Mohon tunggu...
Kalih Moghita
Kalih Moghita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Unik! Kisah Dusun Berongbong Hingga Sejarah Pura Desa Terbentuk

21 November 2023   15:58 Diperbarui: 21 November 2023   17:53 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CELUKANBAWANG, PERSMA- Desa Celukanbawang adalah salah satu desa dengan mayoritas umat Muslim di kecamatan Gerokgak, Kab.Buleleng. Celukanbawang terbagi menjadi 3 Banjar dinas/dusun, yakni Dusun Celukanbawang, Pungkukan, dan Berongbong. Dusun Berongbong berbeda dengan Desa Adat di Celukanbawang & Pungkukan. Karena Dusun Berombong memiliki jumlah penduduk yang mayoritasnya diduduki umat Hindu.

Mendengar Desa Celukanbawang, hal pertama yang terpintas dalam benak masyarakat yang kurangnya pengetahuan mengenai seluk beluk Celukanbawang akan mengatakan bahwa Desa ini adalah Desa umat muslim, masih banyak masyarakat khususnya masyarakat Buleleng yang belum mengetahui bahwa di Desa Celukanbawang terdapat Dusun dengan penduduk tertinggi yakni Hindu. Uniknya Dusun Berongbong ini memiliki sejarah mengapa Dusun Berongbong bisa masuk kedalam Desa Celukanbawang.

“Pada dahulu kala, sesepuh saya bernama Nini Made Merik yang berasal dari Desa Kalisada orang yang paling tua disana, meminta saya untuk ngayah ditempat ini(pura desa), konon katanya tempat itu(pura desa) sudah mendapatkan bisikan gaib atau sabda, dan dulu tempat ini adalah hutan belantara tetapi sudah lengkap terdapat Tri Kahyangan/Kahyangan Tiga”. Ungkap penglingsir Dusun Berongbong Wayan Suradnya

Hutan belantara tersebut dikatakan sebagai hutan pamali, dan akhirnya mulai dibabat dari Desa Kalisada dan dibangun kembali Kahyangan Tiga, seperti pura desa, subak, dalem, setra dan segara. Saat itu juga sesepuh dari Wayan Suradnya mengatakan Dusun Berongbong belum masuk kedalam Desa Celukanbawang dan masih bernama Banjar Berongbong. Dikatakan pula dahulu kala ada pohon yang sangat besar bernama Candidara, sehingga nama pura ini dahulu bernama pura candidara. Saat ini Dusun Berongbong disebut sebagai Desa Pakraman yang sudah masuk kedalam Desa Celukanbawang dan Dusun Berongbong lah yang menyungsung pura Desa tersebut. Tentunya sudah melakukan upacara-upacara lengkap seperti ngenteg linggih.

Nini Made Merik mengatakan bahwa dahulu pura desa ini masih memiliki Pelinggih yang sangat minim, awal mulanya hanya terdapat Pelinggih Gedong kunci, Ngurah agung, Dewa ayu, Panoman, Biu Patih dan kini ditambah lagi dengan ngelinggihang betara Brahma. Semua betara yang diturunkan kedalam Pura Desa datangnya dari Pura Pulaki. Dimana desa ini sudah lengkap dengan Kahyangan Tiga (pura puseh, pura desa, pura dalem, pura segara dan prajapati). Sehingga Jro mangku yang sering ngayah di Pura Pulaki sering datang ke pura Desa tersebut. Dan fakta menarik adalah sesepuh dari Jro Mangku Wayah Suradnya yakni Nini Made Merik merupakan Jro Mangku pertama yang ada di Pura Desa ini. (KMJ)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun