Mohon tunggu...
kamalahelga
kamalahelga Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi semester 3 di universitas muhammadiyah malang

mahasiswi semester 3 jurusan sosiologi di universtas muhammadiyah malang

Selanjutnya

Tutup

Parenting

menghapus bias gender dalam keluarga menuju harmoni dan kesetaraan

5 Januari 2025   17:08 Diperbarui: 5 Januari 2025   17:08 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki pengaruh besar terhadap pendidikan dan pembentukan karakter individu. Sebagai elemen penting dalam pembangunan sosial, keluarga memainkan peran utama dalam proses naturalisasi sosial, membentuk kepribadian, serta membiasakan kebiasaan baik bagi anak-anak. Dalam konteks pendidikan gender, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak mereka. Ketika bias gender muncul dalam keluarga, hal ini dapat mempengaruhi pola pikir anak-anak mereka di masa depan, memperkuat stereotip gender yang tidak adil, dan berkontribusi pada ketimpangan gender di masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk menghapus bias gender di tingkat keluarga sebagai dasar untuk menciptakan lingkungan yang adil dan setara bagi semua anggota keluarga. Bias gender dalam keluarga sering kali muncul dalam bentuk pembagian peran yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, perempuan sering dianggap sebagai pengurus rumah tangga dan pengasuh anak, sementara laki-laki lebih sering diberi peran sebagai pencari nafkah utama. Ketidakadilan gender ini dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk, seperti marginalisasi perempuan, subordinasi, stereotipe negatif terhadap perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan beban kerja lebih banyak dan panjang (double burden) bagi perempuan. 

Bentuk-bentuk Bias Gender dalam Keluarga

Bias gender dalam keluarga dapat terlihat dalam beberapa bentuk yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Pembagian Tugas Rumah Tangga yang Tidak Seimbang
    Bias gender sering terlihat dalam pembagian tugas rumah tangga. Perempuan sering kali dibebani pekerjaan domestik seperti memasak, membersihkan rumah, dan merawat anak, sementara laki-laki sering dianggap hanya bertanggung jawab sebagai pencari nafkah utama.

  2. Stereotip Peran Gender
    Anggota keluarga sering kali dipandang melalui lensa stereotip gender, di mana laki-laki diharapkan menjadi kuat, rasional, dan pemimpin, sedangkan perempuan dianggap lebih emosional, lembut, dan berfokus pada urusan rumah tangga. Stereotip ini membatasi kebebasan individu untuk memilih peran sesuai minat dan kemampuan mereka. 

    • Pengasuhan Anak yang Tidak Setara
      Bias gender juga tercermin dalam cara orang tua mendidik anak-anak mereka. Anak laki-laki sering didorong untuk menjadi lebih mandiri dan kuat, sementara anak perempuan lebih didorong untuk memperhatikan perasaan orang lain dan mengerjakan pekerjaan rumah. Pandangan ini dapat membentuk pola pikir anak terhadap peran gender di masa depan.

    • Kurangnya Dukungan terhadap Karier Perempuan
      Bias gender dalam keluarga juga terlihat ketika perempuan kurang didorong untuk mengejar karier atau pendidikan tinggi, sementara laki-laki lebih sering didorong untuk fokus pada pekerjaan dan ambisi profesional. Hal ini memperkuat kesenjangan dalam kesempatan dan pengembangan diri antara laki-laki dan perempuan.

    • Pembatasan Pilihan Pendidikan
      Beberapa keluarga memperlihatkan bias gender dalam pemilihan jalur pendidikan atau karier anak laki-laki dan perempuan. Anak perempuan sering diarahkan ke bidang yang dianggap "feminin," seperti keperawatan atau pendidikan, sementara anak laki-laki lebih didorong untuk memilih bidang yang dianggap "maskulin," seperti teknik atau ilmu komputer.


    • pengasuhan Anak yang Tidak Setara
      Bias gender juga tercermin dalam cara orang tua mendidik anak-anak mereka. Anak laki-laki sering didorong untuk menjadi lebih mandiri dan kuat, sementara anak perempuan lebih didorong untuk memperhatikan perasaan orang lain dan mengerjakan pekerjaan rumah. Pandangan ini dapat membentuk pola pikir anak terhadap peran gender di masa depan.

    • Kurangnya Dukungan terhadap Karier Perempuan
      Bias gender dalam keluarga juga terlihat ketika perempuan kurang didorong untuk mengejar karier atau pendidikan tinggi, sementara laki-laki lebih sering didorong untuk fokus pada pekerjaan dan ambisi profesional. Hal ini memperkuat kesenjangan dalam kesempatan dan pengembangan diri antara laki-laki dan perempuan.

    • Pembatasan Pilihan Pendidikan
      Beberapa keluarga memperlihatkan bias gender dalam pemilihan jalur pendidikan atau karier anak laki-laki dan perempuan. Anak perempuan sering diarahkan ke bidang yang dianggap "feminin," seperti keperawatan atau pendidikan, sementara anak laki-laki lebih didorong untuk memilih bidang yang dianggap "maskulin," seperti teknik atau ilmu komputer.  

      Dampak Bias Gender dalam Keluarga

      Bias gender yang ada dalam keluarga tidak hanya membatasi potensi individu tetapi juga berdampak pada kesejahteraan emosional dan sosial anggota keluarga. Dampak yang timbul dari bias gender ini dapat sangat luas, termasuk:

      1. Perubahan Pandangan tentang Kesetaraan Gender
        Peningkatan kesadaran tentang kesetaraan gender dapat membawa perubahan besar dalam hubungan keluarga. Pembagian tugas yang lebih adil dan partisipasi aktif dari kedua belah pihak dalam pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak akan menciptakan keseimbangan yang lebih baik di dalam keluarga.

      2. Partisipasi yang Lebih Besar bagi Perempuan
        Anak perempuan yang tumbuh dalam keluarga yang mendukung kesetaraan gender lebih mungkin untuk mengejar kesempatan pendidikan dan karier yang sebelumnya dianggap terbatas bagi mereka. Selain itu, anak laki-laki yang tumbuh dalam lingkungan yang mengutamakan kesetaraan gender akan lebih terbuka terhadap berbagai peran dalam masyarakat tanpa terhambat oleh stereotip yang kaku.

      3. Perubahan Stereotip Gender
        Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menekankan kesetaraan gender akan membawa nilai tersebut dalam hubungan mereka di masa depan. Dengan menumbuhkan pandangan yang lebih setara, anak-anak dapat mengurangi dampak stereotip gender dalam kehidupan sosial mereka.  

        Upaya Menghapus Bias Gender di Keluarga

        Untuk mengatasi dan menghapus bias gender di keluarga, beberapa langkah praktis dapat dilakukan:

        1. Pendidikan dan Kesadaran
          Pendidikan yang mendorong kesadaran tentang kesetaraan gender sangat penting untuk memahami pentingnya menghapus peran gender tradisional dan mengadopsi pandangan yang lebih adil.

        2. Peran Orang Tua sebagai Model
          Orang tua harus menjadi contoh dalam berbagi tanggung jawab rumah tangga secara setara. Ketika orang tua bekerja sama dalam mengelola rumah tangga, anak-anak akan lebih cenderung meniru pola tersebut.

        3. Komunikasi Terbuka dalam Keluarga
          Salah satu langkah penting dalam mengurangi bias gender adalah dengan menciptakan komunikasi terbuka antara anggota keluarga. Setiap anggota keluarga, baik laki-laki maupun perempuan, harus memiliki kesempatan untuk berbicara tentang peran mereka dan bagaimana mereka ingin berkontribusi di rumah.

        4. Mendukung Karier dan Pendidikan Perempuan
          Memberikan dukungan kepada perempuan untuk mengejar pendidikan dan karier tanpa terbebani dengan tugas rumah tangga yang berlebihan sangat penting dalam menciptakan kesetaraan dalam keluarga.

        5. Perubahan Kebijakan dan Sosial
          Kebijakan yang mendukung kesetaraan, seperti cuti bersama atau peluang pekerjaan yang setara, juga sangat penting dalam menciptakan kesetaraan gender di dalam keluarga dan masyarakat. 

          Kesimpulan

          Menghapus bias gender dalam keluarga merupakan langkah penting untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan adil di dalam rumah tangga. Pembagian peran yang setara, pendidikan yang mendorong kesetaraan gender, serta perubahan sikap dan komunikasi yang terbuka dapat menciptakan keluarga yang mendukung perkembangan setiap individu tanpa terhambat oleh stereotip gender. Dengan menciptakan keluarga yang lebih adil dan setara, kita tidak hanya menciptakan hubungan yang lebih harmonis di dalam keluarga, tetapi juga membantu membangun masyarakat yang lebih inklusif dan menghargai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Semua anggota keluarga, tanpa memandang jenis kelamin, memiliki hak untuk merasa dihargai dan memiliki peran yang setara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun