Mohon tunggu...
Kamal Ramdhan
Kamal Ramdhan Mohon Tunggu... Lainnya - Kampung Cokelat

Seorang ayah...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menjadi Petani Keren

19 November 2014   13:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:26 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umumnya bertani identik dengan tanah, cangkul, membajak, menyiangi rumput, kotor,  jongkok, sakit punggung karena kebanyakan merunduk. Tetapi di masa depan semua itu tidak lagi. Tanah tidak lagi menjadi media tempat dimana tanaman tumbuh. Saat inipun petani-petani modern sudah tidak lagi berurusan dengan hal-hal diatas. Semua sudah dilakukan dengan otomatis dan modern. Saya menyebut mereka sebagai “Petani Keren.” Para petani keren ini sudah banyak di Negara Israel, Amerika Serikat dan kebanyakan di Negara-negara Eropa dan Jepang yang merupakan salah satu Negara dengan pertanian modern terbaik terutama dalam pertanian hortikultura. Di Indonesia sendiri sudah banyak para petani keren ini. Petani-petani ini sudah menerapkan pertanian dengan system hidroponik (menanam dengan media air atau media bukan tanah). Prinsip kerja pertanian hidroponik adalah memberi nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dengan terkontrol melalui air yang mengalir ke seluruh tanaman sehingga kebutuhan tanaman bisa terpenuhi dengan baik sama seperti ketika ditanaman didalam tanah. Pada hakekatnya tanah hanyalah tempat dimana akar berpegangan, sedangkan yang dibutuhkan tanaman sebenarnya adalah zat yang terkandung di dalam tanah, kelembabannya, oksigennya dan zat-zat lain yang disebut unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Artinya jika unsur hara tanaman bisa disediakan tanpa menggunakan tanah sebagai media, maka  tanaman akan tetap bisa hidup sama seperti ketika ditanam di tanah. Maka muncullah istilah tanaman hidroponik. Untuk bisa hidup dan berproduksi tanaman membutuhkan paling tidak 16 unsur hara makro dan mikro, C, N, H, Mg, K, P, O, S, Zn, B, Fe, Cl, Mn, Cu, Mo Na. Kelebihan dari tanaman hidroponik adalah kebersihan, kualitas hasil tanaman yang bermutu tinggi, cita rasa dan kontinuitas hasil panen. Dan yang paling penting adalah bebas pestisida. Bagaimanapun tanaman adalah makhluk yang sangat sensitive terhadap cuaca dan iklim sekitarnya, jadi dengan hidroponik tidak lagi tergantung musim. Tanaman akan tetap hidup normal walaupun ditanam di musim hujan, misalnya. Kelebihan lain system hidroponik adalah kebanyakan hasil panennya diserap pasar-pasar swalayan, restoran-restoran, hotel-hotel dan kalangan menengah atas. Berikut saya berikan contoh hasil karya dari petani keren ini. selada yang ditanam dengan menggunakan paralon

Menanam kentang dengan media batu coral

Seorang chili head dari finlandia sedang berpose dengan ribuan buah cabe hasil system hidroponik.

Panen tomat cery sambil memakai sepatu, keren kan? Tomat ini ditanam dalam air dengan system hidroponik. Satu pohon bisa berbuah sampai 20.000 buah.

Semua hasil pertanian diatas tidak lagi membutuhkan tanah sebagai media tanamnya. Bagaimana cara menghasilkan tanaman-tanaman terbaik seperti gambar-gambar diatas? Kuncinya adalah mengetahui tingkat PH dalam air atau bahasa sederhananya tingkat keasaman dan kebasaan dalam air. Dan yang kedua mengetahui EC (electrical conductifity) larutan nutrisi, atau bahasa sederhananya tingkat keenceran atau kepekatan larutan nutrisi hidroponik. Jika dalam pertanian konvensional kita mengenal istilah pupuk maka dalam pertanian hidroponik disebut istilah “nutrisi hidroponik.” Umumnya tanaman hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas sehingga sangat cocok dilakukan di kota-kota besar, bahkan jika ada tempat jemuran di atas rumah, atau teras rumah yang ada sedikit sinar matahari pun bisa digunakan untuk menanam dengan system hidroponik ini. Dalam sekala besar, pertanian hidroponik membutuhkan investasi puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Biaya itu meliputi pembuatan green house, media atau tempat media tumbuh, dan segala yang bersangkutan dengan nutrisi dan alat-alat irigasi (perairan). Tetapi jika anda tertarik menjalankan pertanian hidroponik sekala rumah tangga, tidak perlu mengerluarkan ratusan juta rupiah. Dalam hidroponik, prinsip paling dasar adalah penghematan air dan nutrisi, jadi hidroponik adalah tentang bagaimana mendayagunakan air dan nutrisi dengan efisien. Prinsip Dasar Hiroponik Secara singkat, hidroponik adalah menanam dengan media air atau media bukan tanah, seperti perlite, kerikil, pasir, arang sekam, rockwoll, serbuk sabut kelapa dan lain-lain. Tujuannya adalah srerilisasi. Diketahui tanah adalah tempat hidup berbagai macam pathogen, bakteri dan berbagai penyakit yang merugikan bagi tanaman. Maka itulah pertanian dengan media tanah sangat sulit diprediksi hasilnya dan tidak konsisten. Dalam system hidroponik, nutrisi bisa dialirkan melalui air secara kontinu sehingga hara yang diserap oleh tanaman menjadi maksimal dan bertahap sesuai dengan kebutuhan tanaman. Misalnya dalam system NFT (Nutrient Film Technique) air yang telah tercampur nutrisi akan mengalir keseluruh akar tanaman dan diserap, kemudian bisa dikembalikan kedalam wadah lalu dialirkan kembali, begitu seterusnya sampai zat-zat hara yang ada dalam air terserap semua, sehingga hampir tidak ada limbah yang bisa mencemari lingkungan. Dalam hidroponik, oksigen sangat berperan penting yang diserap oleh tanaman melalui air agar unsure hara dapat ikut masuk melalui serabut akar. Oleh karena itu air harus terus mengandung oksigen. Untuk menyiasatinya biasanya dengan cara mengalirkan air secara berkala, memberi gelembung udara, atau menyemprot akar tanaman dengan nozzle (butiran air yang sangat halus) sehingga oksigen mudah diserap oleh akar. Hidroponik Sistem NFT Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) adalah hidroponik yang menggunakan air sebagai media sekaligus mengandung nutrisi. Air dialirkan dengan pompa ke seluruh tanaman dengan kemiringan beberapa persen sehingga air mengalir dengan sendirinya dan kembali ke wadah penampung. Disebut Film, karena air yang mengalir sangat tipis seperti film. Tujuannya agar oksigen yang dibawa melalui air bisa maksimal karena air mengalir cukup deras. Berikut panduan singkat bagaimana menanam dengan system NFT, sangat cocok untuk tanaman sayur yang saya kutip dari link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=Dc9k1cEqwUM Bahan dan alat yang dibutuhkan adalah :

  1. Paralon ukuran 3”
  2. Untuk penyangga bisa menggunakan kayu atau paralon yang lebih kecil
  3. Bor listrik untuk membuat lubang
  4. Alat ukur, grgaji, selotip, spidol untuk membuat garis atau sesuaikan dengan kebutuhan
  5. Pompa air aquarium
  6. Slang, sesuaikan ukuran pompa
  7. Wadah penampung air
  8. Gelas air mineral yang diberi lubang dibawahnya
  9. Spon atau serbuk sabut kelapa untuk media dalam gelas
  10. Nutrisi hidroponik AB mix (atau bisa membuat sendiri)
  11. Air bersih (air sumur), jika menggunakan air pam hendaknya didiamkan dulu agar zat-zat kimia didalamnya mengendap.

12.Stop kontak timer (pengatur waktu pernyiraman otomatis)

Sumbu/kain digunakan agar akar yang masih sedikit bisa menyerap air. tapi pengalaman saya tidak menggunakan pita juga tidak masalah asal ada akar yang menyentuh air

Untuk sekala besar tinggal susun seperti dibawah ini. Atau sesuai dengan kreatifitas anda sendiri, asal prinsip-prinsip dasar hidroponik nft sudah diketahui.

Hal-hal yang perlu dipelajari dalam hidroponik:

  • EC (electrical conductivity) suatu tanaman.

Tanaman mempunyai tingkat EC yang berbeda-beda, artinya tanaman mempunyai toleransi untuk dapat menyerap dengan maksimal zat-zat garam yang terlarut dalam air. Alat yang digunakan untuk mengukur zat-zat terlarut dalam air adalah EC meter.

  • PH air (tingkat keasaman dalam air)

Air yang terlalu asam atau terlalu basa akan  membuat akar tanaman tidak  bisa menyerap hara dengan baik. Umumnya tanaman akan dapat meyerap unsure hara pada PH air di kisaran 5-6 (dalam keadaan netral) Untuk mengukur tingkat PH air bisa menggunakan PH meter atau kertas lakmus. Sumber gambar: http://www.youtube.com/watch?v=_KbolP_Teg0 https://www.youtube.com/watch?v=Dc9k1cEqwUM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun