Untuk mengatasinya, diperlukan langkah-langkah jangka panjang yang melibatkan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, dan berikut beberapa solusi yang dapat dilakukan adalah:
- Perbaiki sistem drainase. Saluran harus dibersihkan, diperlebar dan diperdalam untuk menampung aliran air yang tinggi.
 Bila perlu, akan dibangun juga waduk dan bendungan untuk mengendalikan aliran air. - Menjaga hutan kota. Hutan kota harus dipertahankan dan dijaga agar dapat menjaga keseimbangan ekosistem. Pemukiman dan pertambangan harus mengikuti tata ruang yang sesuai dengan fungsi kawasan hutan lindung.
- Mengawasi penambangan batubara. Penambang batubara harus mematuhi peraturan lingkungan hidup dan melakukan reklamasi lahan bekas pertambangan. Bendungan tambang perlu diperkuat dan diawasi untuk memastikan tidak jebol dan menyebabkan banjir.Â
2. Kesiapsiagaan Remaja dalam Menghadapi Banjir di Kota Samarinda
Kesiapsiagaan remaja dalam menghadapi banjir dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang positif terkait dengan bencana banjir, seperti:Â
- Mengetahui penyebab, gejala, dan cara penanggulangan banjir, serta sumber informasi yang dapat diandalkan.Â
- Waspadai risiko dan ancaman yang ditimbulkan oleh banjir serta pentingnya melindungi diri, keluarga, dan lingkungan.
- Membentuk kelompok tanggap bencana seperti berikut:
Bergabunglah dengan relawan, pemuda, dan organisasi masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan, mitigasi, dan respons banjir. - Mempraktikkan langkah-langkah kesiapsiagaan bencana, seperti membuat rencana evakuasi, menyiapkan perlengkapan darurat, dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.Â
- Menjaga kesehatan fisik dan mental, serta ikut berbagi pengalaman dan saling membantu dengan sesama korban banjir. Â
- Berpartisipasi dalam upaya-upaya rehabilitasi dan rekonstruksi setelah banjir, serta mendorong terhadap penerapan konsep pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
3. Dampak Bencana Banjir Terhadap Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Samarinda Utara
Dampak banjir terhadap perekonomian masyarakat di Kecamatan Samarinda Utara dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: Â
- Sisi produksi. Banjir merusak tanaman seperti padi, sayuran, dan buah-buahan, yang merupakan sumber pendapatan sebagian masyarakat. Banjir juga menyebabkan hilangnya hewan ternak seperti ayam, bebek, kambing, dan sapi yang juga merupakan aset perekonomian masyarakat. Selain itu, banjir juga berdampak pada aktivitas industri seperti pabrik, perbengkelan, dan usaha kecil menengah lainnya yang terendam atau harus berhenti berproduksi karena kekurangan bahan baku atau tenaga kerja.
- Aspek distribusi. Banjir menyebabkan terhentinya akses transportasi, baik transportasi darat maupun udara, yang menghambat distribusi barang dan jasa. Banjir juga menyebabkan terendamnya pasar, toko, warung, dan tempat usaha lainnya, yang mengakibatkan penurunan penjualan dan pendapatan. Banjir juga menyebabkan terganggunya komunikasi, baik melalui telepon, internet, maupun media sosial, yang menghambat koordinasi dan informasi antara pelaku ekonomi.
- sisi konsumsi. Banjir menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat. Sebab masyarakat harus mengeluarkan biaya untuk memperbaiki rumahnya, membeli kebutuhan pokok, dan mengatasi gangguan kesehatan. Banjir juga menyebabkan penurunan kualitas hidup banyak orang, yang menghadapi kondisi lingkungan yang membuat mereka lebih rentan terhadap kotoran, bau dan penyakit. Banjir juga berdampak pada penurunan kesejahteraan masyarakat karena harus mengalami stres, trauma, dan kecemasan.Â
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dampak bencana banjir terhadap ekonomi masyarakat di Kecamatan Samarinda Utara sangat besar dan merugikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi dampak banjir, baik dari pihak pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:Â
- Memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dengan menyediakan peralatan dan perbekalan darurat seperti perahu karet, jaket pelampung, obat-obatan, makanan, dan air bersih, serta menetapkan rencana evakuasi dan kontak darurat.
- Meningkatkan kapasitas drainase dan kualitas air dengan melakukan pengerukan, pembersihan, dan pelebaran saluran air, serta pembangunan bendungan, pintu air, dan pompa air.
- Meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap pembangunan liar, penebangan hutan, dan pembuangan sampah sembarangan, yang dimana dapat menyebabkan seperti penyempitan sungai, erosi tanah, dan penyumbatan saluran air.
- Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan penanggulangan banjir, serta memberikan beberapa bantuan dan dukungan kepada korban banjir. Â
- Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam perlindungan lingkungan, konservasi sumber daya dan adaptasi perubahan iklim, serta mengurangi risiko dan dampak banjir.
5. Pengaruh Berita Banjir di Koran Kaltim Terhadap Kesadaran Lingkungan Masyarakat Kelurahan Temindung Permai SamarindaÂ
pengaruh berita banjir di Koran Kaltim terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda:Â
- Berita Banjir Koran Kalimantan Timur merupakan informasi yang diberikan oleh media cetak mengenai situasi dan dampak banjir yang terjadi di berbagai wilayah di Samarinda, termasuk di Desa Temindung Permai.
- kesadaran masyarakat daerah Temindung Permai terhadap Kepedulian lingkungan hidup masyarakat Kabupaten Samarinda terdiri atas sikap dan tindakan yang mengungkapkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup di wilayah tempat tinggalnya. Dan mengambil tindakan. Upaya sosial untuk mengatasi permasalahan banjir.
- Hal ini dapat dijelaskan dengan teori agenda setting yang menyatakan bahwa media mempunyai kemampuan untuk menentukan isu mana yang penting bagi masyarakat dengan cara menyoroti dan mengulang isu tersebut. Oleh karena itu, media dapat mempengaruhi persepsi dan sikap masyarakat terhadap isu-isu tersebut. Dalam konteks ini, berita banjir yang dimuat di surat kabar di Kalimantan Timur dapat menjadi agenda yang menarik perhatian dan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan lingkungan hidup yang menjadi penyebab dan akibat dari banjir.
- Selain itu, berita banjir di Koran Kaltim juga dapat memicu proses belajar sosial, yaitu proses di mana individu mempelajari sikap dan perilaku dari orang lain yang dianggap sebagai contoh. Dalam hal ini, masyarakat bisa mengambil pelajaran, pengalaman dan tindakan orang-orang yang terkena dampak banjir tersebut baik yang bersifat positif maupun negatif, dan kemudian mengikuti atau menghindari perilaku tersebut. misalnya seperti, masyarakat dapat belajar dari orang-orang yang berhasil mengatasi banjir dengan cara bergotong-royong membersihkan lingkungan, atau dari orang-orang yang malah menambah masalah dengan cara membuang sampah sembarangan.
5. Pencemaran Air Di Jalan Pramuka Kota Samarinda Kalimantan Timur Yang Mengakibatkan Terjadi Banjir Â
Pencemaran air adalah masalah lingkungan yang serius di Kota Samarinda, khususnya di Jalan Pramuka yang merupakan salah satu jalan utama di kota tersebut. Pencemaran air di Jalan Pramuka disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:Â
- Kegiatan pertambangan yang dapat merusak hutan dan tanah di sekitar Sungai Mahakam, yang merupakan sumber air utama bagi Kota Samarinda. Akibatnya, air sungai menjadi keruh, berwarna, dan mengandung logam berat yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan ekosistem.
- Pembuangan limbah domestik dan industri yang tidak terkendali ke saluran drainase (parit) yang menghubungkan Jalan Pramka hingga Kali Karamumus. Limbah ini mengandung beberapa jenis zat organik, kimia, dan mikroba yang dapat mempengaruhi kualitas air dan menimbulkan bau tidak sedap.Â
- Pembangunan yang tidak terencana dan melanggar Peraturan Tata Kota, akhirnya mengakibatkan banyak bangunan yang dibangun di selokan dan bantaran sungai. Hal ini mengurangi kemampuan parit dan sungai untuk menerima drainase dan juga menghambat aliran air yang seharusnya mengalir ke sungai.
Pencemaran air di Jalan Pramuka menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial, terutama pada musim hujan. Banjir sering terjadi di sekitar Jalan Pramka dan sekitarnya akibat pencemaran air, karena air hujan tidak terserap tanah dan mengalir lancar ke sungai. Banjir juga mengakibatkan bercampurnya lumpur, sampah, dan limbah dengan air sungai yang tercemar, sehingga menimbulkan risiko kesehatan dan kerugian ekonomi bagi warga yang tinggal atau bekerja di wilayah tersebut.