Mohon tunggu...
Joy Derry Sasmita
Joy Derry Sasmita Mohon Tunggu... Guru - menulis untuk mengabdikan diri, dan mengabadikan sejarah

Guru, Praktisi, Trainer, Tutor, Homeschooling, Sekolah Rumah, Sekolah Kesetaraan, PKBM, dan Bimbingan Belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Corona Mengingatkan Setiap Diri Punya Ajal

18 April 2020   10:32 Diperbarui: 5 Agustus 2020   17:33 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tiap-tiap umat mempunyai ajal; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat memajukannya"

Setiap diri punya ajal, setiap umat punya ajal, bahkan setiap bangsa punya ajal.  Ketika ajal itu datang maka tidak ada kekuatan apapun yang dapat merubahnya. Tentunya kita bisa mendefinisikan apa itu ajal. Disinilah letak keadilan hukum kepastian Alam dari Tuhan sang pencipta (Kholiq). 

Sunnatullah (tradisi Allah) pasti berlaku dan selalu terikat dengan waktu (saah) yang senantiasa bergerak sesuai dengan hukum kesetimbangan (mizan). Alam tidak mungkin berdusta, alam akan selalu menjadi hakim paling adil, karena alam telah dan selalu tunduk patuh (aslim, aslama) pada garis ketetapan sang Pencipta. Virus  bagian dari alam, terlepas perdebatan virus mahluk hidup atau bukan. Jika dikatakan hidup, dia punya fungsi, begitupun jika dikatakan mati,  dia juga tetap punya fungsi. Tidak ada yang tidak bermanfaat(bathil) dari apa yang diciptakan Tuhan. 

Namun, hanya pada dimensi manusia-lah, 'disunnahkan' sebuah pilihan. karena manusia adalah mahluk yang dilengkapi akal pikiran. Nantinya, apakah akal akan difungsikan untuk mengikuti aturan dan hukum alam, atau difungsikan untuk menentang (kafir) hukum alam. Hukum alam tentunya sudah pasti hukum Tuhan. Tuhan dan Alam adalah hal yang tak terpisahkan (Tauhid), Tuhan menjadi dimensi bathiniyah (Ghoib), sementara alam menjadi dimensi lahiriah (zohir). Secara objektif dan ilmiah, Alam adalah simbol dari eksistensi keberadaan Tuhan. Jadi hukum alam ya hukum Tuhan.  Karena sejati hukum tersebut adalah hukum Tuhan, bukan hukum buatan manusia atau kesepakatan bangsa bangsa. Maka siapapun yang menentang hukum kepastian alam pasti mati atau musnah. Hal itu telah menjadi ketetapan yang tidak bisa berubah (la tabdillah).

Kembali ke virus. Virus menjadi bagian dari alam dan kehidupan semesta ini, virus hidup seperti batu, tubuhnya sangat amat kecil, bahkan lebih kecil dari bakteri dan sel. Virus tidak punya tindakan berdasarkan hasil keinginan sendiri yang kontinyu, berbeda dengan sel yang jelas jelas hidup dan memiliki organel. Virus bisa dikatakan hidup karena dilengkapi materi genetis, apakah hanya RNA saja  atau Hanya DNA saja. 

Itupun karena manusia memang suka sekali mengelompokkan segala sesuatunya sehingga manusia bisa mendefinisikannya. Padahal alam semesta ini tak terbatas ilmunya. Jika lihat dari konteks sejarah, dari dulu yang namanya wabah penyakit, baik virus ataupun bakteri itu pasti ada dan menyerang suatu wilayah, bahkan menjadi pandemik. Di setiap zaman ada wabah yang menyerang. Hal itu telah menjadi tradisi Tuhan yang berlaku di alam, takkala pada zaman yang diberi kekuasaan tidak mengatur alam dengan benar, dan sesuai dengan hukum kepastian alam. 

Sebagai contoh :

1. Pnemonia dan Kolera sudah ada sejak zaman yunani kuno dan tercatat dalam catatan hipocrates

2. Tifus 430 SM sejak zaman yunani, bahkan yunani kalah perang dengan sparta karena wabah ini.

3. Kusta 1550 SM menyerang mesir kuno

4. Cacar 1157 SM menyerang mesir bahkan firaun (Ramses V) mati karena virus ini.

5. Flu Spanyol tahun 1918-1919 mulai menyebar di AS kemudian merebak hingga ke Afrika Barat, Prancismenyebar hampir ke seluruh dunia. Pandemi flu ini diperkirakan menewaskan 50 juta orang di seluruh dunia.

6. HIV berasal dari gorila di Kamerun yang terjadi akibat perburuan liar hingga akhirnya menginfeksi manusia sampai saat ini.  

7.  Ebola 1976. Virus  dari monyet dan penularan aktifnya dari kelelawar buah, menginfeksi manusia sampai saat ini.

Berdasarkan fakta dan data sejarah tersebut. Hari ini munculah Covid19 yang menjadi topik utama masalah kesehatan bangsa bangsa di dunia. Belajar dari sejarah, kita tidak perlu panik, namun jangan menganggap masalah ini sepele. Hadapi dengan ilmu dan kebijaksanaan kita sebagai manusia yang berakal. Lebih baik merefleksi diri bagaimana semestinya kita hidup sebagai mahluk yang berakal. Gunakan ilmu dan janga melanggar hukum kepastian alam. Tidak ada manusia yang kebal virus. Ketika virus menginveksi seseorang, virus tidak memilih gender, suku, agama dan keyakinan. Ia bekerja berdasarkan kehendak dari hukum yang ditetapkan Tuhan. 

Wabah ini mengajarkan kita semua bahwa ada hukum yang tidak bisa dilanggar. Sehebat apapun kita, akan tetap tak berdaya dihadapan Alam. kita memang bisa memanipulasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi kita tidak bisa memanipulasi alam. Alam bekerja berdasarkan hukum kepastian (Sunnatullah) yang dari zaman ke zaman sampai sekarang tidak berubah (la tabdillah), itulah yang disebut dengan alamiah (nature), sunnah (tradisi), kitab (ketetapan) atau secara holistik kita sebut dengan sistem ketundukpatuhan alam (Din al islam). 

Mari kita merefleksikan diri dengan kaca mata ilmu (QS. 17/36).  Apakah kita telah hidup sesuai dengan hukum alam dan kehendak sang Pencipta, atau kita akan terus menjadi mahluk yang senang mengikuti keinginan hawa nafsu sendiri dan selalu mengekspoitasi alam ? (QS.45;23). 

Marilah hidup dengan cara yang benar, yang sesuai dengan tujuan penciptaan manusia itu sendiri (QS.51/56). 

Hidup yang sesuai dengan apa yang kita sering kita minta kepada Tuhan.

 "Tunjukilah kami jalan yang benar", "yaitu jalan orang orang yang diberi nikmat", "bukan jalan orang-orang dimurkai dan disesatkan"

Mari berpikir mengedepankan objektifitas ilmu, yang ilmiah dan rasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun