Takwa merupakan prestasi tertinggi yang dicapai oleh seorang mukmin dalam penghambaannya kepada Allah SWT. Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu". (QS Al-Hujurat ayat 13).
Jaminan bagi orang yang bertakwa adalah kehidupan di surga yang dipenuhi oleh berbagai kenikmatan. Â Allah Swt berfirman, "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran: 133)
Pengertian Takwa
Pengertian takwa sering disampaikan oleh para khatib shalat Jum'at, yaitu bahwa untuk menjadi orang yang bertakwa kita harus senantiasa melaksanakan segala yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Â Â
Dalam ilmu fiqih, "perintah" Allah itu hukumnya wajib, sedangkan "larangan" Allah itu hukumnya haram. Bila pengertian takwa seperti yang disampaikan beberapa khatib Jum'at, maka orang bertakwa hanyalah melaksanakan yang "wajib" (diperintahkan), dan menghindari yang "haram" (dilarang) saja. Â Padahal selain wajib dan haram ada hukum lain, yaitu "sunah" (sebaiknya dilakukan) Â dan "makruh" (sebaiknya tidak dilakukan), serta "mubah" (boleh boleh saja dilakukan).
Pengertian takwa seperti yang disampaikan oleh para khatib shalat Jum'at, menurut hemat penulis tentu kurang tepat. Â Pengertian yang lebih tepat yaitu takwa adalah upaya untuk senantiasa melaksanakan segala perbuatan yang "disukai Allah" dan menghindari perbuatan yang "tidak disukai Allah".
Perbuatan yang disukai oleh Allah itu ada dua, yaitu yang hukumnya wajib (diperintahkan) dan ada pula yang sunah (sebaiknya dilakukan). Â Sedangkan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah itu juga ada dua, yaitu yang hukumnya haram (dilarang), dan ada pula yang makruh (sebaiknya ditinggalkan dilakukan).
Prilaku seperti jujur, adil, peduli, tanggung jawab, sederhana dan ramah adalah prilaku yang "disukai" oleh Allah, meskipun tidak diwajibkan. Prilaku tersebut secara fiqih hukumnya sunah. Â Sedangkan sikap apatis, serakah, sombong, Â kikir, tidak sopan, atau makan jengkol yang menimbulkan aroma tak sedap adalah adalah prilaku yang "tidak disukai" oleh Allah, meskipun tidak diharamkan. Prilaku tersebut secara fiqih hukumnya makruh. Â
Takwa dalam Al-Qur'an
Dalam Al-Quran terdapat tidak kurang dari 208 ayat yang berkaitan dengan takwa, antara lain terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 3, 177 & 183, kemudian pada surat Ali Imran ayat 17 & 134, dan pada surat Adz-Dzariat ayat 17-19.
Pada ayat-ayat tersebut diterangkan pengertian takwa adalah: Pertama, Mereka yg bertakwa yaitu yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki (QS. Al Baqarah, ayat 2-3).