Mohon tunggu...
kalimin simeulue
kalimin simeulue Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan Debu Mengguyur Yogyakarta

18 Februari 2014   04:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan Debu mengguyur Yogyakarta

Pukul 04:30 Wib, saya terbangun untuk menunaikan shalat subuh, ketika saya keluar Asrama menuju Mesjid tepatnnya di JLn, Sukonandi 12 A Yogyakarta saya merasa aneh ketika saya melihat tangan saya dilumuri abu putih, ternyata itu adalah Hujan abu yang melimuti seluruh kota yogyakarta, akibat letusan Gunung Kelud yang terletak di Jawa Timur, jalan-jalan dikota yogyakarta itu sendiri sangat terlihat sepih dan hujan abu pun terlihat sangat tebal diperkirakan mencapai 2 Cm, sehingga Aktivitas wargapun terhenti dikarnakan bencana yang tengah melanda negeri yang tercintah ini, saya ikut bersedih dimanah bencana ini adalah bencana yang kedua kalinya yang saya rasakan dimanah pada Tahun 2004 adalah Sunami yang melanda kabupaten saya tercintah, yaitu kabupaten Simeulue dan sekitarnya kemudian bencana yang tengah melanda kita ini, mudah-mudahan kita memohon Kepada Allah Swt, semoga kedepanya tidak akan terjadi lagi Amin. tepat pukul 08: 00 wib ada seorang Ibu dimanah aktifitasnya sehari-hari sebagai seorang pedagang berbagai macam makanan yang menjadi santapan setiap mahasiswa khusunya dijogjakarta, dikarnakan harganya sangat relatif murah, sering disebut di Kota jogja itu sendiri adalah jajanan Angkringan, sehingga ibu itupun sangat terlihat sedih ketika dia menawarkan makanan itu ke anak-anak yang ada diasrama yang saya Huni, saya pun memanggil semua teman-teman saya untuk membeli makanan yang telah dibawak oleh Ibu itu, Alhamdulillah dagangan Ibu itupun terjual habis, sayapun ikut senang ketika melihat dagangan ibu itu terjual semuanya dan ibu itupuntak terlihat sedih lagi, bahwa sedikit saya berpendapat bahwa setiap bencana itu pasti ada hikmanya dibalik semua itu, bahwa itu patut kita Syukuri setiap bencana yang melanda negeri kita tercintah ini mari kitahadapi dengan lapang dada, dan hadapilah dengan hati yang ikhlas bahwa itu semua adalah cobaan dan ujian dari Allah Swt, coba kita renungkan bahwa bencana itu terjadi dimanah-manah mulai dari banjir bandang, gunung sinabung, Gempa bumi, kemarau panjang, kebakaran, dan yang yang terakhir ini adalah Gunung Kelud,kita tak tahu seperti apa yang akan terjadi dan timbul kedepanya, apakah kita pernah menyadari kesalahan kita yang tidak sepatutnya kita lakukan, apakah kita semua yang ada dimuka Bumi ini telah terlihat akur antara Pemimpin dan Masyarakatnya, dengan satu sama lainya, itu menjadi bahan renungan bagi kita semua termasuk saya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun