Mohon tunggu...
kalina audrey
kalina audrey Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Biologi

Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Fosil Hidup yang Terancam Punah di Laut: Nautilus pompilius

29 Desember 2021   03:48 Diperbarui: 29 Desember 2021   03:54 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nautilus (Nautilus pompilius) merupakan hewan kelas sefalopoda yang termasuk ke dalam filum moluska. Sefalopoda berarti hewan ini memiliki kaki dan kepala yang menyatu, dengan kaki berupa tentakel. Nautilus berkerabat dekat dengan cumi dan gurita, namun dapat dengan mudah dibedakan. Berdasarkan bukti-bukti paleontologi, Nautilus pompilius tidak mengalami perubahan morfologi sejak 100 juta tahun lalu, seperti cangkangnya yang berongga serta matanya yang tidak memiliki lensa/kornea (pinhole eyes), oleh karena itu Nautilus dijuluki sebagai fosil yang hidup.

[Sumber: doi.org]
[Sumber: doi.org]
Nautilus memiliki 90 tentakel yang dapat keluar dari cangkangnya, tentakel ini tidak memiliki penghisap, namun memiliki alur dan tonjolan yang berfungsi untuk menggenggam objek serta mangsanya. Nautilus dapat tumbuh hingga 20 cm. Cangkangnya berbentuk spiral dengan warna putih di bagian bawahnya, serta warna orange yang membentuk pola spiral atau garis-garis di bagian atasnya. Selain untuk melindungi, cangkang Nautilus juga memiliki sistem ruang kompleks yang berfungsi untuk mengatur pertukaran gas serta daya apungnya.

Nautilus pompilius ini hidup di zona pelagik laut, yaitu zona laut lepas yang letaknya jauh dari dasar laut dan pesisir. Hal ini terbilang unik karena umumnya, hewan yang memiliki cangkang hidup menempel di dasar laut maupun di batu karang. Saat siang hari, N. pompilius bergerak secara vertikal, ia beristirahat pada kedalaman 200 m atau mencari makan pada kedalaman 700 m. Pada malam hari, ia bergerak di antara kedalaman 130-700 m. Untuk memfasilitasi pergerakan vertikalnya, ia menggunakan propulsi jet, yang berasal dari kontraksi otot-ototnya. N. pompilius mendeteksi mangsanya dengan tentakelnya, lalu ikan serta krustasea dibunuh dengan paruhnya untuk kemudian dikonsumsi.

Nautilus dapat ditemui di perairan sekitar Indo-Pasifik, dari sisi Barat Thailand, hingga bagian Timur Samoa Amerika. Namun, sekarang Nautilus sudah sulit ditemui karena cangkangnya yang indah seringkali dijadikan target berburu oleh manusia dan diperjual belikan di industri ornamental kerang. Oleh sebab itu, perdagangan cangkang Nautilus diatur oleh  Convention on International Trade in Endangered Species (CITES). Faktor lain yang berperan dalam kelangkaan Nautilus adalah pertumbuhannya yang lambat. Untuk mencapai usia dewasa, Nautilus membutuhkan waktu selama 12-15 tahun. Ia juga hanya menghasilkan telur yang sedikit, serta membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun untuk inkubasi.

[Sumber: Nikolaeva 2015: 62]
[Sumber: Nikolaeva 2015: 62]

Daftar acuan

Neil, T. R., & Askew, G. N. (2018). Swimming mechanics and propulsive efficiency in the chambered nautilus. Royal Society Open Science, 5(2). https://doi.org/10.1098/rsos.170467

Nikolaeva, S. V. (2015). A study of the type series of Nautilus pompilius Linnaeus, 1758 (Mollusca, Cephalopoda, Nautilida). Zootaxa, 3963(1), 55–73. https://doi.org/10.11646/zootaxa.3963.1.4

Palareti, G., Legnani, C., Cosmi, B., Antonucci, E., Erba, N., Poli, D., Testa, S., & Tosetto, A. (2016). Comparison between different D-Dimer cutoff values to assess the individual risk of recurrent venous thromboembolism: Analysis of results obtained in the DULCIS study. International Journal of Laboratory Hematology, 38(1), 42–49. https://doi.org/10.1111/ijlh.12426

Ward, P, & Wickstein, M. K. (1980). Food sources and feeding behavior of Nautilus macromphalus. Veliger, 23(2), 119–124.

Ward, Peter, Dooley, F., & Barord, G. J. (2016). Nautilus: biology, systematics, and paleobiology as viewed from 2015. Swiss Journal of Palaeontology, 135(1), 169–185. https://doi.org/10.1007/s13358-016-0112-7

Zhang, Y., Mao, F., Mu, H., Huang, M., Bao, Y., Wang, L., Wong, N. K., Xiao, S., Dai, H., Xiang, Z., Ma, M., Xiong, Y., Zhang, Z., Zhang, L., Song, X., Wang, F., Mu, X., Li, J., Ma, H., … Yu, Z. (2021). The genome of Nautilus pompilius illuminates eye evolution and biomineralization. Nature Ecology and Evolution, 5(7), 927–938. https://doi.org/10.1038/s41559-021-01448-6

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun