Jalan yang sudah tidak asing lagi bagi banyak orang, Ya! Jl. Malioboro. Malioboro merupakan salah satu destinasi wisata bagi banyak orang yang sedang berkunjung ke kota dengan julukan "kota pelajar" yaitu Yogyakarta. Tempat ini menjadi hal yang wajib dikunjungi apabila kita sedang berlibur ke Yogyakarta. Tidak lengkap rasanya apabila kita berlibur ke Yogyakarta tapi tidak berkunjung ke Jl. Malioboro.
Jl. Malioboro merupakan salah satu jalan yang ada di kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan kantor pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani.
Untuk bisa berkunjung ke Jl. Malioboro cukup mudah karena dilewati oleh Trans Jogja, selain itu kita juga bisa menggunakan kendaraan pribadi walaupun harga parkir nya agak mahal. Oiya untuk yang dari Solo dan Klaten juga sangat mudah karena Jl. Malioboro ini dekat dengan St. Yogyakarta yang bisa kalian laju dengan kerete Commerterline.
Apa sih yang membuat Jl. Malioboro ramai di kunjungi?
Setiap hari nya Jalan Malioboro selalu dipadatkan dengan pengunjung karena daya tariknya yang sangat memikat. Pengunjung yang datang bahkan tidak hanya dari warga lokal ataupun warga Indonesia. Namun juga dari masyarakat mancanegara.
Dari ketiga jalan yang ada yang paling populer adalah Jl. Malioboro yang menjadi jantungnya atau pusat kota nya Yogyakarta. Selain ada banyak tempat-tempat berbelanja dan juga kuliner makanan di Jl. Malioboro ini ada kantor DPRD dan juga ada Istana Negara oleh karena itu Jl. Malioboro bisa disebut sebagai jantung kota Yogyakarta.
Saat saya berkunjung ke Jl. Malioboro pada hari Selasa tepatnya pada sore hari(6/62023), Jl. Malioboro dipadatkan oleh banyaknya pengunjung. Dan saya melihat ada beragam pengunjung yang meramaikan Jl. Malioboro, dan saya menemukan banyaknya warga lokal.
"saya ke Malioboro cuman buat main sih, hanya ingin melihat-lihat dan saya juga cukup sering kesini terutama saat keluarga saya senggang". Kata salah satu pengunjung yang merupakan warga lokal.
Di Jl. Malioboro ini terdapat berbagai hal menarik yang bisa menjadi nilai daya tarik tersendiri. Mulai dari Teras Malioboro yang berisi para pedagang kaki lima yang berjualan berbagai sovenir seperti kaos, baju batik, mainan tradisional. Lalu ada Pasar Beringharjo yang berisi berbagai macam hal, mulai dari makanan dan jajanan tradisional, sayur-sayuran, aneka ragam tas, kain dan batik, dan masih banyak hal lagi yang ada di pasar ini.
Di Jl. Malioboro ini kita tidak perlu khawatir mengenai kuliner karena ada berbagai jenis makanan disini, mulai dari yang tradisional seperti tempet makan lesehan atau makanan ciri khas Jogja yaitu gudeg hingga tempat makanan modern seperti KFC, Bakso Kota Cakman ada disini semua.
Selain menawarkan makanan berat di Jl. Malioboro juga ada berbagai macam tempat jajanan dan salah satu yang jadi rekommendasi saya adalah kerak telur. Selain itu es krim kekinian yang banyak disukai orang yaitu Gelato. Dan masih banyak lagi jajajanan lainnya.
Saat saya berkunjung saya menyempatkan untuk mencicipi jajanan kaki lima yang ada, yaitu pempek. Harga yang ditawarkan sangat murah dan rasanya juga cukup enak, selain itu saya juga pernah mencoba kerak telur yang ada disana dan rasanya sangat mengejutkan karena sangat enak.
Ada apa saja sih di Jl. Malioboro?
Selain menjadi tempat untuk mencari hiburan dan jajanan. Di Jl. Malioboro ini juga ada salah satu tempat bersejarah yang dijadikan tempat wisata, yaitu Benteng Vredeburg. Tempat tersebut sangat direkomendasikan karena menjadi salah satu bukti peninggalan sejarah dari Belanda. Untuk masuk ke Benteng Vredenburg ini cukup murah, yaitu mulai dari Rp.2000 untuk anak-anak, Rp.3000 untuk dewasa, dan Rp. 10.000 untuk turis mancanegara.
Di dalam Benteng Vrendenburg ini selain berisi senjata dan meriam peninggalan Belanda juga ada museum yang berisi koleksi realia, koleksi fotom minitur, replica, lukisan, dan koleksi adegan peristiwa bersejarah dalam bentuk diorama.
Selanjutnya di sebrang Benteng Vrendenburg ada bangunan sejarah yang menjadi bukti bahwa dahulu Yogyakarta pernah menjadi ibukota bagi Indonesia, bangunan tersebut adalah Istana Negara Yogyakarta. Namun sayangnya tempat tersebut tidak dibuka untuk umum dan hanya bisa kita lihat dari depan pagar nya saja.
Istana Negara Yogyakarta ini berada di ujung Jl. Malioboro yang bertempatkan dengan perempatan 0 km. Perempatan 0 km ini salah satu tempat yang terkenal juga di Jogja dan sering dijadikan tempat untuk berfoto.
Selanjutnya ada Teras Malioboro 1. Di tempat ini ada beragam dagangan yang dijual terutama berupa sovenir seperti batik, kaos malioboro, mainan tradisional dan masih banyak lagi. Selain itu juga terdapat semacam kantin atau food court yang sangat beragam jenis makanannya. Teras Malioboro ini merupakan solusi dari pemerintah daerah setempat untuk mengatur dan menata para pedagang kaki lima yang awalnya berjualan di sepanjang Jl. Malioboro yang dinilai kurang rapih dan menanganggu pejalan kaki, oleh karena itu Teras Malioboro 1 ini dibangun.
Lalu di sebrang Teras Malioboro 1 ada Pasar Beringharjo. Pasar ini salah satu pasar peninggalan Belanda yang saat ini masih eksis. Pasar ini termasuk ke pasar konvensional yang berisi berbagai macam hal seperti kebutuhan sehari-hari, mulai dari makanan, sayur-sayuran, bahan memasak, jajanan, dan masih banyak lagi.
Di Jl. Malioboro ini juga terdapat kantor gubernur yang merupakan tempat kerja untuk para pejabat daerah Yogyakarta. Dan ada juga kantor DPRD Yogyakarta, jadi kantor lembaga eksekutif dan legislatif nya memiliki jarak yang dekat.
Bergeser ke pusat Jl. Malioboro terdapat landmark yang menjadi tempat paling ramai di Jl. Malioboro, yaitu ada Mall Malioboro. Mall ini kurang lebih sama dengan mall-mall umum yang ada di Indonesia. Yang membuat Mall ini ramai karena berada di pusat Jl. Malioboro yang membuat mall ini sangat strategis.
Saat mulai masuk jam Magrib atau sekitar jam 6 sore. Jl. Malioboro akan ditutup sementara untuk kendaraan pribadi. Hal ini membuat Jl. Malioboro bisa digunakan oleh para pejalan kaki, dan biasanya para berkunjung mulai menyewa skuter, sepeda, dan kendaraan-kendaraan lain yang ada di tempat penyewaan. Hal tersebut  menjadi salah satu daya tarik Jl. Malioboro yang membuat orang-orang ingin merasakan berjalan ditengah Jl. Malioboro tanpa adanya kendaraan pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H