Masalahnya ini menimpa seorang penyidik senior KPK loh, bukan orang sembarangan. Satu tahun mungkin saya rasa, waktu orang baru mau berniat untuk berpikir atas kesalahannya. Pandji Pragiwaksono pun turut berkomentar di akun youtube-nya Berita Dari Neraka Eps. 6 , "Di umur segitu, anak kecil baru mau ngomong emaa.. bukan emmmaaaf gak sengaja,"
Kalau di penjara, pak Ronny dan Rahmat Kadir enak hidupnya. Gak bakal kena corona. Makan dikasih gak usah kerja, kalau punya dana lebih bisa dapet fasilitas VIP disana. Kurang enak apalagi kedua bapak polisi aktif itu. Padahal mereka seharusnya aparat hukum yang bisa menjadi tauladan bagi kami bukan malah yang harus ditakuti.
Saya juga mikir, bapak dan aparatur lainnya juga tengah disibukkan bagaimana mengatur perekonomian negara agar tidak merugikan masyarakat. Betapa susahnya menghadapi isu global ini.Â
Kami pun juga sama pak, teman saya yang lulus juga masih menunggu lamaran pekerjaannya di-ACC. Berharap pandemi ini selesai. Namun, bila keadilan di negeri kita berada di posisi kritis, maka Indonesia juga akan dianggap remeh oleh negara lainnya.
Tadinya, kami bangga karena Indonesia menganut Bhinnerka Tunggal Ika. Kasus seperti George Flodyn pun kurang booming di hiruk pikuk berita nasional.Â
Tapi, beberapa hari kemudian, kami sadar standar keadilan Indonesia lebih kritis daripada di Amerika Serikat. Tak hanya kasus Novel Baswedan, masyarakat Papua sampai sekarang juga masih mengalami rasisme.
Harapan kami kepada Bapak Presiden Republik Indonesia : Jangan takut dengan segala kebijakan yang dapat memakmurkan rakyat. Walau kami tau pasti orang-orang yang diatas bapak turut mengancam. Kami masih menaruh harapan besar kepada Bapak Jokowi dan segala stakeholder untuk bisa memutar balikkan keadaan menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H