Mohon tunggu...
Panji Joko Satrio
Panji Joko Satrio Mohon Tunggu... Koki - Pekerja swasta, . Lahir di Purbalingga. Tinggal di Kota Lunpia.

Email: kali.dondong@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sekarang Lagi Ngetren Aklamasi

4 Desember 2014   07:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:05 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Horee..., Aburizal Bakrie (ARB) menang lagi. Si Ical memang top deh. Dia menyabet rekor sebagai Ketum Partai Golkar pertama yang terpilih secara aklamasi.

Dulu, zaman orde baru sih sering, tapi waktu itu kan Golkar belum jadi partai. Sebenarnya bukan cuma ARB yang dipilih lewat jalur musyawarah mufakat. Sebelumnya, banyak juga ketum partai dipilih tanpa voting.

Lihat saja Cak Imin. Dia jadi Ketum PKB via jalur aklamasi di Muktamar Surabaya. Pasalnya, dia calon semata wayang. Mahfud MD, yang kabarnya akan bersaing, ternyata nggak jadi. Ya udah, Muhaimin jadi jawara tanpa tanding.

Di PPP setali tiga uang. Dua ketum dari beda kubu, yakni kubu Cak Romi (Romahurmuziy) dan Djan Faridz, sama-sama terpilih secara aklamasi.

Di Partai Moncong Putih, model aklamasi sudah jadi tradisi. Pada Munas terakhir di Semarang, Mbak Mega jadi ketum (lagi) tanpa perlu coblosan. Malahan Presiden Jokowi sendiri yang usul agar Si Mbak Mega diperpanjang jabatannya, entah sampai kapan.

Beberapa partai belum menggelar munas. Tapi, naga-naganya akan model aklamasi juga. Nasdem, misalnya. Adakah calon ketum di luar Surya Paloh?

Bagaimana Gerindra? Ah, itu nggak usah dibahas. Jelas Prabowo lagi deh. Mustahil ada kader Gerindra yang "lancang" berani bersaing dengan Prabowo.

Lalu Hanura? Partai ini kemarin nggak sukses-sukses amat. Suaranya cuman dikit. Tetapi, kayaknya Sutiyoso masih jadi idola (sekaligus penyandang dana).

Yang agak misterius justru PAN. Agaknya Hatta-Rajasa tak terlampau kuat. Hatta punya kelemahan: kalah pilpres sekaligus dari luar Jawa. Jadi menurut saya, peluang aklamasi di tubuh PAN masih fifty-fifty.

Untuk PKS, modelnya beda. Dipilih oleh majelis syuro secara tertutup. Karena tertutup, kita nggak tahu seperti apa suasana pemilihannya. Dari luar kelihatan adem ayem. Tapi siapa nyana di dalam ternyata gontok-gontokan?

Pemilihan ketum parpol secara aklamasi sedang jadi tren. Nggak tahu apa alasannya. Benarkah karena partai-partai itu memang solid atau faktor lain? Lalu, apakah budaya aklamasi ini sehat bagi demokrasi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun