Mohon tunggu...
Priyono
Priyono Mohon Tunggu... Guru - A teacher, tutor and a loving father

Seorang ayah dan praktisi pendidikan yang peduli terhadap dunia pendidikan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sistem Zonasi, Solusi Pemerataan atau Sumber Ketidakadilan?

12 Desember 2019   16:43 Diperbarui: 12 Desember 2019   16:47 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain menteri Nadiem juga membuka kelonggaran pada jalur prestasi yang memiliki presentase kursi 0-30%, diharapkan jalur prestasi ini mampu mengakomodir siswa-siswa pintar yang kesulitan mencari sekolah terdekat dari tempat tinggalnya untuk dapat diterima di sekolah negeri.

Sebagai penutup, suatu fakta bahwa PPDB sistem zonasi 2019 kemarin memunculkan masalah-masalah yang menimbulkan ketidakadilan pada sebagian siswa peserta PPDB tahun itu.

Harapan penulis semoga bapak menteri Nadiem yang memutuskan untuk tetap menyelenggarakan PPDB dengan sistem zonasi dan meniadakan UN bisa menemukan solusi untuk masalah-masalah tersebut dengan kebijakan Merdeka Belajarnya.

Namun penulis perlu mengingatkan bahwa masalah pemerataan pendidikan bukanlah masalah yang sederhana yang akan selesai dengan program zonasi saja, masih banyak PR-PR yang mesti diselesaikan berkaitan dengan pemerataan pendidikan seperti ketidakmerataan fasilitas pendidikan di berbagai daerah, berkumpulnya guru-guru di kota-kota besar dan kekurangan guru di tempat-tempat terpencil. 

[1] Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomer 51 tahun 2018

[2]https://www.oecd.org/pisa/Combined_Executive_Summaries_PISA_2018.pdf

[3] https://wartakota.tribunnews.com/2019/06/20/kpai-ada-9-masalah-utama-di-ppdb-sistem-zonasi.

[4] https://depokkota.bps.go.id/statictable/2019/10/18/56/jumlah-penduduk-menurut-kecamatan-dan-jenis-kelamin-jiwa-2018.html 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun