Mohon tunggu...
Eko Kalimanto
Eko Kalimanto Mohon Tunggu... -

hai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Toples Kehidupan

11 Desember 2014   10:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:33 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada seorang murid yang bertanya pada guru nya, mengapa semua yang telah saya lakukan selama ini masih terasa kosong, belum memiliki arti, padahal semua yang telah saya inginkan telah saya miliki kata sang murid, lalu sang guru pun menyuruh murid tersebut mengambil sebuah botol beberapa bola golf, beberapa kelerng, beberapa gengganm kerikil dan beberapa genggam pasir. Lalu guru itu menyuruh muridnya untuk memasukan pasir ke dalam toples, di ikuti dengan kerikil lalu kelereng, dan bola golf ke dalam toples tersebut. Guru pun bertanya pada muridnya “lihatla apakah tolples terlihat penuh?, murid pun menjawab “iya, tapi masih ada rongga di dalamnya” lalu sang guru menyuruh muridnya untuk mengeluarkan seluruh isinya dan berkata, “sekarang masukan bola golf, kelereng, lalu kerikil, dan yang terakhir pasir hingga toples penuh” , murd pun melakukannya, lalu guru un bertanya lagi “apakah sudah terlihat benar benar penuh?”, sang murid pun menjawab “iya, penuh seluruhnya”.

Lalu guru pun menjelaskan “semua benda itu mrupakan cerminan apa yang ada di dunia ini, tolples mencerminkan ruang hati mu, bola golf mencerminkan agama, kelereng mencerminkan keluarga , kerikil mencerminkan teman, dan pasir mencerminkan hal lain yang ada di dunia ini. Jika kamu memasukan pasir terlebih dahulu ke dalam toples, berarti kamu memasukan hal yang sangat sepele ke dalam hatimu terleih dahulu, dan jika kamu memasukan bola golf dahulu berarti kamu memasukan hal yang penting dalam hatimu terlebih dahulu. Agar hatimu penuh sempurna, masukanlah agama ke dalam hatimu, pastikan ia berada di dasar hatimu yang terdalam, lalu masukanlah keluargamu, lalu urusan dunia yang lainnnya, buatlah keputusan yang tepat, buatlah prioritas yang tepat agar semua hal yang kamu kerjakan bisa memuaskanmu, dengna memasukan agamamu dahulu kamu akan berfikir segala sesuatunya demi agamamu, lalu keluargamu, kamu akan memimpin keluargamau berdasar tuntutan agamamu, dan kalu akan memperjuangkan segala sesuau di dunia ini demi keluargamu, betapa berharganya setiap perjuanganmu saat kamu melakukan itu demi hal hal besar yang mendorongmu untuk melakukan itu”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun