Kami kemudian mengendarai sepeda motor kami menyusuri Kota Wisata yang luas itu. Dari Kampoeng Cina, kami berkendara hingga ke pintu masuk arah Cibubur. Meski udara dingin karena hujan berhenti belum lama, Kota Wisata cukup banyak memiliki pengunjung yang hanya sekedar nongkrong. Tapi bagi kami berdua, bukan nongkrong namanya kalau tidak ada kopi dan makanan. Karena itulah perut kami membuncit. Kami lalu berbalik arah kembali memasuki Kota Wisata, bermaksud mencari tempat nongkrong yang cozy tapi harganya terjangkau.
Cukup banyak tempat makan yang tampak nyaman di daerah itu, namun kami memikirikan apakah budget yang kami siapkan akan cukup membayar makanan kami nanti sehingga beberapa tempat yang menarik perhatian terpaksa kami lewati karena selain tampak nyaman, tempat tersebut juga tampak mewah. Hm. Tidak lama kami berkendara, sebuah tempat yang nyaman namun tidak terlalu besar tertangkap oleh pandangan kami. Patung rusa yang berdiri di pintu masuk dan lampu-lampu yang menghias di sana cukup menarik perhatian.
Sekali lagi saya ragu ketika kami telah memarkir sepeda motor kami, "Mahal enggak yah?"
Namun kakang mas pacar mengatakan ia membawa cukup uang sehingga kami akhirnya memasuki tempat itu. Genta angin besar yang menggantung di kedua sisi pintu masuk menarik perhatian saya. Tempat itu sunyi, meski ada beberapa pengunjung di sana. Kesan yang diberikan oleh tempat itu senyaman kampung halaman. Ketika menapaki tempat itu pertama kali, saya merasa senyaman berada di rumah.
Banyak hal yang menarik perhatian saya di sana. Salah satunya bahwa tempat duduk yang diletakkan di tempat itu tidak seragam seperti restoran-restoran lainnya. Tidak ada tema yang saya tangkap selain "meletakkan apa saja yang unik" di sana. Sebuah ayunan yang berada di taman mearik perhatian saya namun sudah diduduki pengunjung lain. Ketika memasuki tempat yang tampak seperti alun-alun itu, seperangkat gamelan menangkap perhatian saya kemudian. Lalu ada beberapa kursi goyang serta sofa yang empuk yang juga terletak di tempat itu. Sebuah layar putih di dinding dengan pantulan proyektor juga menarik perhatian saya lantaran yang ditayangkan adalah siaran-siaran kekinian seperti MTV dan Nickelodeon.
Kami memesan cappuccino di sana -- hangat untuk kakang mas pacar dan dingin untuk saya -- serta satu porsi bakmi jawa goreng dan pisang bakar keju. Rasa masakan di tempat itu di luar dugaan sesuai dengan selera kami meski yang menyajikan adalah anak-anak muda yang usianya tidak jauh berbeda dengan kami. Dan ketika membayar, ternyata harga makanan di tempat itu termasuk dalam kategori standar -- tidak terlalu mahal hanya sekitar Rp. 80.000 untuk kami berdua.
Saya bisa mengatakan tempat yang nyaman, sunyi, dan menyajikan makanan enak dengan harga terjangkau ini cukup bisa menjadi alternatif bagi anda yang membutuhkan tempat untuk refreshing tanpa perlu terganggu oleh hingar-bingar kendaraan bermotor atau sekedar berkumpul bersama keluarga.
Nama Tempat  : Paris Cafe
Alamat        : Kota Wisata, Jl. Wisata Utama, Ciangsana, Gn. Putri, Bogor, Jawa Barat 16968, Indonesia
Jam Buka      : Setiap Hari (09.00 - 21.00)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H