dari penyakit otak. Seorang peneliti dari Henry Ford Health System, Dr. C. Edward Coffey, membuktikan bahwa hanya dengan membaca buku seseorang akan terhindar dari penyakit “Demensia”. Demensia adalah penyakit yang merusak jaringan otak. Apabila terkena demensia, bisa dipastikan seseorang akan sulit terhindar dari kepikunan. Hal ini terjadi karena membaca dapat menciptakan semacam lapisan penyangga yang melindungi dan mengganti perubahan otak. Riset-riset otak mutakhir telah menemukan manfaat membaca dalam menumbuhkan dendrit, salah satu komponen sel saraf otak atau neuron. Membaca kata-kata baru dapat merangsang otak, karena otak suka akan tantangan dan hal-hal baru. Kebiasaan membaca ampuh menangkal penyakit Alzheimer. Alzheimer atau kepikunan merupakan penyakit mudah lupa pada seseorang terkait umur yang juga terus bertambah. Menurut Dr Robert P. Friedland bahwa aktivitas intelektual (seperti membaca buku) mampu memperkuat organ otak dari serangan berbagai penyakit yang menyerang otak anda.

Saya sangat yakin bahwa para penemu-penemu tekhnologidari zaman dahulu sampai sekarang, mereka memiliki kebiasaan atau hobi membaca. Karena jika malas membaca bagaimana mungkin mereka bisa mencari referensi untuk menciptakan sebuah penemuan baru. Begitupun seorang penulis,, untuk menjadi seorang penulis handal maka dia harus banyak membaca. Orang yang memiliki kebiasaan membaca tentunya akan banyak mendapatkan pengetahuan. Tapi yang harus diingat bahwa membaca yang dimaksud di sini adalah membaca hal-hal yang bermanfaat dan bukan yang berbau pornografi. Karena pornografi itu bukannya memperbaiki otak tapi malah merusak otak.

Sekarang coba kita lihat apakah kita orang-orang Indonesia sudah membudayakan kebiasaan membaca? Sebelum kita menjawabnya, mungkin ada baiknya jika kita mengintip kebiasaan membaca orang-orang di Negara maju seperti Amerika dan Jepang. Tapi saya tidak akan bercerita tentang apa yang saya lihat di Amerika dan Jepang, karena saya sendiri belum pernah ke sana. Saya akan menceritakan kebiasaan orang-orang Bule dan Jepang yang datang ke Indonesia. Ternyata, ke mana-mana mereka selalu membawa buku. Ketika ada kesempatan untuk membaca, mereka akan melakukannya. Apakah itu di ruang tunggu bandara, pesawat maupun kendaraan umum lainnya. Sangat berbeda dengan kebiasaan kita orang-orang Indonesia dimana waktu luang dihabiskan untuk melamun, gossip, sms-an, bbm-an, facebook-an, twitter-an, whatsapp-an. Bahkan ada yang senyum-senyum atau tertawa sendirian sambil sms-an, bbam-an dan semacamnya. Kebiasaan seperti inilah yang mungkin menjadi salah satu penyebab ketertinggalan kita dari negara-negara maju seperti Jepang. Kita lebih suka menonton televisi daripada membaca buku. Padahal TV justru bisa merusak kesehatan baik fisik maupun pikiran. Berbeda dengan membaca buku yang justru bisa menambah pengetahuan, perbendaharaan kata dan menyehatkan otak sehingga mampu mencegah penyakit pikun.

Nah sebelum terlambat, mari kita membudayakan membaca bacaan yang bermanfaat. Jangan pelit untuk membeli buku-buku bacaan. Jika mampu, kita bisa membuat perpustakaan kecil di rumah. Sehingga jika ada waktu luang, kita bisa memanfaatkannya dengan membaca.  Selamat membaca Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun