Mohon tunggu...
Kamaludin
Kamaludin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia biasa

tidak tertarik ini itu. i wanna be myself and walk with my freedom as a man.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Revitalisasi Kurikulum Pendidikan Pesantren di Era Zaman Modern

21 Desember 2024   20:50 Diperbarui: 21 Desember 2024   20:50 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:pagaralampos.com

                 Pesantren merupakan salah satu institusi pendidikan tertua di Indonesia yang memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan akhlak masyarakat. Kurikulum pesantren tradisional umumnya berfokus pada pengajaran ilmu agama Islam seperti fiqih, tafsir, hadis, dan tasawuf. Namun, perubahan zaman yang pesat telah membawa berbagai tantangan baru, termasuk perkembangan teknologi, kebutuhan keterampilan abad ke-21, serta tuntutan pasar tenaga kerja. Memang, Santri yang lulus dari pesantren tidak diperuntukan sebagai tenaga kerja melainkan menjadi figur atau tokoh yang mampu memberikan ilmu dan teladan kepada masyarakat, membawa nilai-nilai religius dalam kehidupan bermasyarakat. Namun untuk demikian santri harus tetap memiliki kemampuan yang mampu menjawab segala permasalahan dalam sudut pandang islam. Maka untuk tetap relevan dan mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dalam berbagai aspek kehidupan, revitalisasi kurikulum menjadi sebuah keharusan bagi pesantren.

        Tantangan utama yang dihadapi pesantren di era modern meliputi globalisasi dan kompetisi global, transformasi teknologi, serta perubahan sosial dan nilai-nilai. Ditambah kehdiran media sosial yang tak hanya memberikan sisi positif melainkan juga sisi negatif yang mana jika santri tidak adaptif dan bijaksana terhadap etika bersosial media, ini akan menjadi pengaruh buruk dalam perkembangannya. Globalisasi menuntut lulusan pesantren tidak hanya memiliki kemampuan agama yang mendalam, tetapi juga mampu bersaing di tingkat global. Penguasaan bahasa asing, teknologi informasi, dan pemahaman lintas budaya menjadi kebutuhan mendesak. Sementara itu, transformasi teknologi telah merambah hampir semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan, sehingga pesantren perlu mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulumnya agar santri mampu beradaptasi dengan ekosistem digital. Selain itu, dunia kerja modern membutuhkan lulusan yang tidak hanya memahami ilmu agama, tetapi juga memiliki keterampilan praktis seperti kewirausahaan, komunikasi, dan pemecahan masalah. Modernisasi juga membawa dampak pada pergeseran nilai-nilai tradisional, sehingga pesantren harus tetap menjaga nilai-nilai Islam sembari menanamkan keterbukaan terhadap perubahan positif.

         Revitalisasi kurikulum dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan strategis. Pesantren perlu mengintegrasikan ilmu agama dengan pengetahuan umum seperti matematika, sains, dan teknologi untuk menciptakan santri yang tidak hanya paham agama, tetapi juga mampu berkontribusi dalam pembangunan masyarakat modern. Implementasi teknologi seperti e-learning, aplikasi pendidikan berbasis Islam, dan pemanfaatan media sosial dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran serta memungkinkan pesantren menjangkau lebih banyak peserta didik. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21, seperti literasi digital, berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas, juga perlu diterapkan tanpa mengesampingkan nilai-nilai Islam. Selain itu, peningkatan kapasitas guru dan ustaz melalui pelatihan dalam bidang teknologi, pedagogi modern, dan manajemen kurikulum sangat penting untuk mendukung implementasi perubahan. Pesantren juga dapat bekerja sama dengan universitas, lembaga pelatihan, atau institusi pendidikan lainnya untuk memperluas cakupan kurikulum dan memberikan akses kepada santri untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas. Pendekatan multikultural yang mengajarkan toleransi, dialog lintas agama, dan penghormatan terhadap keberagaman dapat menciptakan generasi yang inklusif.

        Manfaat revitalisasi kurikulum sangat signifikan bagi pesantren. Pesantren yang mampu menyesuaikan kurikulumnya dengan kebutuhan zaman akan tetap menjadi pilihan utama masyarakat dalam mendidik anak-anak mereka. Lulusan pesantren yang memiliki keterampilan dan kompetensi tambahan dapat bersaing di pasar kerja modern serta memberikan kontribusi lebih besar bagi masyarakat. Selain itu, kurikulum yang relevan akan memastikan bahwa nilai-nilai Islam tetap menjadi fondasi utama pendidikan, bahkan di tengah perubahan zaman. Lulusan pesantren yang berkualitas juga dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif dalam berbagai sektor kehidupan, baik di tingkat lokal maupun nasional.

         Revitalisasi kurikulum pesantren merupakan langkah strategis yang sangat penting untuk menjawab tantangan zaman modern. Dengan pendekatan yang terintegrasi antara ilmu agama dan umum, penerapan teknologi, serta penguatan kompetensi abad ke-21, pesantren dapat terus menjadi lembaga pendidikan yang relevan dan berdaya saing. Transformasi ini tidak hanya bermanfaat bagi pesantren itu sendiri, tetapi juga bagi masyarakat luas dan pembangunan nasional. Oleh karena itu, perlu dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan, untuk mewujudkan pesantren yang unggul di era modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun