Preseiden Amerika, Joe Biden telah mempertimbangkan untuk melakukan kemungkinkan tentang Proyek Willow, yang terletak di Lereng Utara Alaska.
Para aktivis lingkungan banyak yang menentang proyek tersebut, dengan alasan bahwa Proyek Willow merupakan bom karbon yang tidak boleh dibiarkan meledak di Kutub Utara.
Disaat kondisi bumi yang sedang kritis dan mengalami pemanasan global, masih bisakah mengutamakan ekonomi diatas keselamatan bumi kita!?
Apa Itu Proyek Willow?
Proyek pengeboran senilai $8 milliar yang dikenal sebagai proyek Willow merupakan proposal untuk membuat ladang minyak baru dilereng Utara Alaska. Yang akan berlokasi di dalam cadangan minyak Nasional-Alaska yang memiliki luas hingga 23 juta hektar. Diyakini, hasil dari proyek ini dapat memproduksi hinnga 180.000 barel minyak per hari, 1,5% dari total produksi minyak Amerika.
ConocoPhilips, selaku perusahaan yang menyokong proyek ini mengusulkan 5 lokasi untuk dilakukan pengeboran, namun US Bereau of  Land Management(BLM), yang mengatur seperdelapan negara bagian, menolak usulan  tersebut dan lebih menyetujui untuk melakukan pengeboran di 3 lokasi.
Namun usulan tersebut masih mendapatkan kritik pedas dari para aktivis lingkungan. Pemerintahan Joe Biden berupaya mengurangi dari 3 lokasi menjadi 2 lokasi, agar mengurangi kritik yang datang ke mereka.
Proyek Willow dapat mendatangkan keuntungan yang sangat besar untuk Amerika. Menurut BLM proyek Willow dapat menghasilkan pendapatan senilai $8 milliar hingga $17 milliar, ConocoPhilipsn memperkirakan proyek Willow ini dapat menciptakan 2000 hingga 2500 pekerjaan kontruksi, serta 300 pekerjaan tetap. Proyek ini menelan biaya $8 milliar untuk dikembangkan, dan akan menjadi yang terbesar di Lereng Utara Alaska. Selama lebih dari 20 tahun.
Mengapa Proyek ini banyak dikritik?
Dilihat dari penghasilan dan dampak yang didapatkan secara ekonomi, terlihat sangat menguntungkan dan menggiurkan. Normalnya proyek ini akan banyak didukung banyak orang, tetapi mengapa tetap mendapatkan banyak kritik?
Proyek Willow dapat menimbulkan biaya lingkungan yang besar, serta akan memerlukan lokasi pengeboran yang akan mempengaruhi keindahan alam yang ada di Alaska.
Proyek ini benar-benar berbahaya bagi lingkungan, bahkan jika hanya 3 lokasi yang disetujui, dampaknya masih sangat besar bagi lingkungan. Proyek Willow dapat menghasilkan lebih dari 278 ton gas rumah kaca selama rentang 30 tahun.
Itu setara dengan emisi 60 juta mobil bahan bakar dalam setahun, atau 700 pembangkit listrik berbahan bakar gas alam dalam setahun, atau batu bara yang senilai 1,5 juta gerbong yang dibakar.
Kelompok lingkungan bersikeras untuk menentang proyek Willow ini, selain dapat mengancam lingkungan, proyek ini tidak sejalan dengan janji Joe Biden saat kampanye dulu, yang ingin memerangi perubahan iklim.
"Proyek Willow akan berdampak buruk pada lahan publik dan iklim kita, dan menyetujuinya setelah meloloskan RUU iklim terbesar dalam sejarah akan menjadi langkah mundur yang sangat besar," kata Sierra Club dalam siaran pers Februari, mengacu pada Biden undang-undang pengurangan Inflasi pemerintah.
"membiarkan Willow bergerak maju akan menimbulkan ancaman bagi beberapa hutan belantara terakhir Alaska yang tidak terganggu, bagi populasi satwa liar menyebutnya rumah, dan bagi kesehatan masyarakat di sekitar komunitas dan mempersulit pencapaian sasaran iklim kita. Kita harus mengakhiri yang baru menyewakan lahan publik dan melestararikan lebih banyak alam untuk mengamankan masa depan iklim kita," tambahnya.
Janji Biden
Sejak kampanye pemilihan presiden, Biden secara terbuka berjanji ingin memerangi perubahan iklim sebagai prioritas yang utama. setelah mendukung undang-undang penting tentang mempercepat perluasan energi bersih sepertu angin dan tenaga surya dan menjauhkan Amerika dari penggunaan minyak bumi, batu bara, banyak yang menilai bahwa proyek Willow ini sebagai penghianatan.
Menurut guardian,"sangat keterlaluan bahwa Biden tampaknya memberi lampu hijau pada proyek Willow yang sangat merusak, memprioritaskan keuntungan industri minyak daripada masa depan beruang kutub dan satwa liar Arktik lainnya," kata Kristen Monsell, pengacara senior di pusat keanekaragaman hayati.
Biden sebenernya telah berhasil mendorong energi terbarukan, namun karena harga minyak bumi yang terus meningkat akibat dampak dari invasi Russia ke Ukraina, membuat Presiden USA tersebut untuk mempertimbangkan melaksanakan Proyek Willow tersebut.
Semoga saja Joe Biden dapat mempertimbangkan kembali untuk tidak menjalankan proyek Willow. Dan kita juga harus menyuarakan untuk menghentikan proyek ini, karena proyek Willow benar-benar dapat mengancam keselamatan bumi dan tempat tinggal kita.
Sudah sepatutnya Amerika mementingkan keselamatan bersama dibandingkan dengan tambang minyak dan uang. amerika harus menghentikan proyek ini demi rasa kemanusiaan.
Sumber:
Newsweek.com
Reuters.com
CNN.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H