Mohon tunggu...
Kaleb Haryanto
Kaleb Haryanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kolestrol Normal, Bebas Serangan Jantung?

25 Oktober 2017   19:26 Diperbarui: 26 Oktober 2017   06:39 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo para pencari ilmu. Kali ini kita akan membahas tentang sejauh mana kita setuju bahwa sebagian besar penderita serangan jantung terjadi pada orang-orang yang memiliki kadar kolestrol normal. Maka dari itu kita akan mempelajari terlebih dahulu tentang apa itu serangan jantung dan apa hubungan serangan jantung dengan kolestrol tinggi.

            Intinya adalah penyakit jantung terjadi karena terhentinya aliran darah yang mengalir ke jantung secara mendadak. Serangan jantung sendiri adalah keadaan darurat. Bagi penderita serangat jantung, bahkan beberapa menit saja sangat penting bagi kelangsungan hidupnya, karena jika aliran darah berhenti maka otot-otot jantung akan mengalami penurunan mutu kerja bahkan dapan mengalami kerusakan secara permanen. Maka efek samp    ing dari serangan jantung yang tertunda penangannya adalah gagal jantung, dengan disertai banyak kompilasi dengan organ lain sebelum pasien dapat sampai di rumah sakit.

Serangan jantung dapat disebabkan oleh beberapa faktor, contohnya adalah penyumbatan oleh lemak, kolestrol, atau unsur lainnya pada pembuluh darah utama jantung. Pada saluran darah seperti arteri memiliki dinding yang halus untuk mengalirkan darah, tetapi jika ada plak-plak ( sejenis lilin ), akan menutup dinding pembuluh darah dan mengeras di dalamnya, sehingga pasokan nutrisi, oksigen, dan darah akan berkurang, sehingga terjadi penggumpalan darah.

            Gejala-gejala penyakit jantung sendiri adalah anginia atau nyeri di dada, yang diakibatkan oleh tersumbatnya pembuluh darah, dimana hal ini juga dapat membawa gejala lain seperti sesak napas yang dikarenakan oksigen yang juga ikut terhambat oleh plak-plak di pembuluh darah. Dari penyumbatan tersebut maka akan timbul gejala-gejala lain seperti pusing, lebih banyaknya keringat yang keluar dari tubuh walaupun tidak beraktifitas, dan bahkan beberapa pasien mengatakan memiliki detak jantung yang tidak wajar, kadang cepat kadang juga lambat.

            Sedangkan kolestrol adalah lemak yang ada dalam peredaran darah kita. Menurut massa jenisnya kolestrol dibagi menjadi 2, yaitu kolestrol baik ( HDL ) dan kelostrol jahat ( LDL ). Kolestrol jahat inilah yang digadang-gadang penyebab utama terjadinya serangan jantung.

            Tetapi pada artikel ini, kita dapat menyimpulkan beberapa hal. Apakah benar, orang yang terkena serangan jantung sebagian besar merupakan orang yang memiliki kolestrol normal? Menurut sebuah penelitian yang dilakukan sebuah universitas di california ( UCLA ) 75% penderita serangan jantung yang dilarikan ke rumah sakit memiliki tingkat kolestrol jahat atau yang biasa dibilang normal. dr. Deepak L. Bhatt  seorang ahli jantung dari Harvard Medical School juga berkata bahwa 50%  orang yang terkena serangan jantung memiliki kadar kolestrol yang normal. Maka, apa penyebab banyaknya orang dengan kadar kolestrol normal tetap terkena serangan jantung? Mari kita bahas satu persatu.

LDL yang susah untuk dilacak

Dalam berbagai kasus serangan jantung, tidak jarang dalam tes darah parah pasien terjadi kesalahan. LDL (Low Density Lipoprotein) dengan bentuknya yang kecil dan padat memiliki teman yang lebih berbahaya dari dirinya yaitu SDLDL. SDLDL atau Small Dense LDL adalah kolestrol yang paling jahat dikarenakan bentuknya yang lebih kecil lagi dari LDL sehingga lebih sulit untuk dilacak. Karena ukurannya yang sangat kecil, SDLDL dapat dengan leluasa masuk ke pembuluh darah intima. 

Kemudian SDSL yang sudah masuk ke pembuluh darah akan mudah teroksidasi oleh senyawa radikal bebas membentuk yang dinamakan LDL teroksidasi (oxidized LDL). Setelah itu, LDL yang teroksidasi mulai menempel di dinding poembuluh darah dan mulai membentuk sel busa yang menutup dinding pembuluh darah. Dari beberapa kasus sering menunjukan bahwa beberapa orang memang tidak memiliki LDL, tetapi didalam dirinya memiliki SDLDL, sehingga pemeriksaan lebih lanjut dibutuhkan bagi beberapa pasien serangan jantung.  

Peradangan pada jantung

Miokarditis atau peradangan jantung juga sering terjadi pada pasien serangan jantung. Miokarditis ditandai oleh perdangan pada lapisan otot dinding jantung dimana otot itu berfungsi untuk memompa darah keluar masuk dari jantung. Jadi jika otot mengalami peradangan maka jantung tidak akan bisa memompa darah dengan baik sehingga pada kasus ekstrimnya dapat menyebabkan serangan jantung. Miokarditis disebabkan oleh virus, bakteri, atau infeksi jamur yang mencoba menyerang tubuh tetapi dihadang oleh sistem imun yang menghasilkan zat kimia untuk membunuh antigen tersebut. Zat tersebut dinamakan protein c, dimana protein c yang terlalu banyak dalam diri manusia dapat menyebabkan serangan jantung. Sehingga protein c bisa menjadi tolak ukur seberapa parah penyakit jantung pasien.

usia dan jenis kelamin

Orang-orang yang sudah menginjak usia tua, atau pagi pria yang menginjak usia 45 tahun dan wanita pada usia 55 tahun akan lebih mudah terkena serangan jantung. Semua ini dikarenakan semakin tua seseorang makan semakin hilangnya keelastisan dari pembuluh darah, terutama arteri akan cenderung lebih kaku. 

Selain itu, setelah diteliti dikatakan bahwa pria akan lebih mudah terkena serangan jantung dibandingkan laki-laki. Jetty Sedyawan, ahli jantung mengatakan bahwa perempuan 10 tahun lebih terlambat untuk terkena serangan jantung dibanding pria. Semua ini dikarenakan oleh faktor hormonal seorang wanita. Wanita yang belum mencapai masa menopause akan menghasilkan banyak hormon estrogen yang menyebabkan pembuluh darahnya lentur sehingga sulit terkena serangan  jantung. Tetapi jika wanita sudah menginjak masa menopause, ia akan sama rentannya dengan pria karena homon estrogen sudah tidak lagi diproduksi.

Hipertensi

            Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa diibaratkan seperti mengangkat beban lebih. Jantung yang merupakan otot-otot yang memompa darah tanpa berhenti akan terus memompa darah walaupun kita sedang tertidur. Bayangkan dalam keadaan seperti itu jantung harus mengangkat beban yang lebih berat dari pada normalnya, maka jantung akan membesar. Jantung yang membesar akan mengalami pembengkakan dan pengerasan jika dibiarkan terus menerus. Selain itu jantung yang membesar dan kaku, juga akan mempersempit paru-paru sehingga kita akan lebih sulit menghirup udara dan mengakibatkan pasokan oksigen dalam tubuh kita berkurang.

Obesitas

           Obesitas sendiri dapat memicu terjadinya serangan jantung. Pada obesitas terjadi peningkatan jaringan lemak dalam diri manusia, sehingga aliran darah ke jaringan lemak berkurang. Maka untuk menangani masalah ini tubuh harus meningkatkan aliran darah yang keluar dari jantung, dengan tujuan mencukupi kebutuhan metabolisme jaringan lemak. Alhasil adalah jantung harus membesar untuk memompa lebih banyak darah. Selain itu, individu yang terkena obesitas akan menghasilkan senyawa berlebih bernama PAT di ujung-ujung tubuh untuk mengatur sirkulasi mikro yang berhubungan dengan tekanan darah. 

PAT ini akan mempengaruhi sistem kerja otot dan juga pembuluh darah, sehingga pembuluh darah kita akan menyempit. Maka akibatnya adalah kita akan mengalami tekanan darah tinggi. Walaupun tekanan darah tidak meningkat tubuh kita juga akan menerima bobot yang lebih berat. Saat itu ruang jantung akan berkurang, sehingga kemampuannya untuk meremas menjadi berkuraang. Jantung kita akan melemah dan darah yang dipompa menjadi sedikit, sehingga hasilnya adalah gagal jantung yang bisa berujung pada serangan jantung.

Riwayat keluarga

           Ternyata dari sebuah penilitian, riwayat kesehatan keluarga juga berpengaruh dalam penyakit serangan jantung. Dinyatakan oleh para dokter bahwa jika seseorang memiliki orang tua yang terkena penyakit serangan jantung, maka orang itu akan 2 kali lebih mudah terkena serangan jantung dari pada orang pada normalnya. Ini semua dipengaruhi oleh gen yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Kita tahu bahwa gen orangtualah yang berperan aktif dalam gen anaknya. Jadi kode gen ayah yang rusak terbawa oleh sperma, jika gen tersebut kuat dan dominan, maka kerusakan gen ini akan turun kepada anaknya sehingga penyakit bisa diturunkan

Penggunaan obat-obat terlarang

           Obat-obat terlarang yang berjenis stimulan seperti kokain, shabu dan kristal meth diduga bisa menyempitkan pembuluh koroner, menyebabkan kekurangan oksigen dalam diri manusia yang dapat memicu terjadinya serangan jantung. Contoh berbahaya adalah kokain yang jadi penyebab dari kematian di usia muda.

Diabetes tipe-1 (autoimun)

           Diabetes tipe-1 adalah salah satu diabetes yang disebabkan oleh serangan sistem kekebalan tubuh pada sel-sel di pankreas yang tugasnya memproduksi insulin. Hasilnya penurunan insulin yang ada dalam tubuh manusia, menyebabkan tidak terkontrolnya jumlah gula darah di tubuh. Penyakit ini bisa menyebabkan terjadinya serangan jantung akibat saluran peredaran darah tersumbat oleh plak-plak di dalam peredaran darah

Gaya hidup

Gaya hidup yang tidak sehat seperti, kebiasaan kita untuk merokok juga dapat mempercepat diri kita terkena serangan jantung. Setelah diteliti, rokok dapat menyebabkan penebalan arteri, kerusakan arteri, dan penumpukan lemak pada jaringan darah, hal ini lah yang menyebabkan rokok menjadikan diri kita 4 kali lebih rentan serangan jantung. Minum-minuman keras juga diduga menjadi penyebab terjadinya serangan jantung. 

Semua itu dikarenakan alkohol dapat menyebabkan tingginya tekanan darah dengan tidak wajar. Kondisi yang akan terjadi adalah otot-otot jantung yang akan mulai melemah karenya. Bahkan bisa jadi penyebabkan dari cardiomyopathy yang artinya penyumbatan pada arteri yang menuju pada serangan jantung. Jika pasien tetap terus minum, biasanya cardiomyopathy bisa membunuh pengidapnya dalam waktu 4 tahun. 

Banyak penderita penyakit jantung juga termasuk orang-orang yang tidak melakukan olah raga secara tidak teratur. Semua itu dikarenakan jantung yang tidak dilatih otot-ototnya untuk lebih lentur sehingga saat tua penurunan kualitas jantung sangat drastis dan rentan terkena serengan jantung. Jarangnya olahraga juga dapat mengakibatkan tingginya kemungkinan terkena penyakit obesitas dan hipertensi. Hidup di perkotaan yang penuh dengan polusi juga dapat meningkatkan radikal bebas yang bisa juga meningkatkan kemungkinan terkena serangan jantung.

           Serangan jantung merupakan yang mengerikan, tidak ada dari semua orang yang ingin terkena penyakit tersebut. Maka dari itu, pencegahan lebih baik untuk dilakukan apalagi hasil penyakitnya juga sangat fatal. Maka dari itu, saran dari saya adalah jaga kesehatan dengan berolahraga secara teratur minimal 2 kali dalam seminggu, tidak minum minuman keras, makan sayur-sayuran, mengurangi konsumsi lemak dan gula yang berlebih, dan hidup terhindar dari narkoba. Jangan lupa check up ke dokter jika mengalami gejala-gejala seperti dada yang sakit, sesak napas, jantung berdebar-debar, sering pusing yang dapat berujung pingsan. Maka kata-kata penutup dari saya, tetap sehat dan terus beraktifitas dengan bahagia. Saya meminta maaf jika ada kesalahan dalam berkata-kata, terimakasih sudah membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun