Mohon tunggu...
Susilo Adi Pratomo
Susilo Adi Pratomo Mohon Tunggu... Guru - Guru BK SMAN 1 Mejobo

Guru dan Entepreuner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Kolaborasi Mewujudkan Iklim Kondusifias Sekolah

16 Maret 2024   14:47 Diperbarui: 16 Maret 2024   14:52 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemberdayaan SDM ini dapat dijabarkan menjadi beberapa hal terkait peran dan kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :

  • Diskusi dengan bapak kepala sekolah bersama wakil kepala sekolah merencanakan program
  • Membagi kelompok-kelompok bapak Ibu Guru melaksanakan diskusi penciptaan iklim kondusif sekolah
  • Mengoptimalkan peran guru bimbingan konseling dalam menyusun asesmen kesejahteraan psikologis hingga melaksanakan layanan konseling untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis murid di sekolah.
  • Mengumpulkan personel STP2K di sekolah untuk senantiasa memberikan layanan yang berorientasi pada memandirikan, murid berubah sesuai dengan potensinya. Pada tahun ajaran ini kami bersepakat meniadakan hukuman, memberikan bimbingan kepada siswa yang melanggar kesepakatan sekolah serta secara humanis memberikan layanan pendidikan kepada para siswa
  • Memberikan ruang diskusi seluruh perwakilan kelas meyuarakan tentang keadaan kelas serta uoaya bersama dalam membangun disiplin positif di sekolah.
  • Para murid yang tergabung di OSIS dan MPK didorong untuk mempromosikan sekolah menjadi taman-taman yang indah untuk belajar, melek akan bullying, bebas narkoba dan menggaungkan kesehatan reproduksi
  • Memilih agen perubahan sebagai konselor teman sebaya untuk membantu sekolah menyelesaikan kasus bullying dari pencegahan hingga kuratif.
  • Memberikan pelatihan secara berkala kepada para agen perubahan sembari memantau progress yang dimiliki dengan setiap kasus bullying yang sedang dan dalam penanganan.
  • Mengoptimalkan peran komunitas belajar dalam memantau perkembangan program dan refleksi bersama untuk memperbaiki program yang telah berjalan.


Aksi

image : Susilo Adi (SK Lindumala)
image : Susilo Adi (SK Lindumala)

Langkah-langkah yang dilakukan berdasarkan peran dan tanggung jawab masing-masing dalam program. Strategi kolaboratif antara guru dan murid menjadi ujung tombak semua program yang dilaksanakan. Guru dan murid memiliki peran dalam merencanakan , melaksanakan dan merefleksikan perbaikan program. Secara pribadi penulis sebagai guru BK menyusun asesmen diagnostic serta menjalankan perannya sebagai usaha meningkatkan well-being atau kesejahteraan psikologis para murid.

Pertemuan dengan Bapak Ibu Guru untuk berdiskusi dilaksanakan secara rutin setiap hari jumat pukul 13.00-14.30  untuk membicarakan isu, melaporkan kejadian, mendiskusikan pemecahan masalah hingga merefleksikan hasil perbaikan. Proses ini menjadi salah satu perbedaan mendasar program pada kurikulum sebelumnya dengan kurikulum sekarang yang sangat mengutamakan kolaborasi.

Pertemuan dengan OSIS, MPK dana gen perubahan konselor sebaya juga dilaksanakan seminggu sekali bersamaan dengan usaha pembimbingan organisasi kesiswaan . dalam pertemuan ini para murid yang diajak berkolaborasi melaporkan hasil-hasil kerja yang dilaksanakan selama 1 minggu. Proses diskusi dengan murid membawa iklim kondusif saling meberikan semangat untuk bermanfaat untuk diri hingga orang lain.

Proses aksi implementasi 

Hasil dari aksi yang telah dilakukan oleh bapak ibu guru yang paling konkret adalah sekarang tidak ada lagi hukuman yang diberikan kepada para siswa telat atau melanggar kesepakatan kelas, selanjutnya bapak ibu guru juga secara berangsur-angsur dapat mulai terbiasa membangun komunikasi dua arah dengan para murid hingga menyusun sebuah restuti bersama berdasar pada passion murid yang ingin dikembangkan (passionate restitution).

Selanjutnya untuk usaha penanggulangan bullying apabila dicermati ternyata para murid di sekolah sudah dari awal mengalami tindak bullying, itu dirasakan serta membekas hingga sekarang, semakin banyak agen perubahan bekerja semakin mereka tahu dunia bullying di sekolah.  Hal ini menjadi PR bersama bukan berarti usaha penanggulangan bullying itu tidak sukses namun ketidaktahuan-ketidaktahuan para murid akan bullying semakin meningkat, usaha untuk membukanya semakin meningkat, dan tantangan yang dihadapi oleh para agen perubahan sekaligus guru juga semakin meningkat. Hal ini menjadi lampu hijau yang indah karena upaya penanggulangan bullying semakin menunjukkan hasilnya. Penulis menyadari bahwa bullying merupakan salah satu dosa di pendidikan bersifat seperti fenomena gunung es yang tampak di permukaan kecil namun sebenarnya di dalamnya luar biasa banyaknya.

Dalam aspek well-being penulis juga berhasil mengembangkan aplikasi pengukur wellbeing sehingga dengan mudah mengetahui kategori kesejahteraan psikologis para murid. Dari data ini penulis memanggil para murid yang memiliki tingkat kesejahteraan psikologis rendah, memberikan layanan yang sesuai salah satunya konseling kelompok. Secara ilmiah penulis juga mengukur tingkat keberhasilan peningkatan kesejahteraan psikologis para murid menggunakan konseling kelompok. Penulis menggunakan  uji Wilxocon untuk mengukur keberhasilan konseling dan didapatkan hasil peningkatan kesejahteraan psikologis pada konseling kelompok Well-Being Therapy (Z = -2.36, p<0.05), konseling kelompok Cognitive Behavior Therapy (Z = -2.36, p<0.05), dan bimbingan kelompok tugas well-being (Z = -2.37, p<0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan semua kelompok memiliki peningkatan kesejahteraan psikologis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun