Indonesia menjadi negara yang penduduknya mayoritas beragama islam, sejak berabad-abad yang lalu, Indonesia memiliki tradisi yang kuat dalam Pendidikan agama islam.
Pondok pesantren menjadi salah satu pilar utama dalam tradisi ini sebagai penyelenggaraan Pendidikan islam yang secara definitif adalah lembaga pendidikan tradisional islam dalam rangka menyebarkan, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam (Tafaqquh Fiddin) dengan menekankan moral agama islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari.
Pada era ini santri menjadi salah satu ujung tombak generasi yang cukup menjanjikan dalam mewujudkan indonesia emas tahun 2045, pasalnya santri saat ini berbeda dengan santri zaman dulu, dimana mereka hidup ditengah perkembangan zaman dan teknologi yang sangat pesat.
Santri di era saat ini seharusnya tidak hanya mencukupkan diri mereka dengan mendalami ilmu agama saja, namun juga santri harus menambah keilmuan di berbagai bidang keilmuan yang lain guna menebar manfaat dan kemaslahatan dalam berbagai sektor.
Selaras dengan visi pemerintah indonesia yang bertujuan menjadikan indonesia sebagai negara maju dan berada di puncak kejayaan pada tahun 2045 mendatang peran santri begitu krusial dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Santri milenial saat ini mempunyai potensi yang sangat besar.
Pertama, santri milenial mempunyai kecakapan teknologi dan akses informasi yang sangat luas di era digital ini
Kedua, santri milenial dibekali pemahaman yang mendalam tentang ilmu agama dan nilai-nilai moral yang akan menjadi pondasi dari berbagai tantangan dari dampak negatif perkembangan globalisasi sosial.
Ketiga, santri milenial juga dapat menjadi motor penggerak ekonomi di daerahnya masing-masing. Saat ini banyak sekali program pemerintah dalam kewirausahaan dalam memajukan ekonomi pesantren yang bisa menjadi bekal ilmu ketika santri milenial bermuqim.
Keempat, santri milenial juga dapat menjadi penghubung antar negara dengan kemampuan mereka menguasai bahasa asing seperti bahasa inggris dan bahasa arab. Kemampuan menguasai bahasa asing menjadi penting di era globalisasi saat ini.
Namun dibalik potensi yang menjanjikan yang dimiliki santri milenial ada banyak tantangan yang harus dihadapi oleh mereka, diantaranya adalahÂ
1) Perkembangan teknologi dan digitalisasi yang berkembang secara pesat. Santri milenial harus mampu belajar dan mendalami berbagai bidang keilmuan, menggunakan teknologi dengan bijak, tidak terbawa arus media sosial yang negatif dan terus berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan tradisi pesantren.Â
2) Radikalisme dan Ekstremisme, santri milenial harus mampu antara ajaran yang menyimpang dengan ajaran yang telah mereka pegang teguh sebagai pedoman hidup di pondok pesantren dan toleransi beragama.Â
3) Modernisasi dan Globalisasi, santri milenial yang dibekali dengan ilmu agama yang kuat dan nilai-nilai kebangsaan yang harus dijaga jangan sampai terpengaruh dengan berbagai budaya dari luar, mempertahankan integritas dan identitasnya sebagai santri.
pendidikan agama di pesantren menjadi tonggak utama dalam pembentukan karakter dan moral, tak lupa juga pendidikan formal juga harus selalu diperhatikan dalam menunjang keilmuwan dan wawasan yang lainnya. contoh sederhana santri milenial saat ini adalah Kamaludin yang menimba ilmu di Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri' Cianjur juga sedang menjalani program pendidikan tinggi magister di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, ia menyadari bahwa pendidikan pesantren dan pendidikan formal sama pentingnya dalam mewujudkan generasi yang lebih baik, jauhnya adalah mewujudkan indonesia emas 2045 mendatang.
Semoga dalam implementasi pembelajaran para santri dapat mereka maksimalkan dengan berbagai keilmuan dan kemandirian yang dibangun di Pondok Pesantren.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H