Mohon tunggu...
Inovasi

3 Hal yang Perlu Diwaspadai dari Pemasangan Iklan Melalui Ad Network

17 Mei 2015   10:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:54 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini sebagian besar advertiser memilih menggunakan Ad Network dalam menyebarkan iklan karena jangkauannya yang sangat luas. Terutama dengan metode programmatic buying yang konon mampu melakukan profiling terhadap pengunjung website.

Namun ada beberapa masalah yang akan muncul ketika menggunakan metode ini, dan perlu diwaspadai.

1. Bukti Tayang

Karena skema penyebarannya yang luas dan algoritma tayang yang rumit, umumnya perusahaan ad network tidak menunjukkan bukti tayang berupa printscreen yang umumnya disediakan pada pemasangan iklan secara direct placement.

Hal ini terjadi karena:


  • Penyedia jaringan pubisher sendiri tidak bisa memastikan dimana saja iklan akan tayang
  • Kalaupun kita tahu dimana saja iklan kita akan tayang, mekanisme bidding tidak memungkinkan adanya kepastian waktu dan seberapa sering iklan tayang.


2. Transparansi Biaya

Skenario yang umumnya terjadi saat sebuah agency melakukan pemasangan iklan adalah sebagai berikut.

Agency melakukan negosiasi dengan ad network sebesar, misalnya, CPM Rp.50,000 dengan total budget Rp.100,000,000. Dengan demikian dapat diprediksi impresi yang terjadi ada di angka 2jt impresi.

Dengan target 2jt impresi tersebut, Ad network kemudian mengalokasikan Rp. 10,000,000 dari budget tersebut untuk membeli spot di website premium yang memiliki nilai CPM Rp.100,000. Lalu budget sebesar Rp. 50,000,000 akan dialokasikan ke website-website kecil yang memiliki nilai CPM Rp. 25,000.

Dengan demikian maka impresi yang terjadi adalah 100,000 (di website premium) + 2,000,000 (di website non-premium) = 2,1jt impresi. Target terpenuhi, dan klien senang karena mendapat printscreen dari iklan yang tayang di website premium.

Mekanisme ini tidak transparan, dan berpotensi disalahgunakan

3. Publisher yang Tidak Relevan

Karena ad network terdiri dari ribuan publisher dengan profil yang berbeda-beda, ada kemungkinan iklan akan tayang di publisher yang memiliki karakter yang berbeda dari profil produk yang diiklankan. Hal ini akan berpotensi mencederai brand image dari produk tersebut.

Walaupun pihak ad network meng-klaim bahwa ada pengkategorian publisher, tidak memungkinkannya pengawasan langsung akan tetap membuka celah besar terhadap masalah ini.

Jadi coba pastikan hal-hal tersebut kepada digital agency atau ad network yang Anda gunakan, agar resiko yang mungkin terjadi dapat dipahami bersama.

Salaam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun