Pada ayat tersebut digunakan kata sifat untuk menggambarkan fitrat api darimana jinn diciptakan yaitu samuum yang artinya api yang marak atau semburan api tanpa asap. Di ayat lain di nyatakan
وَخَلَقَالۡجَآنَّمِنۡمَّارِ جٍ مِّنۡنَّارٍ
dan Dia menciptakan jin dari nyala api tanpa asap
(QS. Ar-Rahman: 15)
Beranjak dari permasalahan organisme bakteri, sekarang kita akan menuju ayat-ayat di atas yang menyatakan bahwa jinn dicipta dari api. Makna yang paling tepat perihal ayat tersebut ialah organisme kecil yang memperoleh energi untuk eksistensi mereka langsung dari sambaran api petir yang panas (samuum) dan radiasi kosmik. Dikcerson dalam pandangannya ternyata sejalan lurus dengan Al Quran ketika menyatakan bahwa organisme yang paling purba
‘… bisa hidup karena energi dari petir dan radiasi ultraviolet…’
Pada dasarnya skenario radiasi kosmik tidak secara khusus dsebut oleh para ilmuwan dalam penelitian mereka akan organisme prabiotika. Namun, mereka mendukung ide yang menytakan bahwa apapun organisme yang ada sebelum evolusi biotika, pasti memperoleh energinya dari panas. Oleh generasi ilmuwan sebelumnya, dari semua kategori bacteria yang diklasifikasikan sebagai paling purba hanyalah prokayote dan eukaryote.
Para ilmuwan memperikan bahwa hanya dua tipe bakteri ini yang telah melahirkan atau berevolusi menjadi organisme yang bisa dianggao sebagai cikal bakal kehidupan. Woese mempublikasikan temuannya dalam majalah Scientfic American pada Juni 1981 yang mana di dalamnya menyatakan bahwa archaebacteria (bakteri purba) bisa dianggap sebagai bentuk awal organisme. Ia juga memberitahukan bahwa bakteri tersebut merupakan turunan ketiga yang mendahului segala-galanya. Maka dari itu jenis bakteri ini bisa dianggap sebagai cikal bakal kehidupan yang paling purba.
Mengenai archaebacteria, menurut kamus The Hutchinson Dictionary of Science archabacteria termasuk bentuk kehidupan paling awal yang muncul sekitar 4 milyar tahun yang lalu, ketika masih sangat sedikit oksigen tersedia di atmosfir. Namun pengarang dari Genetics: A Molercular Approach menyatakan bahwa sejak tahun 1977 telah bertambah banyak perbedaan ditemukan di antara archaebacteria dan prokaryote lainnya, sedemikian rupa sehingga para ahli mikrobiologi sekarang lebih suka menggunakan istilah archaea untuk membedakannya dari bakteri.
Organisme yang disebut jin dalam Al Quran rupanya sesuai dengan deskrpsi di atas, mahluk yang diciptakan sebelum manusia muncul. Hanya saja tidak ada dari mereka yang menyebutkannya sebagai produk dari sinar kosmik dan sambaran petir kecuali pendapat dari Dickerson sendiri.
Pada ruang lingkup ini permasalahan ini bisa bahwa segala bentuk bakteri yang paling purba memperoleh energinya secara langsung dari panas. Tentu saja ini sesusai sebuah pernyataan dari Al Quran