Mohon tunggu...
Dialognol Ichwan Kalimasada
Dialognol Ichwan Kalimasada Mohon Tunggu... -

Ichwan Kalimasada. Semua yg nampak itu cermin & pertanda berulang-ulang dlm perubahan tp abadi karena realitas sejati hanya SATU. The One only love, the love only one. Salam Dialognol http://ichwankalimasada.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Jerman, Kenapa Kalah?

7 Juli 2010   23:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:01 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti tulisan saya sebelumnya dengan judul 'Jerman Kalah' prediksi saya memang membuktikan demikian. Demikian pula ramalan si paul gurita membuktikan kecemasan publik jerman bahwa tim mereka akan kalah melawan spanyol.

Di 45 menit babak pertama dapat dikatakan 80% lini permainan dikuasai oleh spanyol dan di babak kedua sekitar 60 % juga bola lebih banyak dimainkan oleh spanyol.

Semua penonton tercengang jerman nampaknya 'mati kutu' atau 'mati gurita' tidak bisa mengembangkan permainan seperti melawan argentina terbawa arus permainan lini tengah tim matador. Permainan tim panser seolah berbeda 180 derajat dibandingkan saat jerman menumbangkan inggris dan argentina.

Walaupun hanya terkalahkan dengan satu goal dari spanyol itu memang wajar tapi yang tidak wajar jerman sama sekali tidak bisa mengembangkan permainan walaupun itu hanya dalam rentang waktu 3 s/d 5 menit, selalu kehilangan bola dan direbut oleh kaki matador.

Kekalahan jerman ini sangat dipengaruhi oleh sikap mental para pemainnya, jerman saat melawan spanyol mengalami kelelahan mental yang tinggi. Hal ini dikarenakan dapat diibaratkan bahwa jerman sudah dua kali orgasme saat mengalahkan inggris dan argentina, sehingga saat melawan spanyol untuk ereksi pun sudah sangat sulit.

Secara teknis permainan jerman terlalu memaksakan untuk melawan permainan lini tengah spanyol, padahal sesuai pengalaman piala eropa tahun 2008 jerman juga kalah dari spanyol di babak final karena memaksa diri melayani permainan lini tengah spanyol. Ini ibarat hitler yang memaksakan pasukannya berperang melawan Rusia di musim dingin, sehingga pasukan hitler tumbang oleh ganasnya alam musim dingin itu.

Jerman bermain lini tengah membuat barisan belakang win back spanyol puyol dkk sangat disiplin mengawasi area lini tugasnya sehingga jerman tidak bisa menembus barisan pertahanan spanyol. Selama 2 babak permainan puyol dkk atau barisan belakang spanyol sama sekali tidak pernah melakukan serangan overlapping. Puyol hanya naik menyerang saat ada peluang tendangan sudut dan para pemain depan jerman turun bertahan.

Puyol adalah jenderal lapangan bagi spanyol, memainkan ritme dan arus pergerakan bagi timnya. Inilah kekuatan utama spanyol, jerman harusnya dapat memancing emosi puyol agar puyol mau melakukan aksi-aksi overlapping agar meninggalkan tugas utamanya. Caranya jerman berani bermain terbuka seperti yang dilakukannya saat kemasukan satu goal. Jerman harusnya memainkan pola bermain total football eropa dengan mengandalkan serangan sayap kiri dan kanan dan menhindari permainan lini tengah. Namun nampaknya ini sulit untuk dilakukan karena faktor tim jerman mengalami kelelahan mental sehingga terbawa arus bermain terpusat di lini tengah. Pola bermain total football harus mengandalkan kekuatan mental dan psikis yang prima, namun jerman tidak bisa mengembangkan pola itu karena lelah mental yang membuat psikis dan power skill fisik jerman mengalami penurunan drastis. Apalgi mereka sudah cemas dengan ramalan si paul gurita bahwa mereka akan kalah.

Jerman seharusnya memainkan umpan-umpan bola lambung agar menguras tenaga barisan pertahanan spanyol puyol dkk karena selalu bermain bola-bola atas. Hal ini punya peluang lebih besar jerman mencetak goal karena lini depan jerman lebih eksploratif dibanding spanyol. Tapi sekali lagi jerman tidak bisa melakukan itu karena lelah mental dan psikis yang mereka alami.

Jerman melayani permainan lini tengah spanyol membuat puyol dkk semakin mumpuni mengatur serangan dan ritme permainan dan pergerakan timnya. Terbukti 2 x 45 menit praktis permainan dikuasai oleh spanyol. Saat ini tim matador adalah tim paling unggul bermain di lini tengah karena dukungan barisan pertahan spanyol yang solid di bawah jenderal lapangan si puyol.

Di babak final nanti, sanggupkah belanda memainkan permainan terbuka secara total football untuk menghindari permainan lini tengah spanyol, jika tidak sanggup maka spanyol mengukir sejarah baru tim eropa bisa juara piala dunia di luar daratan eropa. Jika mereka juga melayani, maka nasib belanda tidak berbeda jauh apa yang telah dialami oleh jerman. Namun perlu diingat spanyol dalam kondisi terdesak juga bisa memainkan gaya total football dengan sistem serangan balik, sepanjang dengan pola permainan ini di mana puyol dkk tidak melakukan aksi overlapping, spanyol masih lebih unggul dari belanda.

Bagaimana pun kans spanyol sebagai juara baru masih lebih besar dari belanda, karena spanyol memiliki karakter bermain lini tengah yang sangat kuat yang didukung barisan pertahanan yang solid dan sangat disiplin tidak meningglakan tugasnya. Wallahualam

Salam waka-waka samina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun