Banyak orang yang masih beranggapan bahwa materi Matematika adalah ilmu yang paling susah, menakutkan, membosankan, dan tidak menyenangkan. Salah satunya dalam materi perkalian. Perkalian merupakan salah satu bentuk operasi matematika yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga sulit dipahami oleh siswa khususnya sekolah dasar. Kesulitan akan terus berlanjut ketika siwa dihadapkan dengan perkalian puluhan, ratusan, bahkan ribuan. Tapi taukah kalian? Ada banyak metode yang bisa digunakan untuk mempermudah dalam menyelesaikan soal perkalian. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode jarimatika. Metode jarimatika dikembangkan oleh Septi Peni Wulandari setelah melihat anaknya kesulitan menghitung menggunakan semua jari tangan dan kakinya.  Nah, kali ini kita akan belajar perkalian menyenangkan dengan jarimatika. Apa itu jarimatika? Jarimatika adalah gabungan dari dua kata yaitu jari dan aritmatika. Jarimatika merupakan cara berhitumg dengan menggunakan jari tangan. Jarimatika sangat berguna dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang perkalian dan mempercepat kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Dini Afriani, dkk. dengan judul "Penggunaan Metode Jarimatika dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian pada Siswa Sekolah Dasar", mengatakan bahwa metode jarimatika terbukti dapat meningkatkan keterampilan aritmatika atau perkalian. Nah, bagi guru-guru yang masih kebingungan mencari metode untuk belajar perkalian, metode jarimatika patut dicoba. Jarimatika sangat menyenangkan dan mudah untuk di pelajari, tetapi untuk lebih mempermudah penggunaannya di gunakan berbagai rumus alternatif.  Di  bawah  ini  akan  di  bahas rumus  alternatif  yang  digunakan  dalam jarimatika.
Untuk perkalian 6 sampai 10 digunakan rumus alternatif, sebagai berikut:
(B1+B2)+(A1A2)
Keterangan:
B1 = Jari tangan kiri yang terbuka (puluhan)
B2 = Jari tangan kanan yang terbuka (puluhan)
A1 = Jari tangan kiri yang tertutup (satuan)
A2 = Jari tangan kanan yang tertutup (satuan)
Contohnya seperti gambar dibawah ini:
Untuk perkalian 11 sampai 15 digunakan rumus alternatif, sebagai berikut:
100+B+(BSBS)
Keterangan:
B = B1 + B2
B1 = Jari tangan kiri yang terbuka (puluhan)
B2 = Jari tangan kanan yang terbuka (puluhan)
BS = Jari tangan kiri yang tertutup (satuan)
BS = Jari tangan kanan yang tertutup (satuan)
Untuk perkalian  (BS = 1),  (BS = 2),  (BS = 3),  (BS = 4),  (BS = 5)
Contohnya seperti gambar dibawah ini:
Untuk perkalian 16 sampai 20 digunakan rumus alternatif, sebagai berikut:
200+B+KI
Keterangan:
B = B1 + B2
B1 = Jari tangan kiri yang terbuka (puluhan)
B2 = Jari tangan kanan yang terbuka (puluhan)
KI = Perkalian satuannya
Contohnya seperti gambar dibawah ini:
Untuk perkalian 21 sampai 25 digunakan rumus alternatif, sebagai berikut:
400+2B+(BSBS)
Keterangan:
B = B1 + B2
B1 = Jari tangan kiri yang terbuka (puluhan)
B2 = Jari tangan kanan yang terbuka (puluhan)
BS = Jari tangan kiri yang terbuka (satuan)
BS = Jari tangan kanan yang terbuka (satuan)
Contohnya seperti gambar dibawah ini:
Untuk perkalian 26 sampai 30 digunakan rumus alternatif, sebagai berikut:
600+2B+KI
Keterangan:
B = B1 + B2
B1 = Jari tangan kiri yang terbuka (puluhan)
B2 = Jari tangan kanan yang terbuka (puluhan)
KI = Perkalian satuannya
Contohnya seperti gambar dibawah ini:
Secara keseluruhan, metode perkalian jarimatika dapat memberikan berbagai manfaat bagi siswa, termasuk peningkatan pemahaman, peningkatan akurasi, dan efisiensi yang lebih besar. Disisi lain, metode jarimatika juga memiliki kelemahan pastinya, jika menghitung dengan bilangan yang lebih besar akan membutuhkan waktu lebih lama. Namun, dibalik kelemahan tersebut metode jarimatika tetap efektif digunakan oleh siswa di sekolah. Dengan menggunakan metode jarimatika, siswa dapat lebih memahami konsep perkalian dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana bilangan digabungkan untuk menghasilkan suatu hasil. Dengan memasukkan metode jarimatika ke dalam pembelajaran perkalian, siswa dan guru dapat menggunakannya dengan praktis dan efektif bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan matematika dan membangun landasan yang kuat untuk pembelajaran di masa depan.