Mohon tunggu...
Kamal Ramdhan
Kamal Ramdhan Mohon Tunggu... Lainnya - Kampung Cokelat

Seorang ayah...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membuat Sistem Irigasi Sederhana Pada Tanaman Hidroponik

7 Desember 2013   17:40 Diperbarui: 4 April 2017   16:41 8592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidroponik adalah system penanaman yang menggunakan media bukan tanah dan menggunakan air sebagai komposisi paling penting agar nutrisi dapat diserap oleh tanaman dengan baik. Banyak orang yang suka dengan tanaman tetapi kadang terkendala dengan waktu sehingga tanamannya tidak terurus dengan baik. Tanaman hidroponik sama seperti makhluk lain yang membutuhkan makanan dan minuman atau dalam bahasa pertanian disebut nutrisi. Mengurus tanaman memang membutuhkan kesabaran penuh. Perawatan secara rutin seperti penyiraman dan  pemupukan kadang menjadi kendala terbesar dari para penyuka tanaman. Maka solusinya adalah dengan membuat system irigasi (fertigasi) yaitu penyiraman dan pemupukan secara otomatis. System inilah yang biasanya diterapkan pada tanaman hidroponik. Tetapi system fertigasi yang disediakan oleh pabrik biasanya sangat mahal. Nah, kendala itulah yang mestinya menjadi pemacu agar kita berpikir kreatif. Maka izinkan saya membagi pengalaman bagaimana membuat system pengairan sederhana dari botol minuman bekas. Jangan sepelekan kata “bekas” sebab biasanya yang bekas-bekas banyak disukai orang karena murah. Oke, langsung saja. Artikel ini saya khususkan untuk para penyuka tanaman, atau bahasa sederhananya untuk kelas hobi. Alat-alat yang perlu anda miliki adalah : •    Botol bekas air mineral •    Tisu •    Air lengkap dengan nutrisi khusus hidroponik Pertama, siapkan botol air mineral atau minuman apa saja asal terbuat dari plastic. Kemudian ambil dua lembar tisu. Lipat sedemikian rupa sehingga menyerupai sumbu pada kompor minyak tanah.

1386410515124606483
1386410515124606483
1386410592547230052
1386410592547230052

13864106761951153863
13864106761951153863

Masukkan tisu kedalam botol yang sudah terisi air. Nutrisi bisa dimasukkan sebelumnya atau nanti setelah tisu terpasang. Lebih jelasnya lihat gambar.

13864109601479153760
13864109601479153760
13864107991769165340
13864107991769165340

Masukkan tisu sampai basah seluruhnya. Ini penting, karena sebagai pancingan agar air bisa turun kebawah mengikuti gravitasi dan menyedot air dari dalam botol.

13864111801426947467
13864111801426947467
13864118601225001222
13864118601225001222

Kira-kira seperti inilah hasilnya.

Pastikan air menetes dengan baik. Jika tidak menetes, kemungkinan lipatan tisu terlalu kencang dan rapat, sehingga tidak ada rongga untuk dilewati air. Untuk mengatur tingkat kecepatan tetesan air, tinggal tarik tisu keatas (tetapi jangan terlalu keatas nanti tidak ada pengaruh gravitasi sehingga air tidak turun), berguna untuk daerah lembab dan dingin atau udara tidak terlalu panas. Atau untuk malam hari jika memungkinkan naikkan tisu sampai tidak menetes sama sekali, karena malam yang dingin tidak terjadi penguapan yang berarti. Sedangkan untuk daerah Jakarta yang panas, tisu bisa diturunkan agar air menetes lebih cepat, tetapi jangan terlalu cepat juga, prinsipnya, tanaman hidroponik membutuhkan air secara terus-menerus tetapi jangan sampai tergenang, sebab jika tergenang, oksigen tidak dapat masuk kedalam air dan akar tanaman tidak akan bisa menyerap nutrisi dengan baik, bahkan jika berlebihan dan sampai tergenang terlalu lama tanaman akan layu dan mati.

Sekarang siapkan polybag atau tanaman dalam pot. Media bisa menggunakan arang sekam, pasir, serbuk sabut kelapa atau serbuk gergaji. Saya sendiri menggunakan serbuk gergaji sebagai media penanaman. Sebaiknya jangan menggunakan tanah karena disamping kotor dan tidak steril, tanah juga sangat rentan dengan adanya penyakit seperti virus dll. Inilah alasan kenapa tanaman hidroponik tidak gampang terkena penyakit dan tidak membutuhkan insektisida yang berarti atau tidak membutuhkan insektisida sama sekali. Bahkan dengan pupuk organic, tanaman hidroponik hampir tidak pernah terserang penyakit.

13864120331149418765
13864120331149418765

Kubur sedikit bagian bawah botol agar tidak goyang. Lihat gambar diatas.

1386410403415717888
1386410403415717888

Sistem irigasi sederhana selesai.

Pemberian Nutrisi

13864122211636571390
13864122211636571390

Pemberian nutrisi kira-kira dua tetes (1/6ml) untuk air 1000 ml. Botol air yang saya gunakan berukuran 500ml maka cukup setengah dari 1/6ml. Bahasa sederhananya 1:6000 (satu banding 6000 atau 1 mili liter untuk air 6 liter) jadi sangat hemat untuk tanaman hidroponik. Nutrisi bisa dimasukkan sebelum atau sesudah tisu terpasang. Dalam hidroponik, nutrisi biasanya langsung disertakan dalam air saat penyiraman. Alasannya, hidroponik tidak menggunakan tanah yang biasanya sudah ada sebagian unsur hara dan mineral yang dibutuhkan tanaman tetapi juga sangat komplek dengan unsur lainnya yang tidak dibutuhkan tanaman.

Jadi dalam hidroponik unsur hara harus disediakan oleh penanam sendiri. Saya menggunakan nutrisi cair organic yang sudah lengkap berbagai unsur hara dan vitamin. Sekedar pengetahuan, tanaman sedikitnya membutuhkan enam belas unsur makro dan mikro. Unsur hara makro (dibutuhkan dalam jumlah banyak) terdiri dari karbon (C), hidrogen (H2O), oksigen (O2), nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Unsur hara mikro (dibutuhkan dalam jumlah sedikit) terdiri dari besi (Fe), mangan (Mn), boron (B), tembaga (Cu), khlor (C1), seng (Zn), dan molibdenum (Mo).

Hobi menanam ternyata tidak mahal, asal bisa mengakali system kerja pengairan dan pemupukan. Intinya, tanaman membutuhkan nutrisi untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Jangan sia-siakan kehidupan walaupun sebentar karena kehidupan  adalah keikhlasan untuk memberi seperti tanaman yang ikhlas mengisi udara dengan butir-butir oksigen yang berguna untuk manusia.

Mudah-mudahan ada manfaatnya.

Selamat mencoba. Dan salam Kompasiana…

*) Semua foto adalah koleksi pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun