Statemen Allah itu tidak dinyatakan dengan kalimat "Sesungguhnya manusia yang beruntung adalah yang ...", Â tetapi dinyatakan dengan kalimat "Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali ... "Â
Dua kalimat itu nampaknya seperti mempunyai arti yang sama, tetapi hakekatnya mempunyai makna yang sangat berbeda.Â
Pada kalimat pertama, penegasannya pada kata "beruntung", sedangkan pada kalimat kedua, penegasannya pada kata "kerugian".Â
Jadi Allah bermaksud memberi peringatan kepada manusia tentang adanya ancaman berupa kerugian.
Hal itu bisa dianalogikan dengan pernyataan seorang bos kepada para karyawannya yang disampaikan dengan kalimat sebagai berikut, "Kalian akan benar-benar rugi, kecuali bila kalian disiplin", karena bisa jadi konsekuensinya bisa dipecat.Â
Hal itu tentu akan sangat berbeda bila disampaikan dengan kalimat "Kalian akan beruntung bila disiplin", karena bisa jadi bila disiplin akan dinaikkan pangkatnya.
Apabila seseorang hanya beriman saja (yakni hanya shalat, dzikir, iktikaf, puasa, dan ibadah mahdhah lainnya), tetapi tidak beramal shaleh (yaitu peduli, empati, membantu, membahagiakan sesama, dst) maka ia akan mengalami kerugian. Â
Dan demikian pula apabila seseorang hanya beriman dan beramal shaleh, tetapi tidak menasehati atau mengingatkan antar sesama manusia yaitu "amar makruf nahi munkar", maka ia juga dikatakan mengalami kerugian.
Sesungguhnya esensi dari surat Al-Ashr adalah Allah SWT memberi perintah kepada manusia untuk melakukan 3 hal secara pararel dan seimbang, yaitu (1) beriman, (2) beramal shaleh, dan (3) saling menasehati. Â
Dalam konteks "hablum minallah wa hablum minannas", maka perintah untuk "beriman" adalah hablum minallah (hubungan baik dengan Tuhan). Sedangkan perintah untuk "beramal shaleh" dan "saling menasehati" adalah hablum minannas" (hubungan baik dengan sesama manusia).
Kesalehan yang terkait dengan hablum minallah pada hakekatnya merupakan kesalehan individual. Sedangkan kesalehan yang terkait dengan hablum minannas pada hakekatnya merupakan kesalehan sosial.Â