Mohon tunggu...
Dialognol Ichwan Kalimasada
Dialognol Ichwan Kalimasada Mohon Tunggu... -

Ichwan Kalimasada. Semua yg nampak itu cermin & pertanda berulang-ulang dlm perubahan tp abadi karena realitas sejati hanya SATU. The One only love, the love only one. Salam Dialognol http://ichwankalimasada.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makna Pembelajaran dan Pemberdayaan

26 Juli 2011   06:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya DENGAR saya LUPA, saya LIHAT saya INGAT,saya LAKUKAN saya PAHAM, saya TEMUKAN saya GUNAKAN" Kedua kata ini, Pembelajaran dan Pemberdayaan adalah dua kata yang berbeda namun dalam penggunaannya tidak bisa terpisahkan berasal dari kata dasar ‘Belajar’ dan ‘Berdaya’. Penambahan awalan “Pem” dan akhiran “an”, menandakan bahwa ada unsur luar yang bersifat “intervensi” minimal memberikan stimulus kepada subjek Pembelajaran dan Pemberdayaan sebagai sasaran. Sasaran ini biasa ditujukan terhadap kelompok tertentu atau masyarakat tertentu yang terkait isu-isu sosial, budaya, politik, ekonomi, agama, kesehatan, pendidikan dan seterusnya yang hampir mencakup segala aspek bidang kehidupan masyarakat luas. Pembelajaran dan Pemberdayaan ibarat mata uang bersisi dua yang tidak dapat terpisahkan, Pemberdayaan hanya bisa dilakukan dengan proses-proses, tahapan atau siklus pembelajaran sesuai tujuan dari Pemberdayaan itu sendiri. Sedangkan Pembelajaran adalah serangkaian proses menuju tujuan Pemberdayaan. Pemberdayaan dapat dikatakan adalah serangkain konsep yang bermuatan “visi”, sedangkan Pembelajaran adalah design “misi” dirangkai dan mudah diimplementasikan agar visi atau Pemberdayaan dapat dicapai sesuai target. Keserasian kedua kata ini menjadi suatu sinergitas yang mencerahkan-membuka wawasan- atas berbagai alternatif yang bisa ditempuh sebagai solusi di dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Hal ini terjadi jika Pembelajaran itu adalah sebuah metode atau cara dan Pemberdayaan adalah tujuannya. Pemberdayaan tidak mungkin dicapai tanpa Pembelajaran dan Pembelajaran hanya akan bermanfaat jika memiliki ouput serta outcome yang bisa diprediksi akan tercapai dalam kurun waktu tertentu, dalam konteks ini disebut Pemberdayaan, dengan kata lain “belajar agar bisa menjadi berdaya”. Pembelajaran yang baik tidak berarti harus belajar, diajarkan atau mengajarkan hal-hal baru karena Pembelajaran lebih mengutamakan pada proses kreatif, inovatif dan penuh motivasi untuk mengelola sejak dari identifikasi masalah, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan pada akhirnya menghasilkan kepedulian dari apa yang telah dihasilkan dari serangkain proses pembelajaran tersebut. Pembelajaran niscaya manusia adalah subjek utama, sasaran penting di atas segalanya, apa yang akan dilakukannya hanya sebagai objek. Pengelolaan objek sasaran tidak boleh mengorbangkan proses pembelajaran yang harus bisa diakses dan dijalani oleh manusia sebagai subjek Pembelajaran. Keberhasilan objek sasaran merupakan cerminan keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan manusia. Dengan demikian Pembelajaran yang baik berasal dari apa yang dimiliki, dilihat, didengar, diucapkan dan pernah dilaksanakan, dalam artian lain bahwa pengalaman adalah sumber belajar, sumber motivasi, sumber kreatifitas dan inovasi, di atas segalanya pengalaman adalah guru yang paling baik bagi setiap orang. Pembelajaran dengan itu mensyaratkan melibatkan beberapa orang agar proses saling berbagi pengalaman dapat terjadi, menjadi media memfilter mana yang baik dan yang buruk, menjadi media mana yang boleh dan tidak boleh, dan menjadi media mana yang benar dan salah. Dalam proses ini agar dapat berjalan dengan baik, merupakan media di dalam menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan, kemitraan, saling peduli -bersikap empaty dan simpatik- dimana pada proses akhirnya nilai-nilai ini menjadi pola dasar di dalam menumbuhkan sikap transparansi, akuntabilitas, demokratis, partisipatif, kesetaraan gender, kolaboratif, dan berkelanjutan sesuai prinsip-prinsip dasar Pemberdayaan. Akhirnya pilihan pembelajaran di dalam mencapai hal tersebut, sebuah design Pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran Orang Dewasa (POD) atau disebut dengan ‘andragogi’ yang disusun secara terorganisir dan terencana dengan baik berdasarkan misi Pemberdayaan yang akan dicapai serta dikemas dalam bentuk pelatihan secara sistematik. wallahualam. salam dialognol

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun