Di tengah hiruk pikuk pembahasan kelolosan pemain cabang olahraga Bulutangkis ke Olimpiade 2020, akun Twitter resmi Olimpiade @Olympicchannel malah memposting artikel tentang salah satu pemain ganda gampuran muda Indonesia, Indah Cahya Sari Jamil.
Padahal Indah belum masuk dalam proyeksi menuju olimpiade 2020 oleh PBSI, bahkan saat ini ia masih bermain di level junior. Di Pelatnas, Indah baru memegang SK Pratama belum Utama.
Namun prestasi yang ditorehkan oleh pemain yang lahir di Makasaar itu juga bukan main. Di usia 17 tahun, Indah yang berpasangan dengan Leo Rolly Carnando telah mampu menjadi juara dunia junior. Mereka berhasil memenangkan duel perang saudara dengan Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti di final.
Di tahun yang sama, Indah/Leo juga telah menyabet gelar juara Asia junior yang digelar di Tiongkok.
Nampaknya, salah satu alasan pemain 18 tahun itu belum dimainkan dalam turnamen level senior seperti Superseries, lantaran Indah masih diproyeksikan jadi salah satu pemain penting untuk mempertahankan gelar juara beregu Kejuaraan Dunia Junior 2021 yang akan dihelat di Auckland, Selandia Baru, 11-24 Januari.
Pada tahun 2019 di Kazan, Rusia, tim Indonesia mampu meraih gelar juara dunia junior untuk pertama kalinya sepanjang perhelatan turnamen yang bernama lain Suhadinata Cup tersebut. Indah yang berpasangan dengan
Daniel Marthin berhasil menyumbang poin pertama, setelah mengalahkan pasangan Tiongkok di Final.
Akhirnya, Indonesia mampu menaklukkan negeri Tirai Bambu dengan skor 3-1 dan membuat bendera merah putih berkibar di negara yang dipimpin Vladimir Putin.
Sayangnya, Indah dan Leo Rolly Carnando tak mampu mempertahankan gelar juara dunia di kategori individu, yang mereka raih pada tahun 2018, setelah kalah oleh pemain Tiongkok di Final.
Rentetan prestasi mayor di level junior yang ditorehkan pemain peringakat 140 dunia itu menarik perhatian. Bahkan, akun resmi olimpiade pun sampai memposting artikel tentang Indah.
Captionnya pun sangat menarik: " Indah Cahya Sari Jamil is already  three time word junior championship  and is a deemed 'one of Indonesia's brightest mixed double prospect'
Could she have Olympics gold in her future next?"
Indah Cahya Sari Jamil sudah tiga kali menjadi juara junior dan dianggap sebagai 'salah satu prospek  ganda campuran tercerah di Indonesia' Mungkinkah dia bisa meraih emas Olimpiade di masa depannya?".
Rasanya, pujian itu tidak berlebihan, mengingat prestasi demi prestasi yang telah diraih Indah. Di tahun 2020, sebelum beberapa turnamen terpaksa ditunda atau dibatalkan akibat pandemi, Indah yang bermain rangkap di Ganda Campuran dan Ganda Putri menujukkan grafik yang menjanjikan.Ia dengan pasangan barunya di Ganda Campuran Teges Satriaji Cahya Hutomo telah meraih dua gelar juara yakni di turnamen Yonex Dutch Junior Internasional dan Yonex German Junior.
Peluang Indah untuk bersinar di kancah bulutangkis dunia tentunya terbuka lebar. Kita tahu, indah bisa bermain bagus siapapun pasangnya. Permainan apiknya di depan net bahkan disamakan dengan pemain nomor satu dunia saat ini, Huang Yaqion.
Pergerakan Indah di lapangan depan sangat apik, penempatan bolanya kerap menyulitkan lawan. Bahkan, kerap lawan terlihat enggan meladeni permainan net Indah.
Namun, permainan yang bagus bukan satu-satunya yang menunjang kesuksesan pemain, banyak faktor yang membuat pemain meraih berprestasi. Kita tahu banyak pemain yang bersinar di level junior namun terseok-seok di level senior.
Faktor mental dan konsistensi menjadi kunci prestasi selanjutnya. Indah harus sadar betul terkait perkara itu, jika hendak meraih gelar jika nantinya telah bermain di level senior.
Mengidolakan Liliyana Natsir
Dalam satu kesempatan, Indah menyatakan sangat mengidolakan pemain ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir atau yang akrab disapa Butet.
Indah mengakui, pemain yang syarat dengan gelar juara itu menjadi inspirasinya dalam bermain bulutangkis. Kita tahu, gelar paling prestius Butet yaitu mampu meraih emas Olimpiade Rio tahun 2016 bersama Tantowi Ahmad.
"Dia tidak mudah menyerah, dia memiliki antusiasme yang luar biasa, dan dia tidak ingin kalah di lapangan," kata Indah kepada TVRI ketika diminta untuk menggambarkan Natsir.
Kini Indah memang belum berkesempatan bermain di olimpiade. Pemain senior Indah di Pelatnas Cipayung, yakni Praven Jordan/Melati Daeva Oktavianti telah dipastikan dapat berlaga di olimpiade 2020. Harapan pecinta bulutangkis kepada pasangan itu untuk meraih emas Olimpiade pun sangat besar, apalagi Ucok/Meli berhasil menjuarai turnamen All England 2020.
Selain itu, masih Hafiz Faizal/Gloria Emanuel Widajaja yang masih berkesempatan untuk berlaga di Olimpiade.
Jalan Indah kedepan tentu masih panjang, jangan dulu kita bicara peluang Olimpiade, seperti yang diutarakan oleh akun twitter Olimpiade, itu masih terlalu jauh untuk Indah.
Saat ini Indah hanya perlu fokus menjalani perjalanan karinya tahap demi tahap. Dan tidak terlena dengan pujian dan membuatnya besar hati dan melupakan belajar setiap saat. (**)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H