Mohon tunggu...
Kalya Nabila Zuhdi
Kalya Nabila Zuhdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - tunggu sebentar

live life to the fullest

Selanjutnya

Tutup

Nature

Lalu, Salah Siapa?

7 Juni 2021   21:25 Diperbarui: 7 Juni 2021   21:32 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menyoal tentang permasalahan lingkungan hanya akan membawa kita pada perseteruan tak berujung-masyarakat yang abai atau pemerintah yang lalai?

Tantangan terbesar yang harus dihadapi dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan adalah kebiasaan-kebiasaan buruk yang merugikan lingkungan hidup. 

Kebiasaan buruk ini antara lain membuang sampah sembarangan, pola hidup kurang bersih, hingga gaya hidup yang boros. Faktor lain yang juga turut menjadi penyebab permasalahan lingkungan adalah kurangnya infrastruktur penunjang yang membantu menjaga kebersihan lingkungan. 

Setiap rumah bisa menghasilkan ratusan sampah perhari yang menyebabkan tempat penampungan akhir tidak cukup untuk menampung semua sampah sehingga sungai dan laut menjadi pelarian. Perilaku hidup yang tidak ramah lingkungan ini terjadi di seluruh lapisan masyarakat hingga menjadi hal yang di normalisasi.

Awal tahun 2021, Masyarakat Indonesia disuguhkan oleh banyaknya bencana alam yang datang silih berganti. Terhitung sejak 1 Januari hingga 15 April terdapat 1.125 bencana alam yang terjadi di negara maritim ini. 

Beberapa bencana yang tercatat paling banyak terjadi antara lain banjir, tanah longsor, puting beliung, kebakaran hutan dan lahan, hingga gempa bumi. 

Hal ini mengakibatkan kerugian baik materi maupun non materi. Untuk mencari jalan keluar atas berbagai permasalahan lingkungan yang terjadi, diperlukan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kelesatarian lingkungan hidup.

Kondisi geografis dan demografis Indonesia membuat setiap daerah memiliki tingkat kerawanan tersendiri terhadap bencana alam. Realitas ini mengharuskan masyarakat dan pemerintah untuk menyadari betapa pentingnya penanggulangan bencana atau biasa dikenal dengan Pengurangan Risiko Bencana (PRB). 

Kesiapsiagaan oleh masyarakat dan pemerintah ini, yang akan mengurangi kerugian akibat dampak dari bencana alam serta meningkatkan ketahanan.

Namun, tingginya angka kerugian serta korban jiwa akibat bencana alam yang terjadi belakangan ini, cukup menggambarkan bahwa baik dari masyarakat maupun pemerintah kurang tanggap dalam menghadapi bencana alam. 

Banyaknya bencana alam yang terjadi juga menjadi alarm bahwa kondisi lingkungan sudah dalam kondisi kritis. Terjadinya bencana alam bukanlah hal yang dapat diperhitungkan dan dihindari. 

Namun, sebagai makhluk hidup yang menggantungkan kehidupan kepada lingkungan, sudah seharusnya seluruh masyarakat memberikan kontribusi aktif untuk pengelolaan, dan pelestarian lingkungan. 

Kurangnya koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat, juga turut menyebabkan program-program penanggulangan bencana alam tidak tereksekusi dengan baik di lapangan. 

Pemerintah yang terus-menerus menggaungkan rencana untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan, pada akhirnya hanya menjadi hutang yang tak kunjung dibayar. 

Hal ini yang menimbulkan munculnya kontradiksi serta kekecewaan masyarakat kepada pemerintah. Untuk mengupayakan keselamatan bersama, sudah tidak ada waktu untuk memikirkan siapa yang salah, dan saatnya memikirkan bagaimana cara yang tepat dalam melestarikan lingkungan tanpa merugikan salah satu pihak.

Salah satu upaya masyarakat dalam rangka peduli terhadap lingkungan adalah dengan membatasi perilaku yang membahayakan lingkungan, sehingga antara manusia dan alam terjalin suatu keseimbangan yang senantiasa tetap terjaga dan terlestarikan. 

Untuk menanamkan pengetahuan tentang lingkungan hidup, diperlukan pendidikan yang diajarkan sejak dini. Melalui pendidikan, generasi muda akan memiliki karakter yang peduli dengan lingkungan serta peka dengan kondisi di sekitarnya. 

Untuk mengubah pola perilaku masyarakat, diperlukan pembentukan kesadaran lingkungan yang diupayakan terus menerus hingga menjadi sebuah kebiasaan. Upaya ini akan semakin maksimal apabila pemerintah turut bekerja sama. 

Sebagai pemilik otonom, dapat diupayakan melalui kebijakan, program, serta kegiatan yang memiliki dampak luas terhadap isu-isu lingkungan hidup. Dengan meratakan pembangunan infrastruktur yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan setiap daerah, serta pemerataan tenaga ahli Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) akan menyumbang besar pada upaya ini.

Masyarakat yang memiliki kesadaran dan perhatian kepada isu-isu lingkungan, akan cenderung memperhatikan gaya hidup dan penggunaan produk yang ramah lingkungan. 

Kesadaran ini juga harus dimiliki oleh para pemilik dan pelaku usaha untuk fokus pada produk ramah lingkungan, sadar kesehatan, dan aman untuk jangka panjang. 

Penggunaan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan memberikan dampak yang signifikan pada kerusakan lingkungan, dan hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi ekosistem lingkungan. 

Dengan menggunakan produk yang ramah lingkungan, akan lebih aman bagi manusia dan lingkungan, tidak boros sumber daya, serta tidak menghasilkan sampah yang berlebihan. 

Untuk meningkatkan penggunaan produk ramah lingkungan, diperlukan produksi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tuntutan produksi ramah lingkungan ini sekaligus untuk menunjukkan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dengan mengurangi efek-efek yang dapat mencemari lingkungan.

Dengan demikian, banyaknya masalah-masalah lingkungan dapat teratasi apabila manusia memiliki kesadaran terhadap isu-isu lingkungan serta memperhatikan perilakunya yang berdampak pada kelestarian lingkungan. Kolaborasi dari seluruh pihak untuk melestarikan lingkungan akan menciptakan perubahan yang signifikan. 

Untuk mendukung upaya pelaksanaan program ramah lingkungan, dapat dilakukan pendekatan persuasif dengan menggunakan baliho, poster, billboard, serta media sosial seperti facebook, twitter dan instagram mengenai kampanye pengelolaan lingkungan hidup. 

Manusia sebagai bagian dari ekosistem lingkungan, perlu memberikan timbal balik atas sumber-sumber penghidupan yang didapatkan dari lingkungan. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Perubahan alam dan lingkungan hidup manusia akan terus mempengaruhi baik positif maupun negatif. Oleh karena itu diperlukan tindakan pelestarian agar lingkungan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun