Mohon tunggu...
Kamal Muzakki
Kamal Muzakki Mohon Tunggu... -

mahasiswa biologi itb,\r\ngak sempet demo gara-gara kebanyakan praktikum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Simalakama di Sawit

22 September 2011   19:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hamparan tanaman sawit sejauh mata memandang, hijau tertata rapih. Baris menyerong membentuk formasi segitiga sama sisi supaya cahaya sang surya terbagi merata.

Andai bangsa kita mau berbaris serapi itu pasti sedap dipandang mata.

Tahukah kawan berapa lahan sawit di bangsa kita tercinta ini? 7,8 juta hektar, itu sama besar dengan 3/5 pulau Jawa.

Kita bangsa yang hanya bisa hidup jika menghabiskan cadangan sumber daya alam. Bangsa yang begitu tergantung dengan alam yang ada batasannya. Padahal kebutuhan kita tak terbatas.

Tentunya alasan ini cukup kuat untuk menggerakkan buldozer untuk melaksanakan land clearing. Pembukaan lahan.

Berapa juta kubik kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) yang hilang? Konon kayu ini dapat bertahan berpuluh-puluh tahun, jenis kayu yang unik, kayu dengan kristal selulosa lebih resisten air. Kayu besi.

Berapa luas habitat orang utan yang hilang? Hewan yang masuk daftar endangered IUCN. Parah bro, hewan ini dianggap hama, pernah digebugi ramai-ramai di area perkebunan. Sekarang binatang mirip manusia itu tidak seleluasa dulu. Kata seorang guru pionir di Kalimantan yang ikut transmigran, tahun 1974 dapat menemukan dengan mudah kawanan orang utan, hewan yang juga pewaris bumi Kalimantan.

Masa bodoh dengan speseis-spesies ini, kerjaan orang biologist saja mungkin. Mereka yang cemas akan masa depan manusia jika bagian dari food net ada yang hilang. Kita cuma tau anak istri kita hari ini kenyang.

Tahun 2010 kemarin Indonesia menjadi negara dengan produksi minyak kelapa sawit terbesar di dunia mengalahkan Malaysia. Kita patut berbangga hati. industri-industri perkebunan ini pun telah banyak menyedot banyak sekali tenaga kerja. Mungkin yang ikut mensukseskan program transmigrasi adalah kebun-kebun ini. Kebun yang menjadi sumber penghidupan banyak orang. “Sumber penghidupan anak cucu” kata mereka. Walaupun anak cucu mereka nanti mungkin tidak bisa menanam sawit lagi karena unsur hara telah habis terkuras.

Pilu. Luka ini makin menganga. Sudah sepatutnya majikan memenyuruh jongos.

Saham industri kelapa sawit tempatku magang mayoritas milik Jardine Cycle & Carriage Singapura.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun