Mohon tunggu...
Kamaludin
Kamaludin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia biasa

tidak tertarik ini itu. i wanna be myself and walk with my freedom as a man.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pandangan Imam Ghazali tentang Cinta, Rindu, Tenang Hati dan Ridho

19 Agustus 2024   21:06 Diperbarui: 19 Agustus 2024   21:08 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketenangan hati, atau jinak hati, dalam pandangan Al-Ghazali adalah keadaan di mana hati seorang hamba merasa nyaman dan tentram ketika bersama Allah. Hal ini dicapai melalui ibadah yang terus-menerus dan keikhlasan dalam setiap tindakan. Ketenangan hati adalah salah satu buah dari cinta kepada Allah, di mana seorang hamba merasa selalu dalam perlindungan dan kasih sayang-Nya.

" . "

"Ketenangan hati adalah buah dari cinta kepada Allah. Seorang yang hatinya tenang merasa nyaman dan tentram ketika bersama Allah, karena dia merasakan kehadiran-Nya dalam setiap saat kehidupannya." 

4. Kerelaan (Ridha)

Ridha adalah sikap menerima dengan ikhlas segala ketetapan Allah, baik itu berupa nikmat atau ujian. Al-Ghazali menekankan pentingnya ridha sebagai bagian dari perjalanan spiritual. Ridha kepada Allah berarti seseorang meyakini bahwa segala sesuatu yang datang dari Allah adalah yang terbaik untuknya, sehingga tidak ada tempat bagi keluhan atau ketidakpuasan dalam hatinya. Ridha adalah puncak dari penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah dan merupakan tanda kebersihan hati dan kedekatan dengan-Nya.

" . "

"Ridha kepada Allah adalah sikap menerima dengan ikhlas segala ketetapan-Nya. Orang yang ridha tidak akan mengeluh atau merasa tidak puas dengan apapun yang Allah tetapkan untuknya, karena dia yakin bahwa segala sesuatu yang datang dari Allah adalah yang terbaik." 

Kesimpulannya bahwa pandangan Al-Ghazali dalam Kitab Mahabbah dari Ihya Ulumuddin memberikan panduan yang mendalam tentang bagaimana seorang Muslim harus mengembangkan cinta kasih, kerinduan, ketenangan hati, dan kerelaan kepada Allah. Al-Ghazali menekankan bahwa melalui pengetahuan tentang Allah, dzikir, dan ibadah yang khusyuk, seseorang dapat mencapai cinta yang mendalam kepada Allah, yang kemudian akan melahirkan kerinduan, ketenangan hati, dan kerelaan dalam segala ketetapan-Nya. Ajakan Al-Ghazali untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui cinta dan kerelaan merupakan esensi dari perjalanan spiritual dalam Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun