Kelemahan investasi asing untuk Indonesia adalah jika modal asing sangat dominan dan tidak terkontrol, ekonomi Indonesia akan semakin melemah di samping jumlah utang Indonesia tidak kunjung berkurang.Â
Semakin banyak investasi asing, semakin banyak juga aliran dividen dari investasi itu yang akan mengalir ke luar negeri sehingga turut membebani neraca pembayaran RI yang sering defisit.Â
Syukur kalau dividen dalam bentuk rupiah, bagaimana jika bukan rupiah. Selain itu, mengalirnya keuntungan ke luar negeri juga akan membuat permintaan dollar AS meningkat.
Akibatnya nilai tukar rupiah berpotensi melemah. Melemahnya rupiah, dapat menaikkan harga apa saja. Jangan sampai investasi asing membebani Indonesia.
Sedangkan keuntungan investasi asing adalah bahwa Indonesia memperoleh tambahan dana atau modal untuk mewujudkan sebuah proyek atau usaha yang harus digunakan untuk kepentingan negara dan kepentingan rakyat dalam jangka panjang.Â
Sementara penanam modal juga memperoleh keuntungannya dalam bentuk dividen atau kesepakatan lainnya yang tidak boleh membebani Indonesia baik dalam bentuk pembayaran maupun tatanan hidup bangsa Indonesia sendiri.
Apa target yang harus dicapai dengan adanya investasi? Investasi yang tidak memiliki target yang jelas adalah ibarat orang yang hidupnya selalu bergantung kepada orang lain.
Oleh karena itu, target utama yang harus dicapai adalah kapan Indonesia tidak bergantung lagi dengan investasi asing sehingga dapat berdiri sendiri dalam menopang ekonomi negara (negara benar-benar berdaulat).
Untuk mewujudkan target tersebut, Indonesia harus segera melunasi utang beserta bunganya dan meningkatkan investasi oleh lokal daripada investasi asing. Sehingga suatu hari nanti, Indonesia tidak hanya menjadi negara tujuan investasi saja, namun Indonesia juga dapat menjadi negara investor untuk negara lainnya dalam mewujudkan dan menjaga kestabilan ekonomi dunia (global).
Berbangga dengan semakin banyaknya investasi asing mungkin dapat diterima. Namun harus diingat bahwa jangan sampai menutup mata terhadap kekuatan negara berupa hukum, lingkungan, agama, dan perdagangan. Artinya jangan sampai hukum, lingkungan, agama, dan perdagangan dibuat menjadi mudah dari yang semestinya sudah  diterapkan dengan baik.
Oleh karena itu, perasaan bangga terhadap investasi tersebut harus diubah menjadi perasaan peduli. Artinya kita tidak hanya memikirkan uang atau modal yang didapatkan saja, namun juga bagaimana pertanggungjawababnnya (target dan realisasinya di lapangan) serta kesanggupan terhadap balik modal dan pembagian dividen dari keuntungan investasi.Â