1) Perkembangan teknologi dan digitalisasi yang berkembang secara pesat. Santri milenial harus mampu belajar dan mendalami berbagai bidang keilmuan, menggunakan teknologi dengan bijak, tidak terbawa arus media sosial yang negatif dan terus berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan tradisi pesantren.Â
2) Radikalisme dan Ekstremisme, santri milenial harus mampu antara ajaran yang menyimpang dengan ajaran yang telah mereka pegang teguh sebagai pedoman hidup di pondok pesantren dan toleransi beragama.Â
3) Modernisasi dan Globalisasi, santri milenial yang dibekali dengan ilmu agama yang kuat dan nilai-nilai kebangsaan yang harus dijaga jangan sampai terpengaruh dengan berbagai budaya dari luar, mempertahankan integritas dan identitasnya sebagai santri.
pendidikan agama di pesantren menjadi tonggak utama dalam pembentukan karakter dan moral, tak lupa juga pendidikan formal juga harus selalu diperhatikan dalam menunjang keilmuwan dan wawasan yang lainnya. contoh sederhana santri milenial saat ini adalah Kamaludin yang menimba ilmu di Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri' Cianjur juga sedang menjalani program pendidikan tinggi magister di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, ia menyadari bahwa pendidikan pesantren dan pendidikan formal sama pentingnya dalam mewujudkan generasi yang lebih baik, jauhnya adalah mewujudkan indonesia emas 2045 mendatang.
Semoga dalam implementasi pembelajaran para santri dapat mereka maksimalkan dengan berbagai keilmuan dan kemandirian yang dibangun di Pondok Pesantren.Â