Gotong royong adalah salah satu ciri khas yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Secara garis besar, gotong royong tertuang pada pancasila dalam sila ke tiga yang berbunyi Persatuan Indonesia. Semua segmen dan aktivitas masyarakat dan penyelenggara negara harus konsisten dengan nilai-nilai dasar Pancasila.
Budaya gotong royong, bagi sebagian warga Indonesia mungkin sudah tau apa itu arti dari gotong royong. Di indonesia Gotong royong telah mendarah daging bahkan menjadi kepribadian bangsa, serta sebagai Budaya asli Indonesia yang telah diwariskan secara turun menurun dari generasi kegenerasi dan tidak dimiliki oleh negara lain.
Nah, kenapa gotong royong disebut budaya?Dan apa kaitannya dengan nilai-nilai pancasila di era sekarang?
Ya, Karena budaya gotong royong sangat erat kaitannya dengan persatuan dan kesatuan masyarakat. Maka dari itu, gotong royong bisa diartikan sebagai budaya.
Lalu adakah contoh nyata yang dapat kita lihat dari budaya tersebut di generasi z ini?
Jawabannya, tentu saja ada!
Baru-baru ini di sosial media sedang ramai dengan aksi sekelompok pemuda yang bergotong royong membersihkan lingkungan.
Ya, mereka adalah pandawara group. Pasti kalian tidak asing bukan?
Pandawara Group atau juga yang dikenal dengan Pandawara terbentuk pada tahun 2022 merupakan kelompok relawan yang terdiri dari lima orang pemuda, yakni Gilang, Rifki, Iksan, Agung dan Rafly,Berasal dari daerah Kopo, Bandung. Yang kerap kali melakukan aksi bersih-bersih sungai dan pesisir di indonesia. Slogan meraka adalah "not cleaning but reducing".Â
Aksi Pandawara group membersihkan pantai terkotor no. 4 di Indonesia
Ya, foto tersebut diambil saat mereka akan melakukan aksi sosial mereka di pantai Loji yang berada di kabupaten sukabumi. Pantai keempat yang dibersihkan oleh Pandarawa Group dengan mengajak warga setempat untuk bersama-sama membersikan sampah yang menumpuk disekitaran pesisir pantai, Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari yakni dari tanggal 4 oktober sampai dengan 6 oktober 2023. Tak hanya warga setempat Pemerintah daerah hingga Porli dan TNI ikut serta gotong royong membersikan sampah.
Nah, bagaimana pendapat kalian dengan aksi sosial mereka? Apakah kalian juga termotivasi untuk menerapkan nilai-nilai pancasila pada kehidupan sehari-hari?
Jadi, kesimpulan yang dapat diambil dari artikel ini adalah bahwa budaya tidak selalu harus berbentuk benda ataupun objek konkret. Budaya mencakup segala aspek kehidupan manusia, termasuk nilai-nilai, keyakinan, tradisi, bahasa, seni, dan cara berinteraksi dalam masyarakat.Â
Meskipun benda-benda dapat menjadi wujud fisik dari budaya, seperti pakaian tradisional atau alat musik khas, namun inti dari budaya terletak pada pemahaman, praktek, dan penyebaran nilai-nilai dan norma-norma yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya juga dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan, sikap, dan pola pikir yang melekat pada masyarakat tanpa adanya objek nyata. Dalam hal ini, budaya adalah refleksi dari identitas dan kehidupan manusia yang terus berkembang dan berubah seiring waktu.
Penulis : Aulia Hasanah dan Kamalia Rosidah
Prodi : Sastra Inggris, Universitas Pamulang.
Tujuan penulisan artikel sebagai salah satu tugas mata kuliah Pancasila yang diberikan oleh Dosen pengampu Dr. Yatti Rosmiati. M. Pd
