Mohon tunggu...
Kamaludin Septi Arizal
Kamaludin Septi Arizal Mohon Tunggu... Guru - Guru

JURUSAN PGMI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Jalanan "Rampal"

15 Maret 2014   13:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak jalanan adalah anak yang sebagian waktunya berada di jalan, baik untuk mencari uang maupun untuk bermain. Permasalahan yang dihadapi anak jalanan diantaranya adalah kurangnya pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan, perlindungan, kasih sayang, kesehatan, makanan, minuman dan pakaian. Anak jalanan seperti anak-anak lain pada umumnya memiliki beberapa kebutuhan dasar yang menjadi haknya. Salah satu haknya adalah memperoleh pendidikan. Masalah pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk dibahas terlebih bagi seorang anak. Didalam peraturan perundang-undangan seperti UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Undang-undang Dasar 1945 dan Hak Anak semua mengatur tentang hak setiap anak untuk memperoleh pendidikan, tetapi pada kenyataannya, masih banyak anak jalanan yang drop out dari sekolah ataupun sebagian kecil sekolah tetapi sering membolos dan tidak membayar uang sekolah, hal ini di sebabkan karena faktor kemiskinan orang tua yang merupakan faktor anak berada di jalanan. Menurut UUPA yang wajib dan bertanggung jawab yaitu Negara dan Pemerintah, Orang tua dan Keluarga serta Masyarakat. Sedangkan menurut KHA yang bertanggung jawab melindungi hak-hak anak adalah Negara. Negara dan Pemerintah sebagai instasi yang bertanggung jawab terhadap permasalahan anak jalanan telah melakukan berbagai upaya untuk menangani permasalahan anak tersebut, salah satunya merupakan program baru yaitu dengan membangun Pusat Pembangunan Pelayanan Sosial Anak atau Sosial Developmen Centre for Children

yang tejadi DI LAPANGAN RAMPAL..
dari tahun baru 2014 ini sampai sekarang hampir 3 kali setiap minggu , saya mencoba membaur dengan anak jalanan di daerah lampu merah perempatan rampal.. mereka mayoritas berasal dari muharto, ciptomuliyo, dan daerah sekitarnya...mereka kebanyakan masih di usia anak-anak yang bersekolah di sekolah dasar,, padahal mereka seharusnya tidak dijalanan tapi di sekolah untuk belajar bukan untuk mencari uang,,
latar belakang mereka kenapa kog nggak sekolah,
adit salah satu anjal (anak jalanan) menjelaskan kenapa dia tidak sekolah padahal dia masih berusia kelas 2 sd,,dia beralasan karena orang tuanya tidak punya biaya..
ada yang beralasan karena gurunya jahat .,..
ada yang beralasan orang tuanya tidak mau tahu tentang keadaanya...
ada yang beralasan tidak bisa membayar spp...
ada yang beralasan disekolah dia disriminasi
dan masih banyak lagi alasan-alasan dari mereka...

cimeng (anak jalanan yang kelihatan tidak seperti anak jalanan) dia menjelaskan kenapa kog mengamen disini karena orang tuanya jarang dirumah sehingga dia sering membolos sekolah dan terbawah oleh pengaruh temannya. dan dia akhirnya oleh orangtuanya tidak disekolahkan lagi karena sudah kesal terhadapnya...

mereka kebanyakan sehari-hari berada didaerah lampu merah rampal, bahkan jarang pulang kerumah,, karena menurut mereka lebih baik di jalanan dari pada di rumah,, hitung-hitung bisa membantu ekonomi orang tua kata mereka...
rudi (salah satu anak jalanan yang berusia 17 tahun) menjelaskan bahwa di rampal ini sangat banyak sekali anak jalanan yang mengamen di lampu merah bahkan puluhan anak yang berada disini..rudi anak jalanan yang hobi menggambar dan membuat tato ini ingin anak anak yang ada di rampal ini diperhatikan , dia menginginkan adanya orang yang peduli pada mereka untuk minimal mengajari ketrampilan entah itu ketrampilan membuat sablon ,,kerajinan tangan maupun yang lainnya ,, karena dia sadar bahwa dia dan teman-temannya di rampal tidak mungkin di jalanan terus,, mereka butuh pekerjaan lain,,

dan saya sempat bertanya,, adakah orang yang mengajari kalian disini? mereka menjelaskan sebenarnya ada yang mengajari mereka  tetapi pelajaran sekolah mas "kata mereka",, mereka menyadari sebenarnya bahwa pendidikan itu penting,,

kemudian saya bertanya" menyesal nggak kalian menjadi seperti ini?? mereka kompak menjawab" tidak mas,, yang penting jalani aja, suadah terlanjur kita jadi begini "kata mereka" betapa polosnya mereka menjawab....

dengan mendengarkan kisah - kisah mereka, yang sebenarnya saya sangat iri dengan semangat mereka,, mereka mencari recehan uang sehari-hari untuk menhidupi mereka,,,

dengan melihat fakta diatas sangatlah miris ,dimana peran pemerintah dalam hal ini agar anak jalanan semakin berkurang bukan semakin banyak . minimal mereka diberikan perhatian sedikit melalui  pendidikan ketrampilan atau yang lainnya yang sangat mereka butuhkan agar mereka tidak mengamen lagi di jalanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun