Menurut Singgih, peristiwa tersebut menunjukkan bahwa Pancasila tetap relevan dan kuat dalam menghadapi berbagai tantangan sejarah Indonesia. "Hari Kesaktian Pancasila menandakan kemenangan ideologi ini pada 1 Oktober 1965, ketika ancaman kudeta berhasil digagalkan," jelasnya.
Ia juga menjelaskan perbedaan antara Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila. "Hari Lahir Pancasila merayakan kelahiran Pancasila sebagai ideologi negara pada 1945, sementara Hari Kesaktian Pancasila memperingati keberhasilan ideologi ini menghadapi tantangan dari ideologi lain," tambahnya.
Pancasila memiliki makna simbolis yang kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. "Dengan keberagaman suku, agama, dan golongan, Pancasila berhasil menciptakan harmoni di tengah perbedaan," ujar Singgih.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila mengingatkan kita bahwa ideologi ini adalah yang paling sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Di era modern, tantangan terhadap Pancasila semakin beragam, termasuk pengaruh ideologi transnasional yang mengancam integrasi bangsa. "Pancasila tetap relevan di era modern ini dan menjadi benteng terhadap ancaman ideologi asing yang tidak sejalan dengan jati diri bangsa. Sosialisasi nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan keteladanan sangatlah penting," tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H