Ku ingin menyapamu di balik cahaya
Ku tak tahan dengan semua kegelapan
Berhentilah menghantuiku...
Aku mohon tolong pergi tinggalkan aku
Jangan kau jauhkan aku dari hidupku
Bayang adalah puisi pertama dari Tiga Puisi Introspeksi, yang menceritakan tentang tiga orang dengan masalah psikologisnya masing-masing. Aku membuat Bayang mungkin ketika aku pertama kali tertarik dengan psikologi (sekitar tahun 2010 atau 2011), dan salah satu tema besar yang aku sukai adalah psikopati. Walaupun pada saat itu aku tidak kena sasaran tentang psikopati, Bayang tetap mewakilkan ciri seorang psikopat: egois dan tidak punya empati. Hanya saja, Bayang tidak membahas tentang psikopati si orang psikotik, melainkan prosesregresi yang terjadi kepadanya.
Regresi sendiri adalah istilah psikologis, dan merupakan salah satu mekanisme pertahanan yang dibahas oleh Sigmund Freud. Regresi terjadi ketika seseorang menghadapi masalah dan menanggapinya dengan cara kekanak-kanakan (atau setidaknya dengan cara yang dipakai pada tahap perkembangan sebelumnya dari orang itu), ketimbang dengan cara adaptif.Â
Gampangnya, regresi itu terjadi seperti ini: anak baru lulus SMA diospek saat kuliah dan menyelesaikan masalah perkuliahan sebagaimana ia menyelesaikan masalahnya di SMA, ketimbang beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan. Mungkin terdengar alamiah, tapi regresi juga bisa seperti ini: anak kuliahan yang sedang sidang skripsi menyelesaikan masalahnya dengan merengek dan menangis di depan dosen, sebagaimana seorang anak bayi merengek dan menangis di depan ibunya untuk menyelesaikan masalahnya (kelaparan, ingin main, atau hal-hal aneh lain yang dilakukan oleh bayi). Jika mau eksplisit, ada beberapa wanita yang menyadari bahwa ketika mereka merayudan mencumbu lelaki, mereka bisa dapat uang/kasih sayang/kepedulian/apa yang mereka mau, dan menyelesaikan masalah kalau ada masalah dengan si lelaki itu.Â
Mungkin lelaki itu pacar, mungkin lelaki itu teman, atau malah orang-orang terdekat yang pernah melecehkan wanita-wanita tersebut waktu masih kecil. Akhirnya ketika dosen laki-laki yang menilai skripsi mengancam wanita ini akan kegagalan, wanita itu bisa saja melakukan regresi dan menawarkan si dosen sesuatu yang nakal.Â
Nah, seorang psikopat bisa melakukan regresi yang jauh lebih ekstrim, mengingat ia tidak mempunyai empati dan sangat egois. Mungkin waktu kecil ia baru mendapat perhatian ibunya yang selalu arisan di rumah sebelah dengan cara membunuh kucing tetangga, dan ia berhasil mendapat perhatian si ibu meskipun sifatnya negatif. Hal ini bisa terulang di masa depan, mungkin lebih parah seperti membunuh manusia atau membunuh dirinya sendiri. Dan Bayang, membahas tentang seorang psikopat yang mengalami proses regresi, dan ingin bunuh diri untuk menyelesaikan masalahnya.Â
Hanya saja, yang terpuisikan bukanlah pikiran atau perilaku psikopat itu sendiri. Yang terpuisikan adalah, tidak lain dan tidak bukan, empati si psikopat yang masih tersisa, yang tersembunyi jauh di dalam lubuk hatinya, yang berusaha sekuat tenaga untuk mengusir jauh-jauh psikopati si psikopat agar ia hidup normal dan tidak perlu mati gara-gara dikonsumsi oleh egonya sendiri.