Mohon tunggu...
Kalasok
Kalasok Mohon Tunggu... -

Melihat dari sisi lain yang berbeda

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Serangan Teroris di Myanmar, Dunia Tutup Mata

20 Oktober 2016   17:13 Diperbarui: 20 Oktober 2016   18:17 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para guru dan pegawai sipil di dermaga sungai di Sittwe setelah melarikan diri dari serangan di Maungdaw, Rakhine, Myanmar. Foto: RFA - AFP

Etnis Bengali berdasarkan bahasa dan warna kulitnya mereka memang berasal dari daerah Benggala (meliputi wilayah Bangladesh) termasuk di daerah perbatasan Myanmar. Permasalahan muncul saat sebagian dari etnis Bengali tersebut tidak mau menerima disebut sebagai etnis Bengali (etnis yang diakui Pemerintah Myanmar) tetapi justru mengklaim diri sebagai etnis "Rohingya" yang tidak ada dalam sejarah Myanmar. 

Hingga Rabu (19/10/2016), seperti yang diberitakan Eleven Myanmar, lebih dari 1.700 orang etnis Rakhine dari desa-desa Maungdaw (mayoritas penduduknya Muslim) mengungsi di kamp-kamp di Maungdaw dan Buthidaung.

Meskipun tragedi ini telah berlangsung dua pekan, namun belum tampak organisasi-organisasi kemanusiaan internasional maupun media-media berita utama (khususnya Indonesia) yang menyoroti secara gencar dan khusus terhadap hal ini termasuk terhadap para pengungsi, seakan menutup mata akan peristiwa ini.

Bahkan terdengar suara sumbang yang tak berdasar mengatakan bahwa itu akibat Myanmar melakukan diskriminasi terhadap etnis Bengali yang mengklaim diri sebagai "Rohingya". Padahal  pemberontakan Muslim terhadap pemerintah Myanmar yang sah telah berlangsung lama dan disinyalir bukan karena faktor ekonomi semata tetapi yang dominan terkait dengan ideologi atau agama yang melarang umat Islam untuk memiliki maupun memilih pemimpin dari kalangan non-Muslim (Surah Al-Maidah 51)*. Faktor yang terakhir tersebut diduga juga merupakan alasan di balik pemberontakan-pemberontakan Muslim yang terjadi di negara-negara ASEAN berpemimpin non-Muslim seperti di Thailand Selatan dan Filipina Selatan.

Menurut Menteri Uni Perbatasan Letnan Jenderal Ye Aung, Rabu (19/10/2016) mengatakan dua belas kamp keamanan utama tambahan akan dibangun lagi di desa-desa etnis di Maungdaw, Rakhine. Ia juga berjanji untuk menggandakan keamanan kota. [Kalasok]

*Tafsir MUI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun