Mohon tunggu...
Panji Joko Satrio
Panji Joko Satrio Mohon Tunggu... Koki - Pekerja swasta, . Lahir di Purbalingga. Tinggal di Kota Lunpia.

Email: kali.dondong@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Inovasi Perbankan, Layani Nasabah Hingga Tengah Malam

5 April 2015   20:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_359248" align="aligncenter" width="300" caption="Gerai BRI Link di Sambirata, Cilongok"][/caption]

Inilah risiko membuka bank di daerah terpencil. Nasabah tak kenal jam buka kantor. Pukul setengah belas malam pun, ada nasabah berkunjung. Alasannya, mengambil transferan dari anaknya yang bekerja di luar kota.

Itulah pengalaman nyata yang dialami Sodirin Firdaus, pemilik gerai BRI Link di Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok, Banyumas. "Pernah dua kali ada nasabah yang ambil uang pada tengah malam. Ambilnya sampai  jutaan rupiah," cerita dia.

BRI Link merupakan salah satu bentuk bank tanpa kantor. Semacam agen bagi bank bersangkutan dalam melayani nasabah. Utamanya, di daerah yang jauh dari layanan perbankan.

Sodirin menceritakan, nasabah yang tetangganya itu mengambil uang sekitar pukul dua belas malam. "Waktu itu katanya untuk biaya berobat ke rumah sakit. Uang yang diambil merupakan kiriman dari anaknya yang bekerja di Kalimantan." jelasnya.

Agen BRI milik Sodirin merupakan satu dari sekitar 20.000 bank nirkantor (branchless banking) mitra BNI. Agen ini bisa memberi pelayanan kepada nasabah seperti bank pada umumnya. Baik menabung, menarik tabungan, transfer, serta aktivitas perbankan lainnya.

Lokasinya dipilih di daerah "remote area" atau yang belum terjangkau layanan perbankan. Jam buka kantor agen tidak harus pakem. Seperti bank milik Sodirin ini. Sehari-hari malah "tutup". Sodirin sibuk menjalankan bisnisnya di bidang jual beli ternak.  "Nanti kalau ada nasabah yang akan melakukan transkasi, baru saya layani. Apalagi mayoritas nasabah merupakan tetangga sendiri," kata dia.

Karena nasabah merupakan tetangga, jam buka kantor sangat fleksibel. Mau ambil uang pukul dua dinihari pun, tak akan dia tampik. "Misalnya, kalau ada kebutuhan mendadak. Seperti harus berobat ke rumah sakit atau kebutuhan lain," kata dia.

[caption id="attachment_359249" align="alignleft" width="150" caption="Sodirin Firdaus"]

14282390051982713730
14282390051982713730
[/caption]

Titip ATM
Sudah sekitar setahun Sodirin membuka layanan agen perbankan. Bisnisnya berawal karena dia kerap dititipi tetangganya ambil uang di bank melalui ATM. Rumahnya, di Sambirata memang relatif mengalami kendala di bidang akses transportasi. Maklum, dikelilingi pegunungan.

"Kalau ambil uang di ATM, harus ke kota. Sebenarnya tak terlampau jauh, tapi naik-turun bukit sehingga sulit," cerita dia.

Kebetulan Sodirin dan ayahnya memiliki bisnis jual beli hewan ternak sehingga kerap ke kota. Dari situlah dia sering dititipi ambil uang di ATM oleh tetangganya. Tetangganya, percaya-percaya saja pin ATM "diintip" Sodirin. Maklum, Sodirin tergolong pemuda yang bisa dipercaya sehingga tak mungkin menciderai amanat.

"Di sini perputaran uang relatif tinggi. Terutama tranferan (kiriman) dari pemuda-pemuda kampung yang merantau ke luar kota. Sekali kirim, ada yang mencapai belasan juta," bebernya.

Diawali titip-menitip kartu ATM itulah, dia kemudian mendaftar menjadi BRI. Kebetulan saat itu, ada program "Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif" atau disingkat "Laku Pandai". Setelah melalui berbagai tahap verifikasi, akhirnya Sodirin resmi memiliki bank.

Jumlah nasabah yang dia miliki kini mencapai sekitar 100 orang. Merupakan warga dari empat RW di desanya. Sodirin mendapat fee (keuntungan) dari setiap transaksi. Baik menabung, mengambil uang, atau transfer.

Selain keuntungan dari BRI, dia juga mendapat rabat dari gerai pulsa telepon seluler, bayar listrik, serta angsuran berbagai kredit motor maupun elektronik. "Keuntungan cukup menjanjikan karena digabung dengan bisnis lain," kata dia tanpa menyebut angka.

Menyapa Masyarakat
Keberadan agen BRI merupakan solusi pelayanan terhadap masyarakat di daerah terpencil. "BRILink sebagai upaya mempermudah akses masyarakat yang belum mendapat layanan perbankan,” tutur Budi Satria, Corporate Secretary BRI (sumber: kompas.com).

Layanan ini terutama untuk daerah pelosok dan perbatasan. Syarat menjadi agen adalah, telah memiliki usaha minimal dua tahun atau usaha tidak berbadan hukum. "Agen harus memiliki lokasi usaha permanen dan memiliki reputasi baik," tambah Budi Satria.

Layanan agen BRI, ditargetkan menjangkau 70 ribu desa terpencil. Jumlah agen yang dibutuhkan sekitar 35 ribu tetapi saat ini baru terisi sekitar 20 ribu slot. "Ini adalah solusi untuk mengatasi keterbatasan jaringan kerja konvensional," ungkap Dirut BRI Asmawi Syam (sumber: kompas.com).  Asmawi menyatakan, agen ini membantu BRI dalam menjangkau daerah-daerah remote untuk pembiayaan mikro (micro-financing).

Menurut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, program ini akan dijalankan 17 perbankan. Tahap awal, sebanyak empat bank sudah mendapat persetujuan untuk menjalankan. Yakni BRI, BCA, Bank mandiri, dan BTPN. "Dari empat bank itu, akan direkrut sekitar 128.039 agen selama periode 2015," beber Muliaman (sumber kompas.com).

Produk yang disediakan adalah tabungan dengan karakteristik Basic Saving Account (BSA), kredit atau pembiayaan kepada nasabah mikro, dan produk keuangan lainnya; seperti asuransi mikro.

[caption id="attachment_359251" align="alignright" width="300" caption="Pemandangan Desa Sambirata"]

1428239433828114412
1428239433828114412
[/caption]

Transaksi Nontunai
Sejak beberapa tahun lalu, Bank Indonesia telah melakukan telaah beberapa model sistem bank tanpa kantor. Beberapa model ditelaah dengan mengadopsi beberapa sistem yang mungkin.

Misalnya melalui integrasi dengan telepon seluler. Dengan model ini, transaksi keuangan cukup dengan SMS. Model ini bahkan telah dijalankan sejak lama. Misalnya Telkomsel dengan uang elektronik T-Cash, Indosat dengan Dompetku, serta Xl Axiata dengan Xl Tunai. Produk tersebut telah terintegrasi dengan ATM.

Model lain adalah, menggandeng sejumlah toko ritel dan kantor pos. Ini misalnya dilakukan Bank Muamalat dan BTN. Dengan model ini, kita bisa menabung melalui kantor pos, tanpa perlu datang ke bank.

Model berikutnya adalah, dengan mengawinkan keduanya. Maka muncullah pendekatan baru yang menggabungkan branchless banking perbankan dengan perusahaan tele­komunikasi (Gerai Info Bank Indonesia, Edisi 39).

Ketiga model itu menjadi senjata andalan dalam menggenjot angka kepemilikan rekening bank. Berdasar Survei bank Dunia (2010), baru 19,6% warga dewasa Indonesia yang mempunyai rekening bank. Sisanya, memilih menyimpan uang di bawah kasur atau tidak memiliki uang sama sekali.

Perpaduan antara "bank tanpa kantor" dan layanan nontunai (uang elektronik) akan memperluas akses perbankan kepada masyarakat. Muara akhirnya, bukan semata bertambahnya jumlah (kepemilikan) rekening. Tetapi, membuka peluang akses perekenomian untuk kesejahteraan rakyat.

Jika berminat menjadi agen BRI (BRI Link), Anda bisa melihat syaratnya di sini BRI. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun