Mohon tunggu...
Kaldera Fantasi
Kaldera Fantasi Mohon Tunggu... -

Pecinta dunia fiksi fantasi. Komunitas pecinta fiksi fantasi. Hadir pula di www.facebook.com/groups/kalfa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sebelum Saya Menonton The Dark Knight Rises

25 Juli 2012   08:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:38 2833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya berakhir. Begitulah kira-kira kalimat yang dapat menggambarkan korelasi antara Christopher Nolan dengan serial Batman. Film The Dark Knight Rises yang ditayangkan pada bulan Juli 2012 akan menjadi layar terakhir bagi Nolan dalam menyutradarai si manusia kelelawar. Sejak menggawangi film bioskop Batman pada tahun 2005 boleh dibilang, sutradara kelahiran Inggris tersebut sukses menghadirkan cerita yang memiliki kedalaman filosofis dan memadukannya dengan penjualan tiket yang sukses besar. Boleh dikata setelah mengalami ‘masa kegelapan’ dengan Batman (1989)-Batman Returns (1992)-Batman Forever (1995)-Batman&Robin (1997), Nolan berhasil membawa film bioskop Batman ke masa pencerahan.

Dalam sentuhan pertamanya Batman Begins (2005), Nolan mengamit sejumlah nama yang telah memiliki rekam jejak acting mumpuni sebut saja Gary Oldman, Morgan Freeman, Ken Watanabe, Michael Caine. Lawan yang dipilih dalam edisi awal ini juga relatif keluar dari pakem yang dikenal luas. Bukan Joker, Pinguin, Two-Face, ataupun Riddler, melainkan yang dipilih ialah Ra’s Al Ghul dan The Scarecrow. Ra’s Al Ghul dalam film Batman Begins merupakan mentor dari Bruce Wayne yang nelangsa dan dalam proses pencarian jatidiri. Ilusi tentang tokoh sebenarnya Ra’s Al Ghul disajikan di film Batman Begins ini.

Adapun The Scarecrow/Dr.Crane yang diperankan oleh Cillian Murphy memainkan psikologi ketakutan. Bagaimana ketakutan terdalam dari tiap orang mampu menghadirkan monster. Dari pilihan lawan yang tampil di panggung, dapat dilihat bagaimana Nolan memakai musuh ideologis. Musuh yang memiliki kecerdasan, ide, pemikiran, dan kegilaan. Nolan tidak mengkreasi musuh dari Batman sebagai musuh yang sekadar ber-fashion ganjil, nerd, ataupun memiliki kekuatan tertentu. Pilihan ini menjadikan film Batman bernas, tidak sekadar tokoh dengan busana tak lazim saling bertarung.

Pada film The Dark Knight (2008), pilihan musuh dari Nolan juga menarik untuk ditelusuri. Joker si musuh bebuyutan dan utama sudah pasti masuk disini. Terlebih di ending Batman Begins telah terdapat sinyal siapa rival berikutnya yang akan dihadapi. Angle yang digunakan dalam menghadirkan musuh berikutnya yakni Two-Face terasa benar-benar blend. Two-Face awalnya ialah Harvey Dent seorang jaksa penuntut yang berjuang gigih untuk menaklukkan kejahatan dan membawa para penjahat menuju penghukuman. Harvey Dent si ksatria putih ini lalu mengalami percabangan peran secara dramatis. Joker dengan jenius, cerkas, berhasil memprovokasi sisi kelam dari Harvey Dent. Ia menculik Rachel, si tunangan Harvey. Batman dan kepolisian Gotham dihadapkan pada pilihan untuk menyelamatkan Harvey dan Rachel. Strategi pertukaran alamat yang dilakukan oleh Joker berbuah pada selamatnya Harvey dan meninggalnya Rachel. Bagaimana Joker mampu mensubtitusi informasi antara 250 52nd street dan Avenue X at Cicero. Namun Harvey yang selamat, adalah Harvey yang terluka dan terbelah. Secara fisik, wajahnya terbakar dan menimbulkan kengerian dengan daging yang terlihat.

Harvey pun mencari hulu dari pengkhianatan. Ia menjadi seorang vigilante. Ia melupakan supremasi hukum yang dahulu diperjuangkannya. Harvey melakukan pengadilan jalanan dan membasmi penegak hukum yang membantu Joker dalam menculik Rachel. Harvey berubah menjadi Two-Face yang mempercayakan keadilan pada lemparan koinnya. Sang ksatria putih telah jatuh menjadi penjahat. Hal yang tak dapat dilepaskan dari provokasi Joker. Proses menjadi Two-Face merupakan pilihan cerdas yang dipilih dalam cerita The Dark Knight. Bagaimana dua penjahat mampu tertampil dengan unsur drama yang kuat. Anda bisa komparasikan dengan film Batman Forever di era terdahulu bagaimana Riddler dan Two-Face yang relatif tanpa sentuhan drama dan sekadar orang sinting dengan busana tampilan freak.

Siapa rival dari Batman dalam The Dark Knight Rises merupakan hal yang menjadi enigma selepas tayangnya The Dark Knight. Begitu diumumkan bahwa Batman akan menghadapi Bane dan Catwoman, saya ingat ketika waktu lampau tersebut, langsunglah saya lurking siapa itu Bane. Bane memenuhi unsur musuh ideologis yang menjadi karakter dari dua film sebelumnya. Mengutip dari wikipedia:

Bane is highly intelligent; in Bane of the Demon, Ra’s al Ghul says that Bane "has a mind equal to the greatest he has known (Although Talia dismisses Bane's intellect as the cunning of an animal rather than the cultured, trained intellect of Batman)." In prison, he taught himself various scientific disciplines equal to the level of understanding of leading experts in those fields. He knows six active languages and at least two additional arcane and dead ones. Among these are Spanish, English, Urdu, Persian, and Latin. The Bane of the Demon storyline reveals that he has an eidetic memory. Within one year, he is able to deduce Batman's secret identity.

Pencarian saya di dunia internet terhadap sosok Bane ini sekaligus meluruhkan konsep tukang jagal bodoh yang sempat singgah di pikiran saya. Basis alasannya tentu saja film Batman&Robin. Di film Batman&Robin, Bane berperan sebagai algojo di bawah asuhan Poison Ivy.

Bane dalam film The Dark Knight Rises diperankan oleh Tom Hardy. Sebelumnya Tom Hardy berperan sebagai Eames di film Inception. Buat Anda yang penggemar film Inception (2010) bolehlah dikatakan terjadi bedol desa dari para pemeran film Inception ke film The Dark Knight Rises. Marion Cottilard, Tom Hardy, Joseph Gordon-Levitt juga ikut urun dalam film The Dark Knight Rises. Marion Cottilard berperan sebagai Miranda/Talia Al Ghul, sedangkan Joseph Gordon-Levitt sebagai Blake. Boleh dikatakan Christopher Nolan merupakan sosok yang setia terhadap bintang yang dipilihnya. Lihat saja bagaimana Ken Watanabe yang berperan sebagai Ra’s Al Ghul palsu (Batman Begins), Saito (Inception).

Adapun plot cerita dari The Dark Knight Rises bersetting 8 tahun setelah kematian Harvey Dent. Batman dari pahlawan yang dipuja menjadi pesakitan yang diburu. Adapun roman dalam kisah ini dimungkinkan dengan adanya Catwoman (Anne Hathaway) dan Talia Al Ghul (Marrion Cottilard). Talia Al Ghul sendiri dalam versi komik memiliki anak laki-laki dimana ayah biologisnya adalah Bruce Wayne. Sisi romantisme yang kecut boleh dibilang menjadi magnet kekuatan dari narasi dari film yang disutradarai oleh Nolan. Lihat saja bagaimana kisah pilu antara Cobb dengan Mal di film Inception. Bagaimana Cobb yang terus dihantui rasa bersalah dikarenakan menanamkan ide kepada Mal yang berujung kepada kematian sang istri.

Kisah romansa Bruce Wayne di film Batman besutan Christopher Nolan merupakan cerita cinta yang tragis. Dalam film Batman Begins, relasi Bruce-Rachel tergerus dikarenakan pencarian jati diri dari sang protagonis selama 7 tahun. Di film The Dark Knight, kisahnya lebih miris lagi. Rachel bertunangan dengan Harvey Dent, untuk kemudian menemui kulminasi kekecewaan dengan tak terselamatkannya Rachel dari ledakan. Lalu bagaimanakah ujung dari cerita romansa Bruce Wayne pada serial penutup yang disutradarai oleh Nolan ini?

Nolan sendiri akan menjadi produser di film Superman Man of Steel yang akan tayang pada tahun 2013. Memang sempat beredar isu bahwa Nolan akan memegang nakhoda film Justice League yang akan dibuat sebagai tandingan dari The Avengers yang sukses secara finansial. Namun Nolan telah menampik untuk ikut ambil bagian dalam Justice League. Ia menyatakan keterlibatannya dengan Batman sudah berakhir dengan selesainya The Dark Knight Rises. “Sudah selesai apa yang kami kerjakan dengan ‘Batman’. Ini bagian terakhir keterlibatan saya dengan karakter ini,” ucapnya. Nolan percaya bahwa karakter Batman besutannya akan hidup lebih lama dari film-film yang sudah dibuat. “Meski kita berhenti membuat versi baru, yang hebat dari ‘Batman’ adalah ia tetap hidup untuk generasi mendatang yang bebas untuk menginterpretasikannya,” ucap Christopher Nolan (Republika, Sabtu 14 Juli 2012).

Menarik ditunggu film The Dark Knight Rises. Sebuah konklusi yang epik, semoga.
{fin}

Kalfa (Kaldera Fantasi) merupakan komunitas dengan titik fokus pada fiksi fantasi. Ada beberapa distrik yang kami coba jelajahi yakni: Buku-Film-Games-Japan/Anime-Komik.

Hadir juga di www.facebook.com/groups/kalfa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun